Dasar Negara PROBLEM KENEGARAAN YANG DIUSULKAN

146 dan watak yang sangat berakar kuat di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Suatu kebudayaan yang mengajarkan manusia hidup untuk mencapai bahagia, jika dikembangkan dengan keselarasan dan keseimbangan, baik hidup lahiriah maupun rohani. 9 Gagasan demokrasi dengan suasana kekeluargaan gotong- royong sangat ditekankan oleh Soekarno. Penekanan kekeluargaan ini tercermin dalam tulisannya yang berjudul “Nasionalisme, Islam dan Marxisme”. Tulisan tersebut menjadi pertautan penting diantara tiga kekuatan revolusioner yang disebutnya sebagai roh Asia dan menjadi nyawa pergerakan rakyat Indonesia. Menurutnya kapal yang membawa kita ke Indonesia merdeka adalah kapal persatuan. Demi persatuan itu Soekarno menekankan pentingnya bangsa Indonesia menempuh jalan nasionalisme dan jalan demokrasinya sendiri, yang tidak perlu meniru nasionalisme dan demokrasi yang berkembang di Barat. 10 Menurut Soekarno dasar negara Pancasila merupakan uraian yang paling tegas tentang sebuah ideologi. Pancasila sebagai dasar kenegaraan, merupakan gambaran bulat tentang dasar-dasar hegara Indonesia. Pancasila menjadi tiang-tiang ideologi dari negara Indonesia yang terdiri dari prinsip- prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Kedaulatan rakyat, Keadilan sosial dan perikemanusiaan. Bersumber pada cita-cita bekerjasama dan gotong- royong merupakan sari pokok dari Pancasila itu sendiri. Cita-cita Indonesia asli 9 Ign Gatut Saksono, Pancasila Soekarno, Yogyakarta : Rumah Belajar Yabinkas, 2007, hlm. 33-38. 10 Yudi Latif, Negara Paripurna, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2011, hlm. 351. 147 dalam perjuangan nasional telah dapat dipersatukan diri secara sintetis pada faham intenasional, demokrasi sosialisme dan nasionalisme. Merupakan suatu kebulatan dan kesatuan sebagai Weltanschaung yang dapat digunakan sebagai dasar kenegaraan yang bersifat politis. Ekonomi yang didasarkan pada kekeluargaan dan antara sila satu dan lainnya saling berkaitan satu sama lain. 11 Pancasila adalah dasar negara, Pancasila bukan wahana tetapi ruh yang harus tetap hidup. Tanpa Pancasila, Indonesia tidak ada, karena di atas Pancasila sebagai dasar negara, berdirilah pilar-pilar berbangsa dan bernegara. 12

B. Bentuk Negara

Negara kesatuan atau yang biasa disebut unitary state atau dalam bahasa Belanda eenheidsstaat, adalah bentuk negara yang dilihat dari susunannya merupakan negara bersusunan tunggal, hal itu berarti, dalam negara tersebut tidak terdapat negara di dalam negara. Kekuasaan yang mengatur seluruh daerah, merupakan kekuasaannya ada ditangan pemerintah pusat. Pada negara kesatuan hanya ada satu bentuk kedaulatan dan hal itu dijalankan oleh pemerintah pusat. Sedangkan daerah dengan demikian tidak memiliki kedaulatan. Daerah tidak dapat membuat UUD sendiri dan juga tidak dapat menentukan organisasi pemerintahannya sendiri. Di dalam negara kesatuan, kewenangan atau kekuasaan 11 Mr. Soenarko, Sari Pandangan Sarjana-sarjana Tatanegara Seluruh Dunia dari Sokrates hingga Soekarno, Jakarta : N.V. Hidup, 1951, hlm. 114-116. 12 Sri Edi Swuasono, loc.cit. 148 daerah biasanya diatur secara rinci, sedangkan sisanya merupakan kekuasaan pusat. 13 Jika kita ingin mendirikan negara kesatuan Indonesia yang selaras dengan ciri khas masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar negara kesatuan. Suatu negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya yang berdiri di atas semua golongan dalam semua bidang. Gagasan tentang negara Islam ditentang keras oleh Soepomo, karena akan menyebabkan munculnya minoritas-minoritas kecil yang tidak akan bisa bersatu dengan negara. Bahkan Soepomo tidak simpatik dengan gagasan negara Islam maupun federal. Pandangan negara kesatuan membuat federalisme tidak diperlukan dalam negara Indonesia yang berupa negara kesatuan. Pada sidang kedua BPUPKI tanggal 10 Juli, Soekarno memegang peranan penting. Sebagai ketua Panitia kecil ia memimpin rapat, menentukan sikap toleran dan tidak mengangkat dirinya sendiri untuk tidak mencerminkan pikiran-pikiran politiknya sendiri. Sebagian besar pekerjaan memperinci konstitusi dilakukan oleh sekelompok kecil bersama Haji Agus Salim di rumahnya. Di bawah pimpinan ketua, Soekarno secara bulat panitia menerima prinsip negara kesatuan lebih dari negara persatuan. 14 Dalam sistem negara kesatuan mensyaratkan negara mengendalikan unsur-unsur terpenting ekonomi demi kepentingan negara dan rakyat. 13 Ensiklopedi Pemerintahan dan Kewarganegaraan Jilid 6, Jakarta : PT Lentera Abadi, 2010, hlm.7. 14 John D. Legge, Sukarno Sebuah Biografi Politik, Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm. 220. 149 Bentuk negara kesatuan yang dimaksud disini adalah bentuk negara kesatuan Pancasila. Bentuk negara kesatua Pancasila bukanlah negara agama tetapi juga bukan negara sekuler. Tetapi negara kesatuan Pancasila menjunjung tinggi agama dan melindungi agama. Kedudukan Pancasila menjadi kekuatan ideologi negara, berperan secara tidak langsung melalui peranan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 15 Menurut Magnis Suseno, bangsa Indonesia sejak dahulu dihadapkan pada persoalan mau menjadi negara sekuler atau negara agama. Maka Pancasila dicetuskan oleh Soekarno untuk memecahkan masalah itu. 16 Soekarno mengatakan bahwa pentingnya pemisahan antara negara dan agama dan hal itu merupakan suatu keharusan. Satu pertimbangan yang memainkan peranan penting dalam pikiran Soekarno. Barangsiapa menganjurkan dipersatukan negara dan agama dan menghendaki hukum Islam dijadikan hukum negara, harus juga memikirkan umat Kristen dan umat agama-agama lainnya. Mereka tentu saja tidak akan setuju dengan suatu konstitusi Islam. Suatu pemecahan yang sangat sulit tentang hubungan antara negara dan agama pada akhirnya iat tuliskan pada artikelnya “keahlian agama saja tidak cukup: melaksanakan itu ideal malahan lebih memerlukan keahlian kenegaraan”. Di sinilah Soekarno menemukan pemecahannya yang ideal, pada prinsipnya bisa dicapai kata sepakat mengenai 15 J. Soedjati Djiwandono, Setengah Abad Negara Pancasila, Jakarta : Centre for strategic and Internasional Studies, 1995, hlm. 64. 16 Yudi Latif, Pancasila, Kunci Bangsa Indonesia, Jakarta: Kompas, 2013, hlm. 5. 150 konstitusi oleh semua golongan, semua aliran, dan semua lapisan rakyat. 17 Pemecahan masalah yang diusulkan adalah sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dipilih untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara agama. 18

