Motivasi Belajar Tinjauan Teoritik 1. Belajar

dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah: 1 Norma skala angka dari 0 sampai 10 2 Norma skala angka dari 0 sampai 100 Angka terendah yang menyatakan kelulusan keberhasilan belajar passing grade skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Uno dan Mohamad 2012:193 membedakan dan menghubungkan pengertian antara motif dan motivasi. Mereka mendefinisikan bahwa motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu kekuatan power atau tenaga force atau daya energy atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, 1986:73, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. b. Motivasi Belajar Winkel 1987:169 berpendapat, bahwa motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Sardiman 1986:75, motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. c. Jenis Motivasi Belajar Uno dan Mohamad 2012:194, membedakan motivasi menjadi 2 macam, yaitu: 1 Motivasi Intrinsik Sesuatu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Contoh motivasi intrinsik adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhan akan materi tersebut, misalnya untuk kebutuhan masa depan siswa yang bersangkutan. 2 Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu yang juga mendorongnya melakukan kegiatan belajar. Contoh konkret motivasi ekstrinsik adalah pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan dari orang-orang di sekelilingnya, seperti guru dan orang tua. d. Pentingnya Motivasi dalam Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono 1999:84, pentingnya motivasi belajar adalah: 1 Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. 2 Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. 3 Mengarahkan kegiatan belajar; sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, ia akan mengubah perilaku belajarnya. 4 Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus. 5 Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara 2011:51 secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh, bahwa di antara tiga faktor, yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi, maka faktor yang terakhir merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Walberg masih dalam buku Eveline Siregar menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11-20 terhadap prestasi belajar.

4. Iklim Kelas