Ketuhanan LATAR BELAKANG PEMIKIRAN SOEKARNO

142 negara dan ideologi besar-besaran serta berusaha menempatkan batas dan penyeimbang yang kuat bagi penerapan kendali negara yang bersatu. Kemudian BPUPKI bersidang membahas problem kenegaraan yang akan dibentuk bagi Indonesia yang merdeka. Soekarno sebagai seorang tokoh nasionalis sangat antusias terlibat dalam membangun negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. 3

A. Dasar Negara

Pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI, Soekarno menyajikan sebuah konsep definisi mengenai dasar negara yang kelak akan dibentuk. Soekarno menamai dasar negara itu dengan istilah Pancasila. Pancasila ini kemudian diterima dengan suara bulat oleh anggota BPUPKI sebagai filosofi dasar untuk negara Indonesia yang akan lahir. Adapun Pancasila menurut Soekarno adalah sebagai berikut: 1. Persatuan Indonesia. Mengulang tema lama dengan menggunakan kiasan yang pertama kali digunakan dalam organisasi Perhimpunan Indonesia, Soekarno berkata: “Bahkan seorang anak, apabila dia melihat peta dunia, dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia membentuk suatu kesatuan. Di peta dapat ditunjukkan kesatuan gugusan pulau di antara dua samudra besar, Samudra Pasifik dan Hindia, serta di antara dua benua, Benua Asia dan Australia. Seorang anak pun bisa mengatakan bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan Pulau-Pulau lain diantaranya adalah suatu 3 R. E. Elson., The Idea of Indonesia, Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm. 158. 143 kesatuan…keseluruhan kepulauan ini ditakdirkan Tuhan menjadi satu kesatuan antara dua benua dan dua samudra--- itulah negara kita”. 4 Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 750 suku bangsa. Suku bangsa- suku bangsa ini sebagai pemangku nusantara. Pada tanggla 17 Agustus kita disatukan bersama dalam satu “persatuan” menjadi bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila adalah asas bersama yang tunggal, ibarat common de nominator bagi pluralisme dan multikultaralisme. 5 2. Nasionalisme. Soekarno berpandangan bahwa kebangsaan jangan didasarkan pada chauvinisme atau kebangsaan sempit melainkan kepada internasionalisme atau kemanusiaan yang lapang. Akan tetapi internasionalisme yang saya maksud bukan berarti kosmopolitisme yang tidak mau adanya kebangsaan. Internasionalisme tidak akan tumbuh subur kalau tidak berakar didalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak akan hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya Internasionalisme. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat satu sama lain. 3. Perwakilan, musyawarah dan mufakat Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu orang untuk satu golongan walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara “semua buat semua”, “satu buat semua, semua buat satu. Soekarno sangat 4 Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 1966, hlm. 303. 5 Sri Edi Swasono, Pancasila dan Ide Persatuan, Jakarta : Kompas, 2013, hlm. 7. 144 optimis bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya Negara Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan. 4. Kesejahteraan Sosial. Pada konteks ini Soekarno menentang apa yang di ia sebut “sekadar demokrasi politik” Barat yang tidak peduli dengan keadilan sosial dan menyebabkan rakyat berada dalam genggaman kapitalis. Yang diperlukan tidak hanya kesejajaran dalam politik akan tetapi kesejajaran dalam bidang ekonomi juga. 5. Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Rakyat Indonesia tidak hanya harus percaya terhadap Tuhan, tapi setiap orang Indonesia harus percaya terhadap Tuhanya sendiri. Hendaknya Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat Indonesia hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme agama”. Hendaknya Negara Indonesia satu negara yang ber-Tuhan. Rakyat Indonesia hendaknya menjalankan ibadahnya dengan cara yang berkeadaban, yaitu saling hormat menghormati satu sama lain. Marilah dalam Indonesia yang merdeka yang kita susun ini adalah Ketuhanan yang berkebudayaan, ke-Tuhanan yang berbudi pekerti yang luhur, ke-Tuhanan yang hormat menghormati satu sama lain. 6 Sebelum memasuki reses sidang pada tanggal 1 Juni 1945, BPUPKI membentuk subkomite yang beranggotakan sembilan orang untuk 6 R. E. Elson., op.cit., hlm. 161- 162. 145 mempertimbangkan berbagai usul tentang bentuk Undang-undang Dasar Indonesia. Hasil kerja awal panitia sembilan adalah pembukaan yang menegaskan nilai-nilai dasar negara yang mengikuti pidato Pancasila Soekarno. Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil menyelesaikan naskah mengenai dasar negara yang dikenal dengan nama “Piagam Jakarta”. 7 Panitia tersebut mengubah urutan sila dalam Pancasila yang diajukan oleh Soekarno. Perubahan Pancasila tersebut disetujui oleh sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan dengan suara bulat, maka isi dan urutan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagi berikut: 1 Ke-Tuhanan Yang Maha Esa 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab 3 Persatuan Indonesia 4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 8 Semua anggota sidang BPUPKI telaha menerima secara bulat Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam pembukaan UUD Republik Indonesia. Pancasila menjadi bagian dari pandangan hidup bangsa, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan 7 Ibid. 8 Mohammad Hatta., Kumpulan Pidato II, Jakarta: Inti Idayu Press, 1983, hlm. 202.