Hasil Wawancara Pak Hantoro Informan 4

Universitas Sumatera Utara mereka tidak menyia-nyiakan masa mudanya dengan yang tidak-tidak. Hanya hiburan-hiburan. Walau hiburan itu perlu, tapi jangan mau enaknya saja. Jadi saya mau anak ini berkembang. Saya bertujuan supaya anak ini menjadi orang yang bergunalah utnuk dirinya, keluarga, dan bangsa. Jadi kita nanti bisa berbagi dengan orang lain. Untuk suka dukanya. Harus jatuh bangun juga kita membentuk pribadi anak. Saya liat anak itu. Kayak harus, harus bisa. Bagaimana pun Tuhan menciptakan semua sama. Jadi pas lagi keterampilan mau saya bilang itu begini, “Kamu akan saya asah terus sampai tajam. Walau nanti menipis”. Begitu saya buat guyon-guyon. Karena kadang anak sulit mengerti, tapi itu tadi saya harus bisa bentuk mereka. Dulu saya diajar sama orang tua saya begini, nah dari situ saya berkaca. Saya pilihlah yang baik-baik untuk diajarkan ke anak-anak ini.

4. Hasil Wawancara Pak Hantoro Informan 4

Soal pendidikan sekolah ya. Pendidikan sekolah itu. Kan saya punya metode. Metode pembelajaran gitu. Tapi disini kan apa ya ? Sekolah itu tidak ada tantangan. Sekolah itu tidak ada tantangan karena ujian dikasih tau. Makanya anak-anak memang susah dikasih tau bagaimana metode belajar, bagaimana metode membuat berprestasi itu sulit. Karena apa ? Ah ini juga bisa, ini juga nggak apa-apa. Nah itu, jadi kelemahannya disitu. Kalo kemandirian itu sendiri menurut tanggapan bapak itu gimana Pak ? Nah kemandirian itu ya paling tidak dengan apa ya ? dengan bekerja. Hmm, inisiatif bekerja misalnya membuat masakan, kerja ini ya kerja apa aja lah. Dengan kerja di kebun, dengan mengerjakan kandang babi, seperti itu. Jadi kalo adek-adek disini terkhusus untuk anak-anak yang SD, Pak udah mandiri atau belum Pak ? Ya , kalo disini ya ada. Belajar itu juga disinikan udah jalan sendiri. Ya seperti inisiatif nyapu dan sebagainya itu kan sudah jalan. Tanpa disuruh-suruh itu Pak ? Tanpa disuruh-suruh. Tertib makan, tertib doa, semuanya sudah jalan sendiri. Kalau anak-anak yang baru masuk itu cara pendekatannya gimana, Pak ? Universitas Sumatera Utara Yah aku kurang bisa jawab ini, karena setiap hari urusannya ternak sama pekarangan. Cuma kalo anak baru masuk yang dideketin pelan-pelan, nanti juga terbuka sendiri. Anak yang baru masuk kemandiriannya seperti apa Pak ? Kalo baru-baru yah masih bingung dia. Apalagi kita tau alasan anak dibawa kesini, pasti karena ada sesuatu di keluarganya. Jadi untuk kemandirian masih belum jadi sorotan utama kalo baru-baru. Kalau perkembangannya setelah di sini bagaimana Pak ? Perkembangannya, ya karena sudah terbiasa ya ikut jadwal sajalah. Ikut teman- temannya. Mereka sudah hapal itu tugasnya. Kalo anak-anak disini terbuka nggak, Pak tentang masa lalunya, tentang sekolahnya, tentang yang dialaminya ? Nggak. Nggak terbuka, susah ini ya. Ya, kadang-kadang kalo kita tanya pelan- pelan terbuka. Tapi kita tidak bisa mendetail karena apa ya masih ada yang masih ada yang ditutup-tutupi. Lalu di