Selanjutnya dapat dikemukakan bahwa: a.
Dalam hal pekerjaburuh tidak mempunyai keturunan sebagaimana tersebut di atas, maka pembayaran santunan kematian dan biaya
pemakaman diberikan secara sekaligus kepada mereka yang ditunjuk pekerjaburuh dalam wasiatnya.
b. Dalam hal tidak ada wasiat, pembayaran santunan kematian dan biaya
pemakaman diberikan kepada pengusaha atau pihak lain guna pengurusan pemakaman.
c. Dalam hal magang atau murid, dan mereka yang memborong
pekerjaan, serta narapidana meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja yang berhubungan dengan hubungan kerja, keluarga yang
ditinggalkan tidak berhak atas jaminan kematian.
50
3. Jaminan Hari Tua
Telah dikemukakan bahwa jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk menanggulangi masalah ketidakpastian pendapatan atau penghasilan. Diantara
berbagai penyebab ketidakpastian pendapatan atau penghasilan adalah karena hari tua pensiun dan kematian muda. Oleh karena itu, maka dalam setiap program
jaminan sosial, jaminan hari tua, dan jaminan kematian ini selalu dipersatukan. Pensiun merupakan istilah umum untuk menyatakan pemberian tunai dalam
jaminan jangka panjang guna menghadapi risiko hari tua, cacat, dan kematian prematur, atau kematian dini kematian muda dikemudian hari. Dengan
demikian, pensiun tersebut tidak hanya menjamin hari tua yaitu kehidupan setelah
50
Ibid., hal. 187
Universitas Sumatera Utara
mencapai umur tertentu, tetapi juga jika mengalami cacat tetap total dan meninggal dunia sebelum mencapai batas umur yang ditentukan 55 tahun.
a. Pengertian Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua merupakan program tabungan wajib yang berjangka panjang dimana iurannya ditanggung oleh pekerjaburuh dan pengusaha,
namun pembayarannya kembali hanya dapat dilakukan apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Dengan demikian, maka itu berarti:
a Program jaminan hari tua ini bersifat wajib, sebab hanya kewajiban
yang dipaksakan dengan sanksi, sering kali sulit bagi pekrjaburuh untuk menabung demi masa depannya sendiri, dan
bagi pengusaha untuk memikirkan kesejahteraan para pekerjaburuhnya.
b Program ini berjangka panjang, karena memang dimaksudkan
untuk hari tua, maka tidak bisa diambil sewaktu-waktu. c
Iurannya ditanggung oleh pekerjaburuh sendiri ditambah dengan iuran dari pengusaha untuk diakreditir pada rekening masing-
masing peserta pekerjaburuh oleh badan penyelenggara. d
Adanya persyaratan jangka waktu pengambilan jaminan. Ini maksudnya agar jumlahnya cukup berarti untuk bekal hari tua,
kecuali peserta yang bersangkutan meninggal dunia atau cacat tetap total sebelum hari tua.
Pada dasarnya program jaminan hari tua dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 adalah merupakan “pembaruan” dari program tabungan hari tua
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja.
51
Dalam jaminan hari tua menurut UU No. 3 Tahun 1992, penyelenggaraannya dilakukan secara wajib
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Besar iuran 5,7 dari upah pekerjaburuh, dengan rincian 3,7 ditanggung oleh pengusaha dan
2 ditanggung oleh pekerjaburuh. Pengambilan dapat dilakukan apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu
dan dibayar secara lumpsum sekaligus, dan juga dibayar secara berkala apabila memenuhi syarat yang ditentukan. Besar jaminan yang diterima oelh
pekerjaburuh hampir 175 lebih dari yang disetor pekerjaburuh karena adanya tambahan iuran oelh pengusaha, ditambah hasil pengembangan oleh
badan penyelenggara yang besarnya diumumkan setiap tahun.
52
b. Besarnya Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua akan dibayarkan langsung oleh badan penyelenggara kepada pekerjaburuh yang bersangkutan atau ahli warisnya, dalam hal:
a Pekerjaburuh yang bersangkutan telah mencapai usia 55 tahun,
yaitu usia sebagai batas masa kerja atau pensiun; b
Pekerjaburuh yang bersangkutan mengalami cacat tetap total menurut keterangan dokter yang ditunjuk oelh perusahaan atau
badan penyelenggara;
51
Ibid., hal. 160
52
Ibid., hal. 162-163
Universitas Sumatera Utara
c Pekerjaburuh yang bersangkutan meninggal dunia, baik karena
kecelakaan kerja maupun karena kematian dini prematur; d
Pekerjaburuh yang diputuskan hubungan kerjanya oleh pengusaha, dan pekerjaburuh yang bersangkutan tidak mendapatkan
pekerjaan lagi setelah melewati masa tunggu enam bulan terhitung sejak pekerjaburuh yang bersangkutan berhenti
bekerja.
53
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan