Sagala melanjutkan, bahwa dengan kondisi seperti ini memungkinkan siswa merasa aman, tenang, merasa dihargai
sehingga menimbulkan respon psikologi siswa pada saat guru mengajar bisa lebih tinggi, yang pada akhirnya proses belajar
mengajar bisa berjalan lebih efektif dan lebih bermutu. Dilihat dari pengaruhnya tipe kepemimpinan guru yang demokratis dapat
membawa suasana kelas yang kondusif.
5. Dukungan Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua dan Keluarga Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007:802, orang
tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari
pengertian keluarga. Hasbullah 2005:34 mengungkapkan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggungjawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Dukungan Orang Tua Dalam dunia pendidikan dukungan orang tua sangatlah
dibutuhkan sebagai faktor yang turut mempengaruhi prestasi akademik anak di sekolah. Seperti yang kita ketahui orang tua
adalah pihak luar yang paling dekat dengan siswa. Dukungan orang
tua, yaitu suatu bentuk perlakuan orang tua dalam memberikan perhatian serta bantuan dalam masalah-masalah di
bidang pendidikan guna mencapai prestasi akademik yang dihadapi
anaknya. Dukungan tersebut dapat berupa kasih sayang, perhatian pada kemajuan pendidikan anak, pemberian semangat pada anak
untuk rajin belajar, melengkapi fasilitas belajar anak dan doa orang tua untuk anaknya.
Hasbullah 2005:90 berpendapat bahwa orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan
pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam
mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak menyita waktu anak dengan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.
c. Fungsi Dukungan Orang Tua Menurut Abu Ahmadi 1991:287 faktor orang tua
merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat mendidik anak-
anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tidak
mengindahkan pendidikan anak-anaknya, acuh tak acuh, bahkan tidak memperhatikan sama sekali tentu tidak akan berhasil dalam
belajarnya. Misalnya anak tidak disuruh belajar secara teratur, tidak dibelikan alat-alat belajar, dan sebagainya. Mungkin anak itu
sebetulnya pandai, tetapi karena tidak teratur belajarnya dan tidak ada bimbingan, akhirnya menemui kesulitan belajar dan kemudian
segan untuk belajar. Anak membutuhkan rangsangan, motivasi, bimbingan atau
dukungan dari orang tua. Untuk memberikan dukungan ini hendaknya orang tua melakukan berbagai usaha, diantaranya
membimbing anak dalam belajar, membelikan buku-buku yang belum dimiliki, memberikan pujian dan kasih sayang. Dukungan
dari orang tua sangat penting dalam membangkitkan minat dan rangsangan anak untuk belajar.
d. Peranan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Ahmadi 2005:135 berpendapat sebagai orang tua
hendaknya kita berusaha agar apa yang merupakan kewajiban anak-anak kita dan tuntunan kita sebagai orang tua mereka kenal
dan laksanakan, sesuai dengan kemampuan mereka dan kemampuan kita sebagai orang tua. Seperti halnya dengan prestasi
belajar. Kita menghendaki dan menuntut, bahwa anak-anak kita belajar dengan tekun, serta berprestasi sebaik mungkin. Hal ini
hanya dapat dicapai, jika kita cukup menunjukkan perhatian terhadap sekolah. Janganlah orang tua hanya datang ke sekolah,
jika mereka merasa kepentingannya terancam. Kebiasaan belajar
yang baik, disiplin diri, harus sepagi mungkin kita tanamkan, karena kedua hal ini secara mutlak harus dimiliki anak-anak kita.
Kebutuhan untuk berprestasi tinggi n-achievement harus selekas mungkin kita tanamkan pada diri anak-anak dengan jalan meng-
ekspos mereka pada standard of excellence karena hanya dengan n- achievement yang tinggi kita mengembangkan jiwa dan sikap
entrepreneur, kepribadian yang mau bekerja keras serta berani menghadapi kesulitan, dan jika perlu, kesalahan demi keberhasilan
proyek-proyek yang besar.
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu