c Pekerjaburuh yang bersangkutan meninggal dunia, baik karena
kecelakaan kerja maupun karena kematian dini prematur; d
Pekerjaburuh yang diputuskan hubungan kerjanya oleh pengusaha, dan pekerjaburuh yang bersangkutan tidak mendapatkan
pekerjaan lagi setelah melewati masa tunggu enam bulan terhitung sejak pekerjaburuh yang bersangkutan berhenti
bekerja.
53
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar pekerjaburuh memperoleh kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun
sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal. Secara rinci tujuan dari pemeliharaan kesehatan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerjaburuh yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial sehingga
memungkinkan dapat bekerja secara optimal. - Mencegah dan melindungi pekerjaburuh dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja. - Menyeseuaikan pekerjaburuh dengan pekerjaannya.
- Meningkatkan produktivitas kerja.
54
Dalam pengertian jaminan sosial, sakit merupakan keadaan sementara yang berakhir dengan kesembuhan, cacat tetap atau kematian. Pembiayaan yang timbul
53
Ibid., hal. 166
54
Ibid., hal. 191
Universitas Sumatera Utara
guna melindungi risiko sakit tersebut akan berupa biaya pengobatan dan perawatan, mengganti hilangnya penghasilan, dan dalam hal pekerjaburuh wanita
termasuk juga biaya pemeliharaan kehamilan. Berkaitan dengan apa yang diuraikan di atas, maka upaya pemeliharaan kesehatan
harus tetap dilakukan. Secara medis pemeliharaan kesehatan meliputi jenis pelayanan sebagai berikut:
- Pelayanan dokter umum, termasuk kunjungan ke rumah sakit; - Pemeliharaan diognostik;
- Pelayanan dokter spesialis; - Penyediaan obat-obatan;
- Pemeliharaan kehamilan oleh dokter atau bidan; - Pemeliharaan bayi dan perawatannya dirumah sakit;
- Pemeliharaan gigi; - Perawatan khusus;
- Pelayanan rehabilitasi dan anggota badan tiruan; - Pelayanan ambulans.
55
Jaminan pemeliharaan kesehatan menurut UU No. 3 Tahun 1992, yaitu meliputi :
- Rawat jalan tingkat pertama; - Rawat jalan tingkat lanjutan;
- Rawat inap; - Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan;
- Penunjang diagnostik;
55
Ibid., hal. 193-194
Universitas Sumatera Utara
- Pelayanan khusus; - Pelayanan gawat darurat.
56
a. Iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Iuran untuk program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK jaminan sosial tenaga kerja dibayar sepenuhnya oleh pengusaha, yaitu sebesar 6 dari
masing-masing upah pekerjaburuh yang sudah berkeluarga, atau 3 masing-masing upah pekerjaburuh yang belum berkeluarga.
Dengan jumlah pembayaran yang demikian yang perlu mendapatkan perjatian adalah:
- Bagaimana jika pengusaha tidak melaporkan pekerjaburuhnya yang tadinya belum berkeluarga, lalu menikah? Laporan akan
menimbulkan keharusan bagi pengusaha untuk menambah beban pembayaran iuran;
- Bagaimana jika suami isteri pekerjaburuh bekerja dalam satu perusahaan, atau berbeda perusahaan, apakah keduanya akan
dibayarkan iuran 6 oleh pengusahanya? Bagi pengusaha permasalahan di atas tentunya akan merupakan beban
produksi, oleh karena itu pembentukan Undang-Undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja perlu memikirkan lebih lanjut. Membeda-bedakan iuran
anatara pekerjaburh lajang dan yang sudah berkeluarga tentunya akan menimbulkan masalah.
56
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Sistem Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK, Pasal 16, hal. 133
Universitas Sumatera Utara
b. Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan yang merupakan salah satu program dari jaminan sosial tenaga kerja diselenggarakan secara terstruktur, terpadu dan
berkesinambungan, yang bersifat menyeluruh dan meliputi pelayanan peningkatan kesehatan promotif misalnya pemberian konsultasi,
pencegahan penyakit preventif misalnya imunisasi dan penyembuhan penyakit kuratif misalnya tindakan medik, serta pemulihan kesehatan
rehabilitatif misalnya pelayanan rehabilitasi dalam pelayanan yang diberikan secara terpadu oleh pelaksana pelayanan kesehatan.
Pengertian dari pemeliharaan secara terstruktur adalah pelayanan yang mengikuti pola dan prinsip tertentu baik mengenai jenis maupun proses
pembiayaannya. Sementara itu, “terpadu dan berkesinambungan” maksudnya adalah pelayanan kesehatan bagi pekerjaburuh, suami atau istri
dan anak dijamin kelanjutannya sampai menuju keadaan sehat.
57
57
Zaeni Asyhandie, Op.Cit., hal. 195-196
Universitas Sumatera Utara
49
BAB III TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
DALAM TRANSFORMASI JAMSOSTEK MENJADI BPJS BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
BUMN Persero penyelenggara jaminan sosial terdiri dari PT ASKES, PT ASABRI, PT JAMSOSTEK, PT TASPEN. Keempatnya adalah badan hukum
privat yang dirikan sesuai ketentuan UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN dan tatakelolanya tunduk pada ketentuan yang diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Misi yang dilaksanakan oleh keempat Persero tersebut merujuk pada peraturan
perundangan yang mengatur program-program jaminan sosial bagi berbagai kelompok pekerja. Walaupun program-program jaminan sosial yang tengah
berlangsung saat ini diatur dalam peraturan perundangan yang berlainan, keempat Persero mengemban misi yang sama, yaitu menyelenggarakan program jaminan
sosial untuk menggairahkan semangat kerja para pekerja. Program JAMSOSTEK diselenggarakan dengan pertimbangan selain untuk
memberikan ketenangan kerja juga karena dianggap mempunyai dampak positif terhadap usaha-usaha peningkatan disiplin dan produktifitas tenaga kerja. Program
JAMSOSTEK diselenggarakan untuk memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, serta
merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Begitu pula dengan Program ASKES dan Program TASPEN, penyelenggaraan kedua program jaminan sosial bagi pegawai negeri sipil adalah insentif yang
bertujuan untuk meningkatkan kegairahan bekerja. Program ASABRI adalah bagian dari hak prajurit dan anggota POLRI atas penghasilan yang layak.
58
Pada era SJSN, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS merepresentasikan Negara dalam mewujudkan hak konstitusional warga Negara atas jaminan sosial
dan hak atas pengidupan yang layak. Penyelenggaraan jaminan sosial berbasis kepada hak konstitusional setiap orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 3 dan Pasal 34 ayat 2. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan
asas antara lain asas kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia. BPJS mengembang misi perlindungan finansial untuk terpenuhinya kehidupan dasar
warga Negara dengan layak. Yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Transformasi BUMN Persero menjadi BPJS bertujuan untuk memenuhi prinsip
dana amanat dan prinsip nirlaba SJSN, di mana dana yang dikumpulkan oleh BPJS adalah dana amanat peserta yang dikelola oleh BPJS untuk memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi peserta. Penyelenggaraan program jaminan sosial oleh BUMN Perseroan tidak sesuai
dengan filosofi penyelenggaraan program jaminan sosial pasca amandemen UUD NRI 1945. Pendirian BUMN Persero antara lain bertujuan untuk memberikan
58
Soelastomo., Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, Rajawali Pers,
jakarta, 2008, hal. 5
Universitas Sumatera Utara
sumbangan pada perekonomian nasional dan pendapatan negara serta untuk mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan pendirian
BUMN jelas bertentangan dengan tujuan penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional sebagaiman diuraikan di atas.
59
A. Pengertian Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial