Pengertian Sikap wirausaha Sikap wirausaha

nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapi. Kewirausahaan, Menurut Suryana 2006:13, adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik , resiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Menurut Soeharto wirakusumo dalam Suryana 2006:13, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan, menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam Suryana 2006:14, berasal dari istilah entrepreneur yang artinya suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

d. Pengertian

wirausaha Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi baru menurut Marzuki Usman dalam Suryana, 2006:14. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wirausaha, menurut Prawirokusumo dalam Suryana 2006:15, adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. Wirausaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi, dan pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi kepastian untuk meraih keuntungan http:tumoutou.net702_05123tjahja_m.html. Menurut Argene dalam Suryana 2006:15, wirausaha adalah seseorang yang berani mengambil resiko dengan menyatukan berbagai fungsi produksi, termasuk modal, bahan baku, tenaga kerja, dan menerima imbalan dalam bentuk laba dari nilai pasar yang dihasilkannya. Ide kreatif wirausaha diawali dengan proses peniruan, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda. Tahap inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pibadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor lingkungan yaitu peluang dan aktivitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Sikap wirausaha

Sikap wirausaha adalah predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku dan bereaksi dengan cara tertentu terhadap bidang kewirausahaan. Seorang wirausaha harus memiliki jiwa-jiwa kewirausahaan dalam semangatnya, sikap perilakunya, dan kemampuan yang cukup untuk dapat memulai, memiliki, dan mengelola perusahaan. Karakteristik Wirausaha: Seorang wirausaha adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil resiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Menurut David Mc. Clelland dalam Mudjiarto 2006:3-4, ada 9 karakteristik utama yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yaitu sebagai berikut: 1 Dorongan berprestasi: semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi. 2 Bekerja keras: sebagian wirausahawan ”mabuk kerja”, demi mencapai sasaran yang ingin dicita-citakan. 3 Memperhatikan kualitas: wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi. 4 Sangat bertanggung jawab: wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal maupun mental. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Berorientasi pada imbalan: wirausahawan mau berprestasi, kerja keras, bertanggung jawab, dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. 6 Optimis: wirausahawan hidup dengan doktrin semua waktu baik untuk bisnis, dan segala sesuatu mungkin. 7 Berorientasi pada hasil karya yang baik: wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol dan menuntut segala yang ”first class ”. 8 Mampu mengorganisasikan: kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya. Mereka umumnya diakui sebagai ”komandan” yang berhasil. 9 Berorientasi pada uang: uang yang dikejar oleh para wirausahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. Geoffrey G. Marideth dalam Mudjiarto 2006:4-5, mengemukakan ciri- ciri dan watak kewirausahaan yaitu sebagai berikut: 1 Percaya diri Watak: keyakinan, ketidaktergantungan, dan optimis. 2 Berorientasi pada tugas dan hasil Watak: kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, ketabahan, tekad kerja keras, enerjik, dan inisiatif. 3 Pengambilan resiko Watak: kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan. 4 Kepemimpinan Watak: perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik. 5 Keorsinilan Watak: inovatif dan kreatif serta fleksibel. 6 Berorientasi ke masa depan Watak: pandangan ke depan dan perspektif. M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer dalam Mudjiarto 2006:5- 6, mengemukakan delapan karakteristik wirausaha, yang meliputi: 1 Desire for responsibility Yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri. 2 Preference for moderate risk Yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari risiko yang rendah dan menghindari risiko yang tinggi. 3 Confidence in their ability to success Yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil. 4 Desire for immediate feedback Yaitu selalu menghendaki umpan balik segera. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 High level of energy Yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6 Future orientation Yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan. 7 Skill at organizing Yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 8 Value of achievement over money Yaitu selalu menilai prestasi dengan uang. Menurut Argene 2005:3-8, mengemukakan bahwa seorang pengusaha seharusnya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1 Confidence : percaya diri Percaya diri adalah langkah paling awal menjadi pengusaha karena dengan percaya diri dapat memprioritaskan diri untuk bisasanggup dalam menjalani setiap usaha-usaha tanpa merasa malu untuk memulainya dari kecil awal. 2 Energi: semangattenagakekuatan Sebuah kekuatan akan begitu dahsyat apabila terus dipacu dan digerakkan dengan kemauan yang ada. Pengetahuan dan wawasan merupakan titik pertama dalam mencapai kekuatan diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Ability to take calculated risk : mengkalkulasi risiko Kecermatan, ketelitian, kehati-hatian merupakan sikap yang harus dimiliki seorang wirausahawan. Penggabungan dari semua ini adalah memfokuskan kepada dampak yang akan terjadi setelah usaha dijalankan. Seorang wirausaha harus mampu dan bisa mengkalkulasi kesemuanya itu. Jangan ceroboh dalam mengambil sikap, menggampangkan apalagi menyepelekannya, ini akan membuat kesalahan yang fatal bagi kemajuan usaha. 4 Dinamism : melakukan perubahancara dalam penentuan lokasi usaha Ini bisa dikatakan bahwa seorang wirausaha harus dapat melihat dan memilih tempat-tempat yang strategis untuk usaha yang akan dijalankan sehingga dapat memperoleh kemajuan yang pesat. Perlu diingat di sini wirausahawan dituntut lebih analis dalam melihat situasi yang terjadi di dalam usaha. 5 Leadership : mempunyai sifat memimpin Sifat kepemimpinan selalu terpancar dalam diri seseorang. Karena setiap orang dituntut untuk dapat memimpin dirinya sendiri. Dari situ dapat dikatakan apabila di dalam dirinya mempunyai sifat kepemimpinan yang besar, ia akan menjadi orang hebat. Oleh karena itu, tanamkan pada diri Anda ”saya harus dapat menjadi pemimpin dan mau dipimpin”. 6 Optimism : optimis Sikap positif inilah yang harus dimiliki oleh para wirausahawan. Mereka yang menanamkan sikap ini seakan-akan mempunyai gambaran keberhasilan yang akan diperolehnya. Lain halnya dengan kebalikan dalam sikap ini yaitu pesimis, sikap ini tak hanya akan merugikan kita bahkan akan menjatuhkan mental kita dalam menjalani roda usaha. 7 Need to achieve : kemampuan untuk mencapai target Target merupakan penyokong sebuah usaha karena dengan target, kita dapat menentukan proyeksi keuntungan dengan jelas. Jika anda membuka usaha pasti mempunyai target-target yang harus dilakukan setiap bulannya. 8 Creativity : kreatif Pencipta, mempunyai imajiner dan pembaharuan, ini adalah suatu gambaran yang dapat diberikan oleh para pengusahawirausahawan yang merubah keadaan, dari yang tidak ada menjadi ada dan nyata, serta dapat dipakai untuk kehidupan sehari-hari. 9 Flexibility : fleksibel Usahawan yang fleksibel dapat memanfaatkan keadaan dan situasi yang ada, selalu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan-kebutuhan yang ada dengan melihat apa yang saat ini digemari atau dibutuhkan oleh customer. 10 Responbility : rasa tanggung jawab Setiap pekerjaan mempunyai dampak yang akan terjadi. Tanggung jawab yang besar dapat membantu anda dalam menghadapi masalah. Mereka yang mempunyai tanggung jawab lebih mengutamakan keberhasilan daripada ketidakberhasilan dalam memecahkan kejadian-kejadian. 11 Independence : merdekaberdiri sendiri Mandiri atau tidak mengandalkan orang lain adalah sikap yang harus dimiliki oleh para pengusaha. Biasanya orang melihat dari cara dan bagaimana ia menjalankan usahanya, setelah itu dipelajari secara benar-benar, dan apabila ada kesempatan, lalu membuka sendiri lapangan pekerjaan berwiraswasta sendiri. 12 Initiative : inisiatif Sifat akhir dari seorang pengusaha adalah inisiatif, strategi ini yang diberikan kepada para leader-leader dalam mengungkapkan gagasan-gagasan tentang cara menggunakan inisiatif kita. Menurut Machfoedz 2005:10-12, mengemukakan bahwa ciri seorang wirausahawan ditunjukkan dengan profil pribadi sebagai berikut: 1 Mengejar prestasi Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk itu mereka lebih memilih bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema dan cenderung untuk berfikir cermat serta berfokus pada visi jangka panjang tentang bisnis. 2 Berani mengambil resiko Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai risiko dengan memperhitungkan besar kecilnya risiko. Dalam setiap kesempatan wirausahawan senantiasa menghindari risiko tinggi. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima risiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan. 3 Mampu memecahkan permasalahan Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami, pada umumnya lebih cepat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi. Jika mereka mengetahui bahwa solusi yang mereka lakukan kurang tepat berdasarkan alasan-alasan yang sahih, mereka dengan segera memberikan alternatif pendekatan pencegahan permasalahan. 4 Rendah hati Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambang-lambang keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang, namun mereka menolak apabila pujian ditujukan kepada diri mereka. Itulah alasan mengapa kita sering menjumpai wirausaha yang meskipun sukses dalam bisnis, tetapi tampil bersahaja, misalnya berkendaraan mobil yang tidak tergolong mewah atau mungkin mobil bekas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Bersemangat Wirausahawan secara fisik senantiasa tampil lincah dan berbadan sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam rata-rata yang dilakukan orang lain ketika meritis usaha. Untuk itu mereka selalu berupaya menjaga stamina. 6 Memiliki rasa percaya diri Wirausahawan adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan serta kemampuannya. Mereka berfikir bahwa tindakan mereka akan mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimpin bagi diri mereka sendiri. Mereka melawan pendapat yang mengatakan bahwa kejadian lain dapat mempengaruhi dorongan untuk mencapai prestasi dan kesuksesan. 7 Menghindari sifat cengeng Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan konsekuensi kurang terjalinnya hubungan akrab dengan kawan atau anggota keluarga. Karena tidak mudahnya terjalin hubungan yang akrab, sering kali mereka lebih mengutamakan pekerjaan. 8 Mencari kepuasan diri Karena wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri, mereka sering kali kurang berminat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap struktur organisasi. Mereka mengabaikan aktivitas manajemen organisasi tradisional sehingga pada umumnya mereka mengalami kesulitan dengan waktu kerja apabila bekerja untuk suatu perusahaan besar. Menurut Sanusi dalam Suryana 2006:28-29, ada beberapa kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, diantaranya: 1 Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasatetapsudah diatur dan jelas. 2 Suka memandang keluar, berorientasi pada aspek-aspek yang lebih luas dari persoalan yang dihadapi untuk memperoleh peluang baru. 3 Semakin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakarsa atas nama sendiri. 4 Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain. 5 Karena sendiri, maka ada keinginan berbeda atau maju, dan toleransi terhadap perbedaan pihak lain. 6 Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan perubahan. 7 Dengan kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap tercapai, timbul rasa percaya diri dan sikap optimisme yang lebih mendasar. 8 Sikap dan perilaku kewirausahaan di atas kemudian dikombinasikan dengan keterampilan manajemen usaha dalam bentuk perencanaan dan pengembangan produk, penetrasipengembangan pasar, organisasi dan komunikasi perusahaan, keuangan, dan lain-lain. 9 Meskipun asasnya bekerja keras, cermat, dan sungguh-sungguh, namun aspek risiko tidak bisa dilepaskan sampai batas yang dapat diterima. 10 Dengan risiko tersebut, dibulatkanlah tekad, komitmen, dan kekukuhan hati terhadap alternatif yang dipilih. 