Beberapa Kekuatan Aliran Dalam BPUPKI

46 ekonomi. Perkembangan tersebut juga memacu tumbuhnya kekuatan dan kekuasaan di Eropa, yaitu kolonialisme dan imperealisme. 3

b. Masuknya Pemikiran Barat ke Indonesia

Masuk dan tumbuhnya kekuasaan Barat di Indonesia, sesungguhnya telah dimulai sejak kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis di Malaka. Hal ini dapat kita lihat dalam agama dan perdagangan. Masyarakat Indonesia melakukan interaksi sosial dalam perdagangan, dan agama nasrani pun perlahan-lahan mulai dikenalkan di Indonesia. Lambat laun pemikiran- pemikiran Eropa benar-benar masuk di Indonesia, terutama saat Belanda sudah menjajah Indonesia. Banyak orang-orang Indonesia yang diberikan kesempatan belajar dan menempuh pendidikan di Eropa seperti Mohammad Hatta, Suttan Syahrir, Ahmad Soebardjo, Darmawan Mangoenkoesoemo dll. Orang-orang Indonesia tersebut mulai berkenalan dengan elemen-elemen ideologi Aufklarung, sebagai suatu ideologi sekuler bukan keagamaan yang terkait erat pertumbuhannya dengan perkembangan rasionalisme, emperisme, idealism dan positivisme. Rasionalisme merupakan, aliran anggapan atau teori filsafat yang menjunjung tinggi hasil pemikiran manusia tanpa memperdulikan pengalaman pribadi, fakta dan data empiris. Berdasarkan pemikiran ini, bahwa pengetahuan manusia terbentuk dan terjadi dari akal serta rasio. 4 Empirisme, yaitu aliran 3 Ibid., hlm. 263-271. 4 Ensiklopedi Nasional Jilid 14, Jakarta : Cipta Adi Pustaka, 1990, hlm. 102. 47 filsafat yang menitikberatkan pada pengalaman inderawi sebagai sumber utama, asal-usul atau batasan pengenalan maupun pengetahuan manusia. 5 Idealisme, biasa diterapkan pada suatu sistem atau ajaran yang beranggapan bahwa prinsip atau dasar segala sesuatu adalah sesuatu yang terlihat, dalam arti luas idealisme adalah pandangan praktis dan teoritis yang menekankan pikiran pada jiwa, roh atau hidup. 6 Positivisme, yaitu paham yang membatasi pengetahuan manusia hanya pada hal-hal yang dapat diperoleh secara ilmiah. 7 Ajaran-ajaran tentang hak-hak asasi manusia, kemerdekaan, persamaan demokrasi, republik, hukum, negara dan konstitusi. Mereka banyak mengenal ajaran-ajaran dari para pemikir-pemiran terkemuka di dunia. Masuknya perkembangan pemikiran Eropa ke Indonesia memiliki peranan yang sangat penting, karena orang-orang Indonesia bisa mengenal dan mempelajari perkembangan pemikiran yang terjadi di Eropa. Akan tetapi, sesungguhnya pengaruh Barat masuk ke Indonesia bukan sebagai suatu masyarakat yang masih kosong. Bahwa sebelum pemikiran Barat tersebut mempengaruhi perkembangan pemikiran di Indonesia, agama Hindu, Buddha dan Islam yang lebih dulu berkembang dan mempengaruhi alam pikiran Indonesia. Terutama Hindu dan Buddha yang telah lama tumbuh dan berkembang di Indonesia, dimana keduanya telah membentuk unsur-unsur pemikiran dan kebudayaan yang begitu kental menyatu dengan masyarakat, 5 Ibid., hlm. 107-108. 6 Ibid., hlm. 7. 7 Ibid., hlm. 354. 48 sebagai simbol kebesaran bangsa Indonesia pada masa silam. Keduanya merupakan unsur dari luar yang lebih dahulu masuk, dan telah membentuk perkembangan alam pikiran serta kebudayaan dan masyarakat Indonesia. Sebelum agama Hindu, Buddha, Islam dan Nasrani masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia pun telah terdapat masyarakat dan kebudayaan sendiri. Dimana kemudian masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat dengan adat dan kebudayaan yang tradisional. Jika kita menganalisis berbagai pemikiran yang ada di Indonesia dalam kurun waktu yang begitu panjang terutama pada awal abad ke-XX, bangsa Indonesia memiliki alam pemikiran yang sangat majemuk. Di samping alam pikiran adat dan tradisional, di dalam masyarakat Indonesia terdapat pengaruh-pengaruh Hindu, Buddha, Islam dan Nasrani dan kemudian aliran-aliran dari ideologi Barat modern sekuler. 8

c. Nasionalisme Indonesia

Ciri khas nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme ke-Timuran yang tidak mementingkan diri dan memperkaya diri sendiri, sehingga dapat merugikan orang lain. Nasionalisme sejati saling bekerjasama antar golongan melawan kapitalisme dan imperealisme Barat. Wajib bekerja untuk keselamatan negara dan rakyatnya. Bukan nasionalisme Barat yang bersifat agresif saling menyerang, mengejar kemauan sendiri demi kepntingan dan memperkaya diri 8 A.M.W. Pranarka.,op.cit., hlm. 271-273. 49 sendiri, karena nasionalisme yang demikian pasti akan binasa. 9 Nasionalisme sebagai bentuk dari kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada 1908. Didirikan oleh seorang dokter Jawa, yaitu Wahidin Sudirohoesodo dan didukung oleh mahasiswa kedoketeran STOVIA. Budi Utomo sebagai organisasi modern yang menumbuhkan kesadaran nasionalisme dan terorganisir dalam suatu gerakan menentang kekuasaan kolonial Belanda. 10 Budi Utomo menghendaki pendidikan rakyat, sehingga dapat terangkatlah harkat, derajat dan martabatnya. 11 Berawal dari pergerakan Budi Utomo inilah, kemudian bermunculan berbagai organisasi lainnya yang memiliki semangat perjuangan bagi perbaikan nasib bangsa Indonesia. Dalam diri Soekarno tumbuh jiwa nasionalisme, semenjak muda ia mengalami pergumulan batin yang besar. Menurutnya diskriminasi-diskriminasi dan peghinaaan yang dilakukan oleh kekuasaan kolonial meninggalkan luka mendalam bagi harga diri bangsa Indonesia. Soekarno sangat membenci kekuasaan kolonial, ia bertekad untuk untuk menghancurkan rasa nista dan penghinaan terhadap rakyat Indonesia. 12 Oleh Soekarno kaum nasionalis diajak bersama-sama meyeleraskan pemikiran- pemikiran yang bertentangan dan mewujudkan persatuan. Persatuan antar semua golongan untuk satu tujuan, yaitu perbaikan nasib bangsa Indonesia. 9 Soekarno, Kepada Bangsaku Karya-karya Lengkap Bung Karno Pada Tahun 1926-1957 , Jakarta: Panitia Pembina Djiwa Revolusi, hlm. 16. 10 Legge John .D., Sukarno Sebuah Biografi Politik, Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm. 58. 11 G. Moedjanto, Dari Pembentukan Pax Neerlandica sampai Negara Kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2003, hlm. 73-76. 12 Legge John .D., op.cit., hlm. 47-48. 50 Mengangkat kehidupan rakyat Indonesia agar menjadi tuan di negerinya sendiri, cukup sandang, pangan dan papan. Tidak lagi miskin, lapar dan menderita akibat kekejaman dan diskriminasi pemerintah kolonial. Soekarno menjadi anggota Tri Koro Dharmo pada tahun 1915, merupakan perkumpulan pemuda di mana yang diterima sebagai anggota hanya anak-anak sekolah menengah yang berasal dari pulau Jawa dan Madura. Gerakan ini didirikan oleh dr. R. Satiman Wiryo Sandjoyo, Kadarman dan Sunardi beserta kaum muda lainnya. Merupakan gerakan pemuda pertama yang sesungguhnya, sebab mereka merasa tidak puas terhadap Budi Utomo yang condong menjadi perkumpulan kaum tua. Dalam perkembangannya pada tahun 1918 Soekarno mengganti Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java. Sejalan dengan munculnya Jong Java berdiri pula perkumpulan- perkumpulan pemuda berdasarkan kedaerahannya seperti pasundan, Jong Sumatra Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon dll. Jika ditelisik lebih lanjut berawal dari gerakan-gerakan pemuda inilah nasionalisme Indonesia berkembang dengan sepenuhnya. Para pemuda Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan yang sama, yaitu ingin menuju pada arah kemajuan Indonesia. Berawal untuk memajukan budaya dan daerah masing-masing, kemudian berlanjut menuju pada persatuan bangsa yang dituangkan dalam suatu wadah. 13 13 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia V, Jakarta: Balai Pustaka,1993, hlm. 190-193. 51 Bersamaan dengan kegiatan politik Soekarno para pemuda melaksanakan Kongres pertama untuk mencapai persatuan pemuda dari seluruh Indonesia, ialah Kongres Pemuda Indonesia I yang diadakan pada tahun 1926 di Jakarta. Kongres tersebut dilantik oleh Jong Indonesia Kongres Komite, tujuan dari Kongres ini ialah menanamkan semangat kerjasama antara perkumpulan pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar persatuan Indonesia dalam arti yang luas. Para pemuda kembali melaksanakan Kongres Pemuda Indonesia II pada tahun 1928 yang menggabungkan segala bentuk perkumpulan pemuda Indonesia. Kongres tersebut menghasilkan sumpah pemuda yang terkenal dengan Sumpah Pemuda. 14 Hasil dari keputusan Sumpah Pemuda ialah: 1. Kami Putera-Puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia. 2. Kami Putera-Puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. 3. Kami Putera-Puteri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Dengan hasil keputusan tersebut, disepakati bersama bahwa keyakinan asas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia. 14 Ibid. 52 Keyakinan tersebut diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya, yakni kemauan, sejarah, Bahasa, Hukum adat, pendidikan dan kepanduan. 15 Gerakan pemuda ini semakin nyata, pada akhirnya menentukan tujuan dengan berdirinya organisasi Indonesia Muda. Indonesia Muda memutuskan untuk tidak akan turut segala aksi politik, dan anggota dilarang pula melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan politik. Azas dari Indonesia Muda adalah kebangsaan dan tujuannya adalah Indonesia raya. Jiwa nasionalisme telah tumbuh pada jiwa bangsa Indonesia sejak lama. Lambat laun nasionalisme itu berproses bersama para pemuda, untuk menentukan suatu sikap dan tujuan dalam mencapai persatuan dan perbaikan nasib bangsa Indonesia. Dalam kemajemukan bangsa,pemuda Indonesia bersatu Pada akhirnya jiwa nasionalisme itu pula yang akan membawa bangsa Indonesia pada sebuah kemerdekaan. 16 Nasionalisme Indonesia pada hakikatnya berbeda dengan gerakan perlawanan sebelumnya terhadap kekuasaan Belanda. Misalnya perang Jawa 1825-1830 yang merupakan gerakan perlawanan yang bersifat lokal. Nasionalisme baru muncul pada awal abad ke-20, di mana telah melibatkan hampir seluruh wilayah jajahan yang dikuasai Eropa. Gerakan perlawanan yang 15 A.M.W. Pranarka., op.cit., hlm. 275. 16 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, loc.cit,. 53 dilakukan tidak hanya menentang kekuasaan kolonial, tetapi juga memikirkan dan mengembangkan pandangan baru yang sadar akan kepribadian nasional. 17 Kata Indonesia berasal dari bahasa Latin, yaitu Indus yang berarti “Hindia” dan bahasa Yunani. Pertama kali dikenalkan oleh etnolog Inggris James Richardson Logan pada tahun 1850 ketika ia menulis buku mengenai bangsa yang tinggal di kepulauan penghasil rempah-rempah. Logan menggabungkan kata “India” yang waktu itu diartikan oleh kebanyakan orang Barat sebagai daerah penghasil rempah dengan kata “nesos” yang berarti kepulauan. Dengan menggabung dua kata itu, terciptalah nama “Indonesia”. Sejak saat itu James Richardson Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Orang pertama yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat Ki Hajar Dewantara. Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. 18 Istilah Indonesia kembali popular pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta. Seorang mahasiswa Handels Hoogeschool Sekolah Tinggi Ekonomi di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah 17 Legge John .D., loc.cit,. 18 Robert Cribb dan Audrey Kahin, Kamus Sejarah Indonesia, Jakarta: Komunitas Bambu, hlm 180- 181; Abdul Hamid et all, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hlm. 69; http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_nama_Indonesia, diakses pada tgl 11012013 54 nama menjadi Indonesische Vereeniging dan pada tahun 1925 dipakai juga nama Perhimpunan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka pada tahun 1924. 19 Langkah Soekarno dalam dunia politik, ialah dengan mendirikan Algemeene Studie Club pada tahun 1926. Terinspirasi dari Indonesische Studie Club yang didirikan oleh Soetomo. Algemeene Studie Club memainkan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan gerakan nasionalis sekuler. Organisasi ini lebih menanamkan pada masalah-masalah politik daripada pendidikan karena anggotanya yang berpikiran radikal. 20 Namun, menurut penjelasan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, tujuan dari Algemeene Studie Club adalah tidak berpolitik, namun anggota-anggotanya secara perseorangan boleh terjun kedalam dunia politik. Kegiatan politik Soekarno semakin terasah, ketika ia menjadi mahasiswa di Bandung. Di mana ia banyak bertemu dengan para tokoh-tokoh politik seperti Douwes Dekker, Dr. Tjipto Mangukusumo dan Ki Hadjar Dewantara. Kehidupan dan pemikiran tokoh-tokoh ini berpengaruh penting terhadap Soekarno. Tokoh lain yang berpengaruh bagi Soekarno adalah Tan Malaka, seorang anggota parlemen PKI. Tan Malaka seorang yang mempunyai daya tarik bagi masa, interpretasinya yang tajam dalam penerapan teori marxis 19 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto ,op.cit., hlm. 195-196; http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_nama_Indonesia, diakses pada tgl 11012013 20 Peter Kasenda, Soekarno Muda Biografi Pemikiran 1926-1933, Jakarta: Komunitas Bambu, 2010, hlm. 21-22. 55 dalam situasi di Hindia, menjadikan Tan Malaka seorang yang mempesona Soekarno. Dari Tjokroaminoto ia belajar tentang pelaksanaan kerukunan, dan dari Ki Hadjar Dewantara ia menimba gagasan sintesis aliran pemikiran Barat dan tradisional. Sedangkan dari Douwes Dekker ia memetik terpenting pelajaran tentang “Nasionalisme” mendahulukan revolusi nasional, dengan meyingkirkan semua pertimbangan konflik dalam masyarakat, dan mempersatukan rakyat Hindia dalam suatu keseluruhan. Soekarno pun menyerap gagasan nasionalisme sekuler menjadi aliran utama dalam pemikiran nasionalisme Indonesia. Mungkin pemikirannya tentang konsep “Marhaenisme” juga berasal dari periode ini, yaitu konsep mencoba menyesuaikan Marxisme tentang proletariat ke dalam situasi sosial masyarakat agraris. Bahkan Soekarno pun belajar dari Alimin dan Semaun tentang Marxisme, dan beberapa persepsi tentang imperialisme sebagai sistem kekuasaan. Di bawah pengaruh-pengaruh inilah pemikiran-pemikiran politik Soekarno mulai tersusun secara teratur. Algemeene Studie Club menjadi cikal bakal berdirinya PNI. Berdirinya PNI didukung oleh tokoh-tokoh politik lainnya, seperti Tjipto Mangunkusumo sebagai tokoh senior. PNI dibawah Soekarno memiliki beberapa gagasan yang radikal dalam menentang kekuasaan kolonial. Gagasan merdeka dan kemerdekaan politik, pada prinsipnya gagasan tersebut akan dipersatukan oleh 56 perjuangan bersama untuk mencapai kemerdekaan. 