panti ini sendiri ada nggak Pak standar kemandiriannya sendiri ? Nggak ada. Ya kemandirian lebih secara umumlah, gitu aja. Kan kalo misalnya umur sekian mandirinya begini, umur sekian mandirinya begini, ya nggak ada. Lisan ajalah. Lagian semua ini sebenarnya sudah termasuk disiplin dan mandiri, Cuma ya kan masih anak-anak, lalu ada yang remaja. Kalo disini cara menjiwai anak itu sendiri gimana, Pak ? Ya bergaul aja, dengan bergaul aja. Dengan bergaul nanti apa ya, kalo dekat kita tanyai. Sedikit-sedikit. Saya takut tersingggung. Jadi Bapak sudah pada kenal dengan semua anak-anak disini , Pak ? Udah. Tugas bapak disini lebih ke ngapain aja, Pak ? Aku lebih kepada mengurus ternak, itu apa mengolah pekarangan. Terus yang bolak-balik naik mobil itu ngapain, Pak ? Oh itu, itu ngambil nasi babi. Ya pokoknya yang berkaitan dengan ternaklah. Udah berapa lama bapak disini pak ? 2 tahun. Sebelumnya Pak ? Universitas Sumatera Utara Sebelumnya ya dirumah, hehehe. Kalo disini cara menasehati dan memotivasi anak-anak gimana, Pak ? Cara menasehati, kalo saya ya memang lebih tidak saat itu. Kalo saya. Jadi misalnya berdoa ya, ribut aja saya ya bilang “Ck, kamu berdoa kok begitu.” Nah bilang gitu aja, udah. Dia akan ketawa-ketawa jawabnya, dia ndak sakit hati. Nggak kayak Lastiar. Ooo, Lastiar frontal. Udah khotbah. Itu cara Kak Lastiar mempan nggak, Pak ? Endak, hahaha. Jadi biasanya yang buat mempannya itu gimana, Pak ? Ya, kalo pelan-pelan. Pelan-pelan itu memang lebih mempan. Tapi berproses, pakai waktu. Kalo anak-anak bandel biasanya diapain, Pak? Biasa aja. Kita omongi pelan-pelan. Asal nggal tegang aja, kalo saya. Ya diomongin, gini-gini-gini udah. Terus mereka bilangnya apa, Pak ? Ya, ya, ya, gitu. Lho iya, jadi dia nggak sakit hati dia. Disini saya terfokus kebeberapa anak pak seperti Yesenia, Fitri, Mona dan Elsa untuk kemandiriannya. Nah kalo Yesenia itu gimana anaknya , Pak ? Yesenia itu baik dia. Apa ya ? Dia tekun dia. Dia mudah mengerti. Yesenia itu memang kadang agak tinggi juga. Kadang-kadang sih sulit menerima. Tapi ya kan memang anak-anak. Yesenia itu bisa dikatakan setengah mandirinya. Kalo yang tidak mandirinya misalnya sudah kita kasih tau pas makan misalnya. Kita bilangin ini-ini-ini, isi air aja mesti disuruh. Dia nggak bisa langsung. Oh ini nih nyiapin piring, nyiapin piring, dan sebagainya itu belum-belum. Fitri itu udah bisa. Doa, dia doa , turun, ngumpul. Dia bagus dibilangin. Dia sudah agak sadarlah kalo dibilang. Pulang sekolah sama teman-teman nyapu. Kalau Mona itu gimana, Pak ? Mona itu tertutup. Itu kaku itu. Gak mudah menerima kata-kata. Iyanya sih iya, tapi besok udah enggak. Hahaha. Dia sedikit-sedikit sih mandiri sudah, tapi secara keseluruhan belum. Malah mandiri itu yang kecil itu, Belina. Nyiapin piring bisa dia, kalau Mona masih dirinya sendiri. Kalau Elsa, Pak ? Universitas Sumatera Utara Elsa ? Elsa itu juga tertutup itu. Elsa ini apa ya. Mungkin juga karena orang tuanya sudah meninggal semua ini jadi ya agak