11 Berhubung yang dituju ada kemajuan yang terus menerus, maka ruang lingkup memandangpun jauh dan berdaya juang tinggi, karena sukses tidak datang tanpa dasar atau tiba-tiba. 12 Adanya perluasan pasar dan persaingan dengan pihak lain sehingga mendorong kemajuan keras untuk membuat perencanaan, usaha, dan hasil yang lebih baik, bahkan terbaik dan berbeda. 13 Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, wirausaha harus memiliki kesiapan yang matang untuk bersaing. 14 Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk melakukan berbagai usaha. 15 memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian. Ada introspeksi dan kesediaan, serta sikap responsif dan arif terhadap umpan balik, kritik, dan saran. 16 Memiliki kemampuan intensif dan seimbang dalam memperhatikan dan menyimak informasi dari pihak lain dengan meletakkan posisi dan sikap sendiri, dan mengendalikan diri sendiri terhadap suatu persoalan yang dianggap belum jelas. 17 Menjaga dan memajukan nilai dan perilaku yang telah menjadi keyakinan diri, integritas pribadi yang mengandung citra dan harga diri, selalu bersikap adil, dan sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan orang lain. Menurut Kasmir 2009:24-26, sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh seorang wirausaha dan seluruh karyawan adalah sebagai berikut: 1 Jujur dalam bertindak dan bersikap Sikap jujur merupakan modal utama seorang wirausaha dalam melayani pelanggan. Kejujuran dalam berkata-kata, berbicara, bersikap, maupun bertindak akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang diberikan. 2 Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas Seorang wirausaha dituntut untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam melayani pelanggan. Di samping itu, wirausaha juga dituntut untuk cekatan dalam bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. 3 Selalu murah senyum Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang wirausaha harus selalu murah senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau perusahaan kita. 4 Lemah lembut dan ramah tamah Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu hendaknya dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap seperti ini dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan. 5 Sopan santun dan hormat Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu bersikap sopan dan hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan menghormati pelayanan yang diberikan. 6 Selalu ceria dan pandai bergaul Sikap selalu ceria yang ditunjukkan dapat mencurahkan kekakuan yang ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan merasa cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar. 7 Fleksibel dan suka menolong pelanggan Dalam menghadapi pelanggan, wirausaha harus dapat memberikan pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada jalan keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan asalkan mengikuti peraturan yang berlaku. Wirausaha juga diharapkan suka menolong pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemukan jalan keluarnya. 8 Serius dan memiliki rasa tanggung jawab Dalam melayani pelanggan, wirausaha harus serius dan sungguh- singguh. Wirausaha harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau suka ngeyel. Selain serius, wirausaha juga harus mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sampai pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Menurut Faisol dalam Mudjiarto 2006:28-37, mengemukakan ciri-ciri sikap seorang wirausaha sebagai berikut: 1 Berani mengambil resiko Seorang wirausaha bila memiliki atau dipercayakan untuk mengelola uang ia tidak suka yang aman atau kecil sekali risikonya. Dalam hal ini ia berani mengambil risiko keuangan dalam bentuk kerugian yang mungkin dideritanya yang telah masuk dalam perhitungannya. Tetapi dalam kalkulasinya ia akan lebih banyak memperhitungkan kalkulasi kegagalan. Dengan demikian seorang wirausaha tidak akan menempatkan atau menginvestasikan dananya pada suatu kegiatan usaha yang mengandung risiko kegagalan yang tinggi, atau kemungkinan gagalnya daripada berhasilnya. Singkatnya seorang wirausaha tidak menyukai suatu yang hasilnya sudah pasti dan mudah dicapai, seperti menabung uangnya atau kegiatan mengandung risiko rendah. Namun demikian juga seorang wirausaha tidak menyukai kegiatan dengan kemungkinan gagal dalam usahanya lebih besar daripada berhasilnya. Wirausaha adalah orang yang berani mengambil resiko wajar yang sudah diperhitungkan, ia optimis akan berhasil, tapi bukan pasti berhasil atau gagal. 2 Kreatif dan inovatif Seorang wirausaha sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar atau bersifat rutin. Ia lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa yang sudah ada sebelumnya, senang menemukan, dan mengusahakan sesuatu yang belum pernah dibuat orang sebelumya. Ia senang memikirkan dan menciptakan hal-hal yang baru. Biasanya, dalam usaha tidak mau ikut-ikutan, ia lebih menyukai penemuan baru dan daya ciptanya. Kalaupun ia membuat produk atau membuka jenis usaha yang sama dengan orang lain, tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena ia melihat peluangnya masih besar. Ia akan melakukan modifikasi, pengembangan penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih menarik konsumen. Ia juga tidak mudah puas dengan yang telah dicapai, selalu ada ide atau gagasannya untuk mengembangkan yang telah ada. Dan ada beberapa cara yang mungkin ditempuh. 3 Mempunyai Visi Wirausaha sukses adalah orang yang visioner, yang memiliki bayangan atau gambaran masa depan yang akan dicapai. Ia mampu membuat gambaran tentang wujud masa depan yang akan diraih. Berdasarkan visi yang ditetapkan, ia mampu menyusun rencana dan strategi untuk meraihnya. Dan dengan tekun melaksanakannya secara konsisten, meskipun banyak rintangan, kesulitan dan hambatan ataupun orang lain meragukan. 4 Mempunyai tujuan yang berkelanjutan Sebagai bagian dari upaya mencapai harapan masa depan atau visinya, seorang wirausaha sukses mampu merumuskan tujuan yang jelas, menantang namun realitas. Baik tujuan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Ia juga mampu untuk senantiasa melakukan evaluasi dan penyesuaian-penyesuaian tujuan yang telah dirumuskan, untuk memastikan bahwa tujuan tersebut konsisten dengan visi pribadi dan perusahaan yang berkembang. Seorang wirausaha sukses tidak hanya puas terhadap pencapaian tujuan, lebih dari itu ia senantiasa membuat tujuan baru yang lebih menantang. 5 Percaya diri Wirausaha yang sukses mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Ia optimis bahwa apa yang dilakukan akan berhasil sesuai dengan harapannya, walaupun banyak orang yang meragukan. Ketika memulai bisnis, meskipun awalnya kecil-kecilan ia percaya bahwa apa yang dilakukan merupakan sesuatu yang tepat sehingga tanpa ragu berani mewujudkannya dan yakin pada saatnya akan sukses. Ia merasa yakin bahwa dirinya mampu memenangkan persaingan dengan cara sehat. Sebagai orang yang kuat rasa percaya dirinya, setiap wirausaha yang menemui kegagalan akan mengoreksi kesalahan dirinya, tidak mencari kambing hitam atau menyalahkan nasib. Ia akan melihat apa kesalahan dalam dirinya. Ia akan membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih maju, kemudian ia memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Ia yakin bahwa dengan memperbaiki diri persoalan akan dapat diatasi. 6 Mandiri Seorang wirausaha adalah orang mandiri, tidak mau hidupnya tergantung orang lain. Ia mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi pemimpin atau ”boss” minimal bagi diri sendiri, terbebas dari perintah atau kontrol orang lain. Ia mampu melaksanakan pekerjaan secara disiplin dalam kondisi kerja yang terisolasi. Dan memiliki kemampuan mengorganisasi aktivitas untuk mencapai tujuan pribadi dan usahanya. Ia juga pantang diberi pertolongan orang lain, kecuali kalau memang benar-benar sudah tidak mampu untuk berbuat. Kalaupun minta tolong, maka pertolongan yang diperolehnya akan dianggap sebagai hutang yang nanti harus dibayar kembali. 7 Aktif, energik, menghargai waktu Seorang wirausaha sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah puas dengan yang sudah ada. Apabila sedang menjalankan usahanya, ia tidak puas kalau tidak menggunakan waktu sebaik- baiknya. Ia bekerja kalau perlu sampai 24 jam sehari dalam rangka mencapai prestasi usahanya. Waktu sangat penting dan berharga bagi dirinya. Setiap waktu berarti untuk kepentingan usahanya, memikirkan, merencanakan, mempelajari data, membuat laporan, melakukan negosiasi bisnis, membuat kontrak dan seterusnya. Seorang wirausaha sukses nampak dikejar sesuatu, dan waktu terasa terlalu singkat untuk menyelesaikan segalanya. Waktu baginya sangat berharga. Dalam pandangannya, orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang merugi. 