21 PNI dasarnya berazaskan pada Marhaenisme atau kaum Marhaen yang memiliki sifat tidak serakah dan mandiri,sedangkan esensinya adalah sebuah ideologi perjuangan yang terbentuk dari Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi. Sosio-Demokrasi dikatakan oleh Soekarno sistem yang tidak hanya melayani kepentingan elite, tetapi bertujuan memperbaiki nasib rakyat yang berarti menghilangkan kemiskinan rakyat. Sosio- Demokrasi mencakup demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, ide tersebut merupakan usaha untuk kembali pada kekuatan sendiri. Sedangkan sosio-Nasionalisme itu adalah bentuk perjuangan untuk memperbaiki keadaan-keadaan di dalam suatu masyarakat, sehingga keadaan yang dulunya tidak baik menjadi sempurna, karena tidak ada kaum yang tertindas, miskin dan sengsara. 22 Debut politik Soekarno dalam Algemeene Studie Club menjadikannya sebagai gerakan radikal. Ia berusaha menyatukan partai Komunis Indonesia dengan Sarekat Islam, di mana ia membangun kekuatan untuk menentang rezim kolonial dengan menulis rangkaian artikel berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme” dalam Indonesia Moeda. Soekarno mendesakkan pentingnya sebuah persatuan nasional, suatu front bersama kaum nasionalis, Islamis dan Marxis dalam perlawanan tanpa kompromi non-kooperatif terhadap Belanda. 23 Kegiatan Soekarno dalam PNI, berusaha menggabungkan berbagai gerakan kemerdekaan “mengusahakan kemerdekaan Indonesia sekarang”. Soekarno 21 Legge John .D.,op.cit., hlm. 84- 110. 22 Peter Kasenda.,op.cit., hlm. 53-54. 23 Seri Buku Tempo, Sukarno Paradoks Revolusi Indonesia, Jakarta: KPG dan Majalah Tempo, 2010, hlm. 5. 57 berpidato dan berorasi menerangkan pada rakyat bahwa kehidupan Belanda tergantung pada tanah jajahan, ia berusaha menyadarkan rakyat sehingga semangat rakyat begitu menggelora untuk menentang kolonial Belanda. PNI semakin berkembang pesat, dan pemerintah kolonial Belanda mulai curiga dan kuatir terhadap kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh PNI. Hingga pada akhirnya kecurigaan tersebut semakin bertambah, ketika pada akhir 1929 terdengar desas-desus tentang pemberontakan PNI terhadap kekuasan pemerintah Belanda. Soekarno ditangkap bersama tokoh PNI lainnya dan dijebloskan ke tahanan penjara Banceuy dengan tuduhan merencanakan pemberontakan kepada Belanda. 24 Pada tahun 1930 Soekarno mengungkapkan pleidoinya dihadapan pengadilan kolonial. Soekarno menentang imperalisme dan kapitalisme Belanda, ia membeberkan semua tentang kejahatan-kejahatan pemerintah Belanda dan kerugian-kerugian bangsa Indonesia di mana Belanda memeras keuntungan dari suatu bangsa yang lebih rendah tingkat kemajuannya. Akibat imperealisme dan kapitalisme Belanda tersebut Indonesia dimonopoli perdagangannya dan kepentingan-kepentingan penduduk pribumi sama sekali tidak diperdulikan. Soekarno berhasil mempermalukan pemerintah kolonial Belanda dengan membongkar kebusukan-kebusukannya selama menjajah Indonesia. 25 Walaupun pembelaan tersebut tidak lantas membuat Soekarno 24 Ibid., hlm. 19. 25 Soekarno, Indonesia Menggugat, Jakarta: S.K.Seno,1951, hlm. 27-33. 58 dibebaskan dari hukuman penjara, namun hal tersebut mendapat perhatian yang sangat besar dari seluruh lapisan masyarakat dan menjadi proses yang menggetarkan bagi dunia politik Indonesia dan negeri Belanda. Pembelaan Soekarno dimuka pengadilan tersebut kemudian dibukukan dengan judul “Indonesia Menggugat”. 26

