Gaya Mengajar Guru Matematika SMA Sedes Sapientiae Bedono Ambarawa dengan beberapa modifikasi sesuai dengan topik yang
dibahas pada penelitian ini. Terdapat 15 butir soal pada kuesioner ini. Pilihan jawaban yang disediakan pada masing-masing soal dalam
kuesioner ini berjumlah tiga 3, dan sudah dalam bentuk pernyataan- pernyataan yang menandai aspek visual, auditorial, dan kinestetik.
Kuesioner ini diisi langsung oleh siswa dengan memberikan tanda x pada jawaban yang dipilih.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan oleh peneliti baik terhadap guru maupun siswa adalah wawancara bebas terpimpin. Dalam wawancara bebas
terpimpin ini peneliti membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan untuk disajikan, dan dari pertanyaan-pertanyaan itu masih dapat berkembang
lagi pada pertanyaan-pertanyaan lain. Rancangan pertanyaan yang digunakan dalam melakukan wawancara
ini disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2. Rancangan pertanyaan wawancara kepada guru
No Daftar Pertanyaan
1 Apa cara yang dipilih guru dalam menyampaikan materi, bercerita atau
menjelaskan, menampilkan gambar atau grafik dan menyuruh siswa melakukan praktikum atau melakukan peragaan konsep IPA?
2 Seberapa sering ketiga hal itu dilakukan?
3 Perhatian guru terhadap tanggapan anak dalam cara mengajar guru tersebut?
4 Untuk guru sendiri sebenarnya gaya belajarnya seperti apa?
Tabel 3. Rancangan pertanyaan wawancara kepada siswa
No Daftar Pertanyaan
1 Bagaimana tanggapan kamu terhadap pelajaran IPA?
2 Bagaimana prestasi kamu dalam pelajaran IPA?
3 Bagaimana cara kamu belajar?
4 Bagaimana cara gurumu mengajar? gambar, ceramah, praktikum
5 Kamu bisa duduk berapa lama kalau sedang belajar IPA
6 Kamu suka belajar di kondisi yang bagaimna? Sepi atau ramai
3. Video
Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan kamera video untuk merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung saat melakukan
tahap observasi. Video ini adalah hasil dari proses pengamatan yang dilakukan dalam 5 kali pertemuan. Data pengamatan yang didapatkan
juga dalam bentuk fieldnotes. Fieldnotes digunakan ketika memory kamera video tidak mencukupi, dan ketika baterai kamera habis sebelum
pelajaran selesai.
F. Validitas
Validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas
menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai
dengan tujuan penelitian Suparno, 2010: 67-68. Pada kuesioner chek list validitas dilakukan sebanyak dua kali hingga diputuskan dapat digunakan oleh
dosen pembimbing. Sedangkan pada kuesioner kedua, peneliti melakukan