8 Memiliki kosep diri positif Wirausaha sejati adalah orang yang memiliki konsep diri positif. Ia adalah orang yang terbuka terhadap kritik, karena kritik sangat berguna bagi diri atau usahanya. Berbeda dengan orang yang memiliki konsep diri negatif, akan sangat peka terhadap kritik, orang ini mudah tersinggung bahkan marah jika dikritik, karena kritik dianggap menjatuhkan harga diri. Wirausaha sejati juga tidak bangga terhadap pujian. Keberhasilan adalah sesuatu yang wajar sebagai hasil kerja keras dan bukan untuk dibangga-banggakan. Meskipun ada perasaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI senang bila dipuji namun ia sadar bahwa keberhasilannya bukan sepenuhnya karena dirinya tetapi berkat dukungan kerjasama dengan orang lain. Sebaliknya orang yang mempunyai konsep diri negatif sangat senang terhadap pujian dan suka membanggakan diri dan keluarganya. Ciri lain orang yang mempunyai konsep diri positif adalah sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan atas kelebihan orang lain. Ia mampu melahirkan kenyamanan, keakraban dan kehangatan dalam persahabatan. Ia tidak serta merta atau dengan mudah menilai negatif orang lain. 9 Berfikir positif Berfikir positif bagian dari sikap hidup sehari-hari seorang wirausaha berhasil. Ia senantiasa membiasakan diri bersikap dan berperilaku positif terhadap konsumen, karyawan, pesaing, mitra bisnis, serta kegagalan yang pernah menimpanya. Wirausaha sukses selalu menempatkan konsumen dengan cara pandang positif. Konsumen ibarat raja yang harus dilayani untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Ia berusaha untuk selalu memuaskan konsumen dengan memberikan produk dan pelayanan terbaik. Ia sadar betul bahwa konsumen yang puas akan kembali membeli, dan konsumen yang kecewa akan lari bahkan menceritakan kekecewaannya kepada orang lain. Wirausaha yang sukses sadar bahwa dirinya harus siap melayani banyak orang. Wirausaha tidak senang ketika menemui kegagalan, namun seorang wirausaha sejati tidak akan berlama-lama larut dalam kesedihan. Ia tidak berprasangka negatif terhadap pihak lain, tetapi akan merenung mencari penyebabnya, melakukan introspeksi, apa kekurangan-kekurangan dalam dirinya dan usahanya sehingga gagal. Ia mengambil hikmah dari sebuah kegagalan untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali. Kegagalan dipandangnya sebagai sukses yang tertunda, dirinya meyakini akan menemui kesuksesan di penghujung kegagalan. 10 Bertanggung jawab secara pribadi Seorang wirausaha sejati, apabila kurang atau belum berhasil mencapai tujuan usahanya, maka ia tidak begitu mudah menyalahkan faktor-faktor diluar dirinya, seperti orang lain yang bersalah, mesin atau peralatan yang kurang baik, persaingan yang tidak sehat, krisis ekonomi, kebijakan pemerintah yang kaku dan sebagainya. Sebaliknya ia akan lebih melihat kekurang berhasilan isi dari sisi kekurang mampuan dirinya menyesuaikan terhadap perkembangan yang terjadi dan mengatasi masalah yang dihadapi. Ia akan konsisten bertanggung jawab ketika keputusan-keputusan yang telah diambilnya ternyata kurang tepat. Sekali berani mengambil keputusan ia akan bertanggung jawab terhadap segala akibatnya. 11 Selalu belajar dan menggunakan umpan balik Apabila menghadapi suatu kepahitan dalam usahanya, seorang wirausaha sejati tidak mudah begitu saja meloncat ke usaha lain yang sama sekali berbeda. Ia akan berusaha mengumpulkan informasi dan mempelajari faktor-faktor apa saja dari dalam diri dan dari luar diri yang menyebabkan kegagalannya. Selama faktor-faktor tadi masih dapat diatasinya baik sendiri maupun dengan bantuan orang lain, maka ia akan melanjutkan usahanya dengan penyesuaian-penyesuaian baru. Ia senang mempelajari apa saja yang menyebabkan dirinya berhasil atau gagal, dari waktu ke waktu dan hasilnya dapat dipergunakan untuk lebih menyempurnakan usaha selanjutnya. Wirausaha