B. Pancasila Disampaikan pada Sidang Umum BPUPKI

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945, pemimpin-pemimpin Pergerakan Nasional Indonesia, memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan rezim asing yang menguasai negeri ini. Keinginan untuk mempersiapkan rakyat guna merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Mula-mula Pergerakan Nasional Indonesia praktis dibekukan sama sekali oleh pemerintah Jepang bendera Merah Putih, dilarang berkibar dan lagu Indonesia Raya tidak boleh dinyanyikan. Tindakan-tindakan tersebut diambil oleh Jepang, setelah kekuasaan Jepang terkonsolidasi menyusul meyerahnya angkatan perang Belanda. Pada akhir tahun 1942, Blitzkrieg atau perang kilat angkatan perang Jepang di seluruh daerah Asia Pasifik telah dapat dihentikan oleh angkatan perang sekutu, dan pihak Jepang mulai beralih strategi defentif. Tahun 1943 situasi mereka makin lama makin buruk, karena pasukan-pasukannya pada umumnya telah terdesak di semua front, sedangkan kekuatan mereka sudah habis. 27 26 Solichin Salam, Bung Karno Putera Fajar, Jakarta: Gunung Agung, 1986, hlm. 60-61. 27 Nugroho Notosusanto, Naskah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pancasila Yang Otentik, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, hlm. 18. 59 Menghadapi situasi yang demikian, Jepang berusaha merangkul rakyat Asia yang mereka duduki negaranya. 28 Pada tanggal 7 September 1944 Perdana menteri Koiso atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia di kemudian hari. Menurut rencana Jepang akan memberikan pada bulan September 1945. 29 Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada mereka, meskipun kemerdekaan itu ada dalam lingkungan kemakmuran bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Dai Nippon. Dalam rangka janji kemerdekaan tersebut, pihak Jepang memberikan keleluasaan bergerak kepada pemimpin-pemimpin Pergerakan Nasional Indonesia. Hingga pada akhirnya, pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah Jepang meresmikan terbentuknya Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI. Tugas dari badan ini adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi-segi politik, ekonomi, tata pemerintahan dan lain-lainnya, yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia Merdeka. 30 BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan R.P. Soeroso dan seorang Jepang bernama Itjibangse selaku wakil-wakil ketua. Jumlah anggota lebih dari 60 orang, 28 Ibid., hlm. 19. 29 Lembaga Soekarno-Hatta., Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, Jakarta: Inti Idayu Press,1984, hlm. 14. 30 A.M.W. Pranarka, op.cit., hlm. 25. 60 termasuk didalamnya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Soepomo dan lain-lain. 31 Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia melakukan dua kali masa sidang secara resmi, yaitu: Masa sidang I : 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, Masa sidang II : 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945. 32 Sedangkan sidang tidak resmi, hanya dihadiri oleh 38 orang anggota BPUPKI, berlangsung dalam masa reses antara sidang pertama dan sidang kedua, untuk membahas rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sidang tersebut dipimpin oleh anggota BPUPKI Soekarno. 