Sistem Pemerintahan PROBLEM KENEGARAAN YANG DIUSULKAN
157
mereka adalah warisan dari pendahulu kita yang harus tetap menjadi bagian dari tanah air.
24
2. Pendapat Muhammad Yamin
Pendapat yang diutarakan, bahwa batas negara hendaknya berdasarkan hukum internasional. Berdasarkan kekuasaan Hindia- Belanda di Indonesia dan
yang akan menjadi daerah republik Indonesia, tentulah wilayah bekas jajahan Hindia Belanda itu sendiri, yang meliputi Borneo utara, Portugis Timor, Papua
dan tanah Melayu. Secara khusus hendaknya tanah Malaya yang memiliki bukti sejarah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Secara pasti, bahwa
tanah Malaya memiliki satu hubungan dengan segala kepulauan di Indonesia, orang Indonesia di bagian barat baik itu Borneo barat atau seluruh Sumatra,
Semenanjung Melayu, Jazirah Malaya memiliki kesatuan hati yang betul-betul “realiteit dan mission sacree”. Jika melihat wilayah kekuasaan dua kerajaan
terbesar di Indonesia Sriwijaya dan Majapahit, maka wilayah Indonesia menuju Asia dan selalu melalui Malaya. Selain daripada sejarah politik, secara
geopolitik menyatakan bahwa tanah Malaya merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari tanah Indonesia dan lainnya. Geopolitik baik yang
bersifat udara, lautan dan daratan menyatakan bahwa tanah Melayu
24
Saafroedin Bahar et.al., op.cit., hlm 131-133.
158
berhubungan erat dengan Indonesia barat. Sehingga semakin mengukuhkan keberadaan tanah Melayu sebagai bagian dari Indonesia.
25
Mengenai pulau Papua, secara ethnologi, bahasa dan geografi ada yang menyebutkan, bahwa pulau Papua tidak masuk wilayah Indonesia. Tetapi
pendapat seperti itu hanya disampaikan oleh orang-orang lewat karangan bukunya. Pendapat lain mengatakan, bahwa seluruh pulau Papua masuk
Indonesia, karena melingkungi daerah Malaya dan Polinesia. Maka dengan sendirinya perkataan Indonesia itu lahir dimaksudkan bahwa pulau Papua
masuk ke dalam wilayah Indonesia. Secara geopolotik pulau Papua merupakan wilayah yang paling akhir dari kepulauan Indonesia menuju lautan Pasifik.
Sedangkan menurut faham Indonesia sendiri sebagian besar dari kepulauan Papua masuk dalam lingkungan tanah adat kerajaan Tidore, sehingga hal
tersebut semakin memperkuat jawaban, bahwa Papua benar-benar bagian dari Indonesia. Papua memiliki peranan penting dalam setiap pergerakan kita di
tanah Indonesia, tanah Papualah juga yang memberi bunyi internasional. Peranan tanah Digul dalam pergerakan menuju kemerdekaan telah menjadi
bukti konkret kekuatan Papua baik Indonesia. Jika kita merunut lebih jauh, sebenarnya wilayah Indonesia sejak masa kerajaan Majapahit dan dibawah
patih Gajah Mada, wilayah Indonesia batasannya tidak pernah berubah. Pendapat Muhammad Yamin, didukung pula oleh Abdul Kaffar yang
25
Ibid., hlm. 134-137.
159
mengatakan, bahwa alangkah baiknya jika kita dapat menjaga batasan-batasan wilayah Indonesia dengan menggunakan ilmu strategi. Wilayah-wilayah yang
disebutkan tersebut, seperti pulau Timur, pulau Borneo dan Papua dimasukkan dalam lingkungan Indonesia. Alasan tersebut, bukan karena kita bersifat
meminta tetapi hal itu beralaskan kebangsaan.
26
3. Pendapat Mohammad Hatta
Sebagai pembicara pertama mengatakan, bahwa permintaannya sederhana saja mengenai batas-batas wilayah Indonesia, adalah daerah Indonesia yang
dahulu dijajah oleh Belanda. Teori bahwa Malaka dan Papua diminta menjadi bagian tanah air Indonesia berdasarkan strategi. Menurutnya strategi itu tidak
dapat berdiri sendiri, tetapi tergantung pada konstellasi politik dalam lingkungan internasional. Maka lebih baik jika Malaka menjadi negara sendiri
dan bersatu dengan Asia Timur Raya, namun jika Malaka megiginkan bersatu dengan kita hal tersebut bukan menjadi masalah.
Beberapa uraian tentang tanah Papua, seolah-olah menunjukkan tuntutan yang begitu imperealistis. Batas negara bukanlah suatu soal yang dapat
ditetapkan secara exact, tetapi soal oppurtunisme dengan doelmatigheid, yakni sebuah tujuan yang tepat. Tujuan yang tepat adalah, lingkungan Indonesia yang
dahulu pernah dijajah Belanda. Maka hendaklah para pemuda kita diajak berpikir secara realistis, agar menghilangkan nafsu meluap keluar, tetapi
26
Ibid., hlm. 138-142.
160
sebaiknya mengubah tujuan menjadi meluap ke dalam, membangun negara dan mempertahankannya, itulah suatu tujuan yang tepat. Menentukan batas dasar
tanah air kita menurut garis internasional yang tetap, yaitu Hindia Belanda dahulu.
Tanah Papua bukan menjadi tujuan utama, hal tersebut dikarenakan bangsa Indonesia yang belum merdeka ini, belum sanggup dan mempunyai tenaga
yang cukup untuk mendidik bangsa Papua yang juga berhak untuk menjadi bangsa yang merdeka. Biarkan tanah Papua dan tanah Malaka menentukan
nasibnya sendiri, apakah mereka ingin menjadi bagian dari bangsa Indonesia atau berdiri sendiri, tetapi janganlah menuntutnya untuk menjadi bagian dari
Indonesia, janganlah menjadi politik imperealisme. Jika pada akhirnya mereka ingin bersatu dengan Indonesia, maka akan kita terima dengan tangan terbuka.
27
4. Pendapat Soekarno
Mengatakan bahwa negara Indonesia merdeka harus meliputi tanah Malaya dan Papua. Secara tegas ia menyetujui usulan dari pada Muhammad Yamin.
Berdasarkan keyakinannya, bahwa rakyat Malaya merasa dirinya bertanah air Indonesia dan merasa dirinya bersatu dengan kita. Sekalipun berbahaya karena
bersifat imperealis, namun Selat Malaka harus menjadi bagian dari tanah air, demi keselamatan Indonesia saat terancam dari musuh. Sedangkan tanah Papua
menurut kitab Negarakertagama, telah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan
27
Ibid., hlm. 146-149.