sukses umumnya adalah orang yang menyadari akan kelemahan dirinya dan mau selalu belajar untuk memperbaiki. Belajar merupakan kebutuhannya, baik melalui bahan bacaan seperti buku, majalah, koran, kursus untuk menambah pengetahuan, wawasan atau keterampilan. Dan terutama belajar dari pengalaman hidup sehari-hari dalam menjalankan bisnisnya. Menurut Suryana 2006:30 ciri-ciri kewirausahaan yaitu: 1 Memiliki motif berprestasi tinggi Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada. 2 Memiliki perspektif ke depan Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap mencapai target, sasaran, atau impian, maka segeralah membuat impian- impian baru yang dapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya. Biasakan untuk memiliki target harian, bulanan, maupun tahunan, baik berupa peningkatan prestasi belajar, peningkatan omset usaha, tingkat keuntungan, mobil idaman, rumah baru, kantor baru, maupun banyak hal lainnya. Apapun impian atau target kita, ingat kata kunci SMART Specific, Measurable, Achieveable, Reality-based, Time- frame , yang berarti harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai, berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu. Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi ke masa depan. Perspektif seorang wirausaha akan dapat membuktikan apakah ia berhasil atau tidak. 3 Memiliki kreativitas tinggi Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya tersebut menjadi permintaan. 4 Memiliki sifat inovasi tinggi Seorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jika impian dan tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kukuh dalam situasi apa pun, entah badai kesulitan ataupun tantangan. Setiap fondasi baru yang dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai kerangka bangunan keseluruhan. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk, manajemen konsumen, manajemen arus kas, sistem pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi, kita memerlukan kecerdasan kreatif. Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menurunkan gelombang otak sedemikian sehingga kita dapat menggali sumber kreativitas dan intuisi bisnis. Sifat inovatif dapat ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan terus-menerus. 5 Memiliki komitmen terhadap pekerjaan Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki seorang wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras, dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa ilmu, ibarat berlayar tanpa nahkoda, tidak jelas kemana arah yang akan dituju. Sering kali orang berhenti diantara sukses dan kegagalan. Namun, seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya, karena jika tidak akan berakibat fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya. 6 Memiliki tanggung jawab Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan tanggung jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator orang yang bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan konsisten. 7 Memiliki kemandirian Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain. Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai jenis modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaitu: a Sumber daya internal calon wirausaha, misalnya kepandaian, keterampilan, kemampuan menganalisis dan menghitung risiko, serta keberanian atau visi jauh ke depan. b Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaanpenawaran, dan lain sebagainya. c Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon wirausaha harus menghitung dengan saksama apakah ketiga sumber daya ini dimiliki sebagai modal atau tidak. Jika faktor-faktor tersebut dapat dimiliki, maka ia akan merasa optimis dan boleh berharap bahwa impiannya dapat menjadi kenyataan. 8 Memiliki keberanian menghadapi risiko Seorang wirausaha harus berani mengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tentunya, risiko-risiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dari dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Inilah faktor penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, sedangkan manajer dibutuhkan dalam mengatur perusahaan. Inti dan tugas manajer adalah berani mengambil dan membuat keputusan untuk meraih sukses dalam mengelola sumber daya, sedangkan inti kewirausahaan adalah berani mengambil risiko untuk meraih peluang. Wirausaha harus bisa belajar mengelola risiko dengan cara mentransfer atau berbagi risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan lain sebagainya. Wirausaha yang sukses dinilai dari keinginannya untuk mulai bermimpi dan berani menanggung risiko dalam upaya mewujudkannya. 