Operasionalisasi Variabel Penelitian METODE PENELITIAN

a Pernyataan positif : sangat setuju skor 5, setuju skor 4, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 2, dan sangat tidak setuju skor 1. b Pernyataan negatif : sangat setuju skor 1, setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 4, dan sangat tidak setuju skor 5. 2. Lingkungan belajar di keluarga Lingkungan belajar di keluarga merupakan ligkungan dimana anak dididik dan memperoleh pengetahuan pertama yang diberikan dalam pembentukan pribadinya yang disiplin sesuai dengan peraturan dan tata tertib. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitiannya. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga No Butir Variabel Indikator Positif Negatif Lingkungan keluarga 1. Status sosial ekonomi orang tua 2. Keutuhan keluarga 3. Sikap dan kebiasaan orang tua Kurniawan, 2007:18 4. Cara mendidik 5. Suasana keluarga 6. Pengertian orang tua 7. Latar belakang kebudayaan Roestiyah, 1982:159 1 2 3 5 7 8 9 4 6 Pengukuran variabel lingkungan keluarga menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a Pernyataan positif : sangat setuju skor 5, setuju skor 4, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 2, dan sangat tidak setuju skor 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Pernyataan negatif : sangat setuju skor 1, setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 4, dan sangat tidak setuju skor 5. 3. Lingkungan belajar di sekolah Lingkungan belajar di sekolah merupakan tempat dimana anak bisa belajar dan mempelajari sejumlah materi pelajaran dan pembentukan perilaku yang disiplin. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitian. Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah No Butir Variabel Indikator Positif Negatif Lingkungan sekolah 1. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas 2. Interaksi guru dan murid 3. Cara guru dalam mengajar 4. Hubungan antara murid 5. Media pendidikan yang digunakan 6. Melaksanakan tugas rumah 7. Kurikulum yang digunakan Roestiyah, 1982:159-161 2 3,4 6,7 8 9 1 5 Pengukuran variabel lingkungan sekolah menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a Pernyataan positif : sangat setuju skor 5, setuju skor 4, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 2, dan sangat tidak setuju skor 1. b Pernyataan negatif : sangat setuju skor 1, setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 4, dan sangat tidak setuju skor 5. 4. Lingkungan belajar di masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Selain itu juga dengan lingkungan masyarakat ini siswa dapat bergaul dengan banyak teman yang beranekaragam suku bangsa dan dapat bersosialisasi. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitian. Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat No Butir Variabel Indikator Positif Negatif Lingkungan masyarakat 1. Pergaulan 2. Hubungan dengan teman sebaya 3. Kegiatan yang diadakan dalam masyarakat Roestiyah, 1982:162 1,2 3 5 4 6 Pengukuran variabel lingkungan masyarakat menggunakan skala Likert. Masing-masing pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban. Bobot yang diberikan untuk setiap alternatif jawaban adalah: a Pernyataan positif : sangat setuju skor 5, setuju skor 4, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 2, dan sangat tidak setuju skor 1. b Pernyataan negatif : sangat setuju skor 1, setuju skor 2, ragu-ragu skor 3, tidak setuju skor 4, dan sangat tidak setuju skor 5.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Suatu alat ukur dikatakan valid atau sah apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Pengujian validitas dilakukan berdasarkan rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson pada taraf signifikan alpha 0,05 atau 5 Arikunto, Suharsimi. 1989:206. Adapun rumus korelasinya adalah sebagai berikut: xy r = { } { } 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan: xy r = koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dan skor konstruk pertanyaan N = banyaknya sampel yang diuji X ∑ = jumlah skor butir pertanyaan Y ∑ = jumlah skor konstruk pertanyaan 2 X ∑ = jumlah skor butir yang dikuadratkan 2 Y ∑ = jumlah skor konstruk yang dikuadratkan XY ∑ = jumlah perkalian hasil kali skor butir pertanyaan dengan skor konstruk pertanyaan Butir pertanyaan dikatakan valid apabila koefisien korelasi r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5. Demikian juga sebaliknya butir pertanyaan dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi r hitung lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5. Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dipakai dalam penelitian layak atau tidak layak dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu di uji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi tingkat validitas suatu alat ukur maka semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur mengenai sasaran. Uji validitas dalam penelitian ini di laksanakan di SMK BOPKRI 1 dengan respondennya yaitu siswa-siswi kelas X jurusan akuntansi dengan jumlah 32 orang. Uji validitas ini menggunakan responden berukuran N = 32, sehingga didapat r tabel = 0,349. Rangkuman dari hasil pengujian validitas tampak dalam tabel berikut ini: Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kedisiplinan No. Item hitung r tabel r Keterangan 1 0,571 0,349 Valid 2 0,567 0,349 Valid 3 0,483 0,349 Valid 4 0,468 0,349 Valid 5 0,453 0,349 Valid 6 0,448 0,349 Valid 7 0,461 0,349 Valid 8 0,552 0,349 Valid 9 0,461 0,349 Valid 10 0,472 0,349 Valid 11 0,637 0,349 Valid Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga No. Item hitung r tabel r Keterangan 1 0,423 0,349 Valid 2 0,565 0,349 Valid 3 0,619 0,349 Valid 4 0,512 0,349 Valid

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA Hubungan Motivasi Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Di SMK Negeri 5 Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Motivasi Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Di SMK Negeri 5 Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS X Hubungan Motivasi Belajar Dan Dukungan Keluarga Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Di SMK Negeri 5 Surakarta.

0 0 14

Hubungan motivasi belajar, iklim kelas, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Sanjaya Pakem.

1 4 190

Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta.

1 1 149

Hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja : studi kasus: SMK Sanjaya Pakem.

0 3 182

Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem.

0 7 177

Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa studi kasus SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

0 2 147

Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem - USD Repository

0 0 175

Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem - USD Repository

0 0 158