C. Bentuk Pemerintahan

Pada sidang BPUPKI kedua yang berlangsung pada tanggal 10 Juli 1945 dengan agenda membahas tentang bentuk pemerintahan negara Indonesia merdeka. Dalam sidang tersebut beberapa elit politik yang duduk dalam BPUPKI memaparkan pendapatnya tentang bentuk pemerintahan negara Indonesia. Hal utama yang yang mereka paparkan adalah tentang bentuk republik atau kerajaan. Dahler dalam pidatonya mengungkapkan pendapatnya bahwa saya ini seorang republiken akan tetapi saya mengusulkan bentuk pemerintahan negara Indonesia untuk saat ini adalah kerajaan. Hanya kerajaanlah yang merupakan corak kemajuan kemanusiaan, kemajuan agama dan kemajuan segala-galanya. Hal ini tidak dapat dilepaskan bahwa raja itu wakil Allah di dunia ini. Namun disisi lain, Dahler juga mengungkapkan pendapatnya kalau sekarang bangsa Indonesia sendiri dengan keyakinan tentang haknya sendiri akan meminta bentuk republik saya tidak 17 Bernhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, Jakarta : LP3ES, 1987, hlm. 248-252. 18 Yudi Latif, loc.cit. 151 menolak. Bahkan akan mendukung dengan segenap kemamapuan saya curahkan demi berdirinya pemerintahan negara Indonesia dalam bentuk republik. 19 Sementara itu Muhammad Yamin memaparkan pendapatnya tentang bentuk pemerintahan negara Indonesia lebih mengedepankan republik. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengalaman pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang memasuki pintu gerbang kemerdekaan. Oleh karena itu kita harus segera mewujudkan syarat dan sifat negara kita, yaitu: suatu negara yang merdeka yang didalamnya ada pembagian kekuasaan rakyat. Hal ini hanya terdapat dalam bentuk republik. Republik merupakan bentuk yang sempurna dan memberikan jaminan kepada bangsa Indonesia dan tanah airnya. Adapun alasan Muhammad Yamin lebih mengedepankan bentuk republik ini tidak dapat dilepaskan dari tigal utama yaitu: 1 Adanya keyakinan bahwa rakyat Indonesia menghendaki republik dan republiklah yang memberikan yang jiwa kepada bangsa Indonesia, bukannya bentuk lain yang manapun. 2 Sebagai seorang nasionalis, hendak mengeluarkan perasaan rakyat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, agar memerintah, supaya pemerintahan negara kita dijalankan secara musyawarah atau perundingan, dengan pembagian kekuasaan. Dan hal ini hanya dapat dilaksanakan dalam suatu negara yang tersusun dalam 19 Saafroedin Bahar et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995, hlm. 108-109.