9 Selalu mencari peluang Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan seorang wirausaha dalam mengerjakan berbagai tugas sekaligus, semakin besar pula kemungkinan untuk mengolah peluang menjadi sumber daya produktif. Seorang wirausaha senantiasa belajar, belajar, dan belajar. Kehidupan ini penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk maju, bertumbuh, dan berkembang. Banyak sekali rahasia kehidupan yang harus dipecahkan dan hal-hal baru yang diciptakan oleh umat manusia untuk memenuhi impian dan membangun kenyamanan hidup. Oleh karenanya, senantiasa tersedia ruang bagi munculnya gagasan ataupun ide-ide baru, perubahan, dan penyempurnaan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Karena itulah ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang. Bila kita berfikir kreatif, sesungguhnya masih banyak rahasia yang harus dipecahkan oleh umat manusia dalam kehidupan ini melalui pengalaman dan pencarian yang tiada henti akan kebenaran. Makna lain dari pernyataan ini adalah bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik. Ketika seorang wirausaha berhenti belajar dan memperbaiki diri, saat itulah ia mengambil keputusan untuk berhenti menjadi seorang wirausaha. Belajar, bagi seorang wirausaha sejati adalah proses yang dilakukan seumur hidup, seperti halnya perubahan senantiasa terjadi sepanjang perjalanan hidup. 10 Memiliki jiwa kepemimpinan Untuk dapat mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang- orang disekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik tidak diukur dari berapa banyak pengikut atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru di sekelilingnya. Inilah proses yang disebut dengan pengembangan, yang tidak sekedar meningkatkan keterampilan, namun secara lebih penting, mengembangkan karakter dan kemampuan intra maupun interpersonal sebagai pemimpin bisnis. Jadi seorang wirausaha yang cerdas harus senantiasa mengembangkan orang-orang disekelilingnya agar pada gilirannya dapat menggunakan konsep pengungkit untuk mengembangkan bisnisnya. Jiwa kepemimpinan, sebagai faktor penting untuk dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi yang kuat demi tercapainya suatu tujuan. Sikap orang yang memiliki jiwa kepemimpinan dapat tercermin pada praktik sehari-hari, seperti seorang kakak yang membimbing adik-adinya untuk belajar. 11 Memiliki kemampuan manajerial Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu: a Kemampuan teknik b Kemampuan pribadipersonal c Kemampuan emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya. 12 Memiliki kemampuan personal Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal.

2. Minat

Dokumen yang terkait

MINAT BERWIRAUSAHA DI TINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN SIKAP MANDIRI PADA MAHASISWA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Sikap Mandiri Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Mu

0 3 11

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN SIKAP MANDIRI PADA MAHASISWA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Sikap Mandiri Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Muh

0 2 15

KESEJAHTERAAN SISWA SMP DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Kesejahteraan Siswa Smp Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua.

0 1 17

PERBEDAAN KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Perbedaan Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua.

0 1 12

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa.

0 0 13

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

1 4 188

PERBEDAAN MINAT BERWIRAUSAHA REMAJA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DI DESA WASIAT, KECAMATAN NGOMBOL, KABUPATEN PURWOREJO.

0 2 141

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

0 0 186

HUBUNGAN ANTARA SIKAP WIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 7 203