Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
membolos, dan lain-lain. Penanganan untuk masalah tersebut telah dilakukan oleh para guru setiap hari akan tetapi belum memberikan hasil yang
memuaskan. Penegakan kedisiplinan siswa di sekolah memang tidak mudah, terutama bagi siswa yang memiliki sikap dan tingkah laku sulit untuk diatur
walaupun sudah diberikan hukuman berulang kali atas pelanggaran yang telah dia lakukannya. Untuk membina disiplin, siswa perlu memahami apa-apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan serta konsekuensi apa yang akan diterima bila melakukan pelanggaran. Siswa akan paham dan menghayati peraturan atau
tata tertib bila mereka memperoleh informasi yang cukup serta melihat contoh. Kurangnya kedisiplinan siswa apabila dibiarkan akan membawa
dampak kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar maupun sikap mental para siswa. Ketidakdisiplinan para siswa akan mengganggu proses
pembelajaran dan selanjutnya berdampak pada kurang berkembangnya prestasi belajar siswa. Di samping itu ketidakdisiplinan para siswa akan
menyebabkan pihak sekolah kesulitan membentuk pribadi yang mampu menjadi masyarakat yang baik.
Perkembangan jiwa siswa terutama mengenai kedisiplinan pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam yang berupa
pembawaan dan faktor dari luar yang berupa lingkungan Dewantara, 1977:439. Seorang siswa yang berpembawaan positif dan hidup di
lingkungan positif, maka perkembangan jiwa dan prilakunya akan baik. Sebaliknya seorang siswa yang pembawaannya negatif dan hidup di
lingkungan yang negatif maka perkembangan jiwa dan perilakunya akan jelek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adapun yang disebut dengan faktor lingkungan dalam hal ini terdiri dari tiga jenis yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Lingkungan keluarga orang tua memegang peranan penting dalam membentuk watak anak, terutama dalam perkembangan tahap pertama.
Orang tua harus melakukan fungsi dan peranannya sebagai pendidik utama dalam menentukan dasar-dasar kepribadian dengan mendidik bagaimana
bersopan santun, menjaga kebersihan, berkesusilaan dan berdisiplin. Apabila orang tua gagal dalam mendidik anak maka akan mempengaruhi tingkah laku
keseharian anak yang selalu tidak patuh dan taat terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tuanya. Hal ini tentu saja akan berakibat negatif
dalam pembelajaran anak di sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga formal dalam kehidupan
bermasyarakat mempunyai kedudukan sentral. Di sekolah siswa tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga ditanamkan sikap
dan watak yang ideal dalam kerangka pembentukan kepribadian melalui satu keutuhan sistem nilai yaitu disiplin. Kinerja personal sekolah yang rendah
seperti misalnya tampak dari ketidakpahaman dan ketegasan guru mengenai peraturan menyebabkan sulitnya mengaplikasikan peraturan kepada siswa.
Ketidaktegasan terhadap penegakan peraturan juga sering berdampak pada ketidakkonsistenan kepala sekolah dan para guru dalam menerapkan sanksi
kepada siswa yang melanggar kedisiplinan. Siswa merupakan bagian dari warga masyarakat. Sebagian besar
waktu siswa dihabiskan dalam lingkungan masyarakat sehingga tingkah laku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan sikap positif maupun negatif yang diperoleh siswa selama dalam berada di lingkungan masyarakat akan melekat dan terpola dalam kehidupan sehari-hari
dan mempengaruhi kedisiplinan siswa. Keberadaan seorang anak pada lingkungan masyarakat yang kumuh dengan kemampuan ekonomi masyarakat
di bawah rata-rata dan tanpa adanya fasilitas umum seperti sekolah menjadi tempat subur anak-anak kurang terdidik. Dampaknya anak melakukan
pelanggaran disiplin dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan menyelidiki
hubungan lingkungan belajar di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat terhadap kedisiplinan siswa di sekolah. Penelitian ini selanjutnya mengambil
judul “Hubungan Lingkungan Belajar di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dengan Kedisiplinan Siswa di Sekolah”
. Penelitian merupakan studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem.