5.5.1 Fleksibilitas Transmisi Harga
Tujuan analisis fleksibilitas transmisi harga dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh perubahan relatif harga pada tingkat harga penjualan di
tingkat konsumen terhadap perubahan relatif harga di tingkat PTPN yang dijual oleh KPB PTPN “Price Idea”. Analisis ini dilakukan terhadap data antara tahun
2007 hingga tahun 2009 tepatnya sampai dengan Juni 2009. Data harga ini selalu mengalami perubahan setiap harinya karena pelaksanaan tender di KPB
PTPN yang dilaksanakan setiap hari antara hari senin hingga jumat 5 kali seminggu apalagi mengingat harga CPO yang selalu berfluktuatif tergantung
pada situasi dan kondisi pasar. Hasil analisis disajikan pada tabel berikut. Tabel 10. Koefisien Regresi dan Fleksibilitas Transmisi Harga antara Harga di
Tingkat Konsumen PR dan Harga di Tingkat Produsen PTPN PF
Variabel Koefisien Dugaan
SE Koefisien
t-statistic Probabilitas Konstanta
4,1368 0,0015
0,3605 0,7211
PR 1,0017
11,4724 654,6566 0,0000
R—Sq = 99,9935 1
�
= 1,0024 R—Sq adj = 99,9932
F—Statistic = 428575,2 Prob. F stat = 0,0000
Sumber: KPB PTPN Jakarta, 2009, Hasil Olahan. Keterangan: nyata pada taraf 5 persen
Tabel tersebut menunjukkan bahwa fleksibilitas transmisi harga antara tingkat harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen PTPN atau
KPB Price Idea kelembagaan KPB lebih besar dari satu. Hal ini berarti apabila terjadi perubahan harga pada tingkat konsumen sebesar 1 persen, maka akan
mengakibatkan perubahan harga di tingkat produsen PTPN KPB lebih besar dari 1 persen, ceteris paribus. Secara lebih spesifik ini berarti bahwa pada
kelembagaan lelang, jika terjadi perubahan harga pada tingkat konsumen sebesar 1 persen akan mengakibatkan perubahan harga pada tingkat PTPN sebesar 1,0024
persen, baik dalam keadaan harga naik maupun harga turun. Hal ini berarti bahwa perubahan harga CPO pada tingkat produsen PTPN KPB terjadi secara
proporsional dengan perubahan harga CPO yang terjadi pada tingkat konsumen. Apabila dilihat maka tingginya fleksibilitas transmisi harga pada
kelembagaan lelang KPB merupakan refleksi dari relatif kecilnya hambatan komunikasi dan informasi karena processor atau konsumen langsung berhadapan
dengan produsen PTPN yang diwakili oleh KPB. Harga terbentuk secara kompetitif karena adanya persaingan yang ketat dan efektif pada tingkat pembeli
atau konsumen dalam usahanya mendapatkan CPO yang ditransaksikan. Di samping itu, produsen PTPN KPB sendiri berada pada posisi tawar-menawar
yang lebih kuat karena telah mempunyai standar CPO dan harga CPO serta hanya menjual CPOnya kepada pembeli atau konsumen yang memberikan harga
tertinggi. Fleksibilitas transmisi harga dalam suatu analisis tataniaga bisa menjadi
cerminan adanya perbedaan pandangan antara produsen di suatu pihak yang menginginkan harga tinggi, dan pembeli di pihak lain yang menginginkan harga
yang rendah dengan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu kelembagaan yang efisien harus dapat mengakomodasikan sebesar-besarnya dua
kepentingan yang berbeda tadi dimana kelembagaan tataniaga tersebut harus mampu menyampaikan barang-barang yang diproduksi dari produsen hingga ke
konsumen dengan biaya yang serendah mungkin dan mampu memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen.
5.5.2 Keterpaduan Pasar