33 Di dalam sidang umum pertamanya, para anggota BPUPKI berbicara serta membahas macam-macam hal yang ada kaitannya dengan persiapan Indonesia merdeka, antara lain tentang syarat-syarat hukum suatu negara, bentuk negara, pemerintahan negara dan dasar negara. Pembicaraan dan pembahasan mengenai dasar negara merupakan salah satu sidang umum yang pertama, oleh karena dasar negara tersebut dipertanyakan oleh ketua BPUPKI, Radjiman Widyodiningrat. Terhadap pertanyaan ketua mengenai dasar negara Indonesia, banyak anggota 31 Nugroho Notosusanto., loc.cit. Sidang pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 dan dilaksanakan di Jalan Pejambon Jakarta, bertempat di gedung Tyuuoo Sangi-In sekarang gedung Departemen Luar Negeri, sehari sebelumnya, yakni pada tanggal 28 Mei 1945, telah dilangsungkan upacara peresmian BPUPKI di depan gedung yang sama. 32 Lembaga Soekarno-Hatta., op.cit., hlm. 15. 33 Saafroedin Bahar., et.al., Risalah Sidang Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995, hlm. hlm. xvii. 61 merasa keberatan, karena khawatir bahwa pembicaraan akan menjadi perdebatan filosofi, dan hanya akan menunda-nunda kenyataan Indonesia Merdeka. Tentang dasar negara itu, sekurang-kurangnya ada tiga anggota yang mengemukakan gagasanpendapatnya, yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno. 34

a Gagasan Muhammad Yamin 29 Mei 1945

Pada sidang umum pertama BPUPKI, tepatnya pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin mendapatkan kesempatan yang pertama untuk mengemukakan gagasan atau pendapatnya di depan seluruh anggota BPUPKI. Dalam pidatonya ia mengungkapkan, bahwa rapat panitian penyelidikan Indonesia Merdeka ini memberi peringatan pada kita, bahwa kewajiban yang terpikul diatas kepala dan kedua bahu kita, ialah suatu kewajiban yang sangat teristimewa. Sekiranya sumbangan rohani daripada kita berhasil memberi akibat yang sempurna. Zaman yang gemilang bagi rakyat Indonesia seluruhnya dan akan memunculkan suatu negara peradaban yang makmur dan bersifat adil. Kita mendirikan negara Indonesia atas keinsyafan akan pengetahuan yang luas tentang seluruh Indonesia. Besar keyakinan saya, bahwa kita semua jangan memutuskan harapan masyarakat Indonesia yang ingin merdeka dan ingin bernegara berdaulat. 35 34 A.M.W. Pranarka, op.,cit, hlm. 25-26. 35 Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm. 9. 62 Dalam menyampaikan pidato di hari pertama sidang umum BPUPKI Mohammad Yamin mengemukakan lima gagasan atau pendapatnya. Di tengah penyampaian pidato tersebut, terjadi perdebatan dialog antara Soeroso sebagai wakil ketua yang mengatakan, bahwa Mohammad Yamin menyimpang dari penjelasan dasar negara yang diinginkan oleh ketua. Suroso mengatakan, bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah bentuk negara dan susunan pemerintahan yang juga membahas soal penduduk, hal tersebut bisa dibicarakan lain waktu karena yang terpenting saat ini adalah dasar negara Indonesia. Namun Mohammad Yamin bersikukuh jika hal tersebut penting dan masuk akal sebagai pembentukan negara. Merasa jika Mohammad Yamin tidak mengerti apa yang diinginkan oleh ketua, yakni dasar negara Suroso mengatakan bahwa sebaiknya Yamin tunduk pada ketua, dan hal tersebut dijawab oleh Yamin bahwa ia turut tapi tidak tunduk. 36 Gagasan yang disampaikan oleh Yamin, antara lain: 1. Peri- Kebangsaan Indonesia merdeka, sekarang-Nationalisme lama dan baru dasar negara Sriwijaya dan Majapahit--perubahan zaman-dasar peradaban Indonesia--tradisi tata negara yang putus--Etat national-etats puissances-- kesukaran mencari dasar asli--cita-cita yang hancur di medan perjuangan. Kebangsaan Indonesia mengharuskan dasar sendiri. 36 Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 Djilid I, Jakarta: Yayasan Prapantja, 1959, hlm. 100-105.