c. Gaya Belajar Kinestetik Tactual Learners
Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Gaya belajar ini
adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik. Gaya belajar kinestetik dapat dideteksi dari kebiasaan
anak ketika belajar, antara lain: -
berbicara dengan perlahan; -
menanggapi perhatian fisik; -
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka; -
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain; -
selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; -
memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar; -
belajar melalui
praktek langsung
dan manipulasi
mengembangkan data atau fakta; -
menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung;
- menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika
sedang membaca; -
banyak menggunakan bahasa tubuh non verbal; -
tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama;
- tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah
datang ke tempat tersebut;
- menggunakan kata-kata yang mengandung aksi;
- pada umumnya memiliki tulisan yang jelek;
- menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan secara
fisik; -
menyukai buku-buku
yang berorientasi
pada plot,
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai bentuk penghayatan terhadap apa yang di baca;
- ingin melakukan segala sesuatu.
3. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar
Berdasarkan beberapa gaya belajar diatas, maka dapat dilihat bahwa mengetahui gaya belajar itu sangat penting. Pemahaman gaya
belajar bagi siswa dapat berguna untuk mengetahui dengan sadar strategi- strategi apa yang harus mereka gunakan dalam belajar sehingga menjadi
pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka Barbara, 2007: 93.
Sedangkan pemahaman gaya belajar bagi guru berguna untuk mengetahui cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki
gaya belajar yang unik De Porter, 2010: 213. Selain itu, pemahaman akan gaya belajar dapat membuat guru menjadi lebih kreatif dalam
mengajar di dalam suatu kelas sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi indrawi, yang melayani sebaik mungkin
kebutuhan individual setiap murid Barbara, 2007: 93. Karena dengan itu metode mengajar guru bisa menggunakan berbagai kombinasi seperti
pengalaman, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimentasi. Guru juga dapat memperkenalkan berbagai unsur pengalaman ke dalam kelas
misalnya dengan bunyi-bunyian, musik, gambar visual, gerakan-gerakan, pengalaman, dan bahkan percakapan Suyono dan Haryanto, 2011: 164.
Bahkan guru juga dapat menerapkan berbagai teknik penilaian yang berfokus pada gaya belajar yang berbeda-beda. Misalnya menggunakan
tes lisan untuk siswa dengan gaya belajar auditorial, karena siswa dengan gaya belajar auditorial lebih pandai dalam bercerita, namun merasa
kesulitan dalam menulis. Menggunakan tes tertulis untuk siswa dengan gaya belajar visual dan menggunakan ujian praktek untuk siswa dengan
gaya belajar kinestetik. Sehingga diharapkan selama proses pembelajaran guru dapat memberikan porsi penilaian secara adil bagi setiap siswa.
C. Gaya Mengajar Guru
1. Pengertian Mengajar
Istilah mengajar sudah dikenal sejak lama, bahkan sejak disadari pentingnya pendidikan dan persekolahan. Konsep mengajar sering
ditafsirkan berbeda-beda karena senantiasa dilandasi oleh teori belajar tertentu, sedangkan tafsiran tentang belajar juga banyak macam
ragamnya. Membahas mengenai pengertian mengajar, Muhibbin 1995: 182
mengulas pendapat Tyson and Caroll yang menyatakan bahwa mengajar