tertutup. Kemandiriannya ya ada. Pertemanan disini gimana, Pak ? Kalo pertemanan disini baik dia. Tidak ada ekslusif-ekslusif, kelompok-kelompok. Ya begini ini, nanti disini-disana. Apa ya lebih fleksibel. Kalau anak-anak yang SD ini sudah mengenal diri sendiri atau belum,Pak ? Mengenal diri sendiri. Sudahlah, mereka sudah mengerti. Mereka tidak langsung terbuka, tapi kalo ditanya ngaku. Kalau bapak sendiri untuk mendekati anak-anak itu seperti apa, Pak ? Ya lebih pada pendekatan pribadi. Kan masing-masing anakkan berbeda, yang ini keras, yang ini pendiam, anak ini sering berisik. Jadi itukan pelan-pelan. Sebelumnya Bapak bekerja apa Pak ? Sebelumnya ya guru agama di Jakarta. Akhirnya pindah kesini karena apa Pak ? Pensiun. Pensiun udah lama, tahun 2002. Jadi kenapa Bapak milihnya jadi pengasuh, Pak ? Apa alasan dan tujuan bapak jadi pengasuh ? Ah, enggak. Aku nggak milih. Aku ditawarin. Ditawarin ya mau aja. Hehehe. Daripada di rumah bengong.Alasannya ya itu tadi karena sudah pensiun. Cuma tujuannya yah sekalian berbagilah. Dulu sempat aku setahun, pas awal-awal ikut mengasuh bagian pendidikan. Karena mengajar itu kan boleh dimana saja. Beda kehidupan setelah jadi pengasuh bagaimana, Pak ? Kehidupannya ya menurut saya masih sama dengan mengajar. Ya karena saya bergaul dengan anak-anak. Cuma kan beda, kalau dulu saya mengajar kan laki- laki semua, sekarang perempuan semua. Tapi sama aja saya pikir. Kalau disanakan anak SMA semua, disini SD, SMP, SMA. Boleh tau, Pak suka dukanya disini gimana, Pak ? Apa ya ? Saya seneng-seneng aja. Ooo, yang nggak suka itu kadang anak-anak ini. Kalo misalnya alat, parang misalnya golok. Itu kalau dia pakai, dimana dia pakai ya disitu dia tinggal. Ah itu aku sering kali. Cangkul, habis pake di kebun ya tinggal di kebun. Jadi tidak dikembalikan, padahal aku udah membuat disana. Universitas Sumatera Utara Ini golok, ini cangkul, ini untuk sepatu kan. Tapi yaudah tinggal aja gitu. Itu yang membuat alat-alat itu banyak yang ilang. Itu golok itu empat ilang. Mereka telaten nggak pak ngerjain ternak, kebun ? Telaten. Saran bapak untuk panti asuhan itu apa Pak ? Ya kemandirian itu, keberhasilan. Disini itukan bukan panti asuhan tapi rumah keberhasilan. Jadi setiap anak yang ada disini itu ya harus berhasil. Kemauan belajarnya kuatnya nggak pak ? Enggak, terus terang enggak. Karen nggak ada tantangan di sekolah. Dulu aku setahun, waktu masih awal-awal. Tak tungguin belajar, begitu aku tau ulangan kek gitu. Alah, mundur aku. Nggak pernah lagi aku setahun ini. Males aku. Nggak ada tantangannya. Jadi belajar itu oret-oret. Ngerjain apalah. Asalnya duduk aja disitu. Bosan aku. Memang kita bilangin, tapi nggak ada tantangan disekolah. Hehehe. Kenapa kamu nggak belajar besok kan ujian ? Alah besokkan dikasih tau. Dikasih jawaban kuncinya. Yaaa, mau apa kalau udah gitu. Ya mundur aku pelan-pelan, udah. Nggak pernah lagi aku nongkrong disini ruang belajar. Hahaha 5. Hasil Wawancara Kak Lastiar Informan 5 Tugas kakak disini apa aja, Kak ?