Biasanya sekedar untuk mengisi waktu luang. 3 coba-coba, umumnya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman. Tetapi tidak
sedikit orang yang memulai usaha dengan coba-coba akhirnya mencapai sukses yang besar. dan 4 terpaksa, cara ini dilakukan oleh seseorang
yang lama menganggur, mulai dari lulus sekolah atau kuliah dan melamar pekerjaan tetapi tidak satupun yang mau menerimanya. Ada beberapa
wirausaha yang sukses karena keterpaksaan.
3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Hubungan antara
Sikap Wirausaha dengan Minat Berwirausaha.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan sikap wirausaha dengan minat
berwirausaha. Hal ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi
ρ = 0,535 lebih besar dari
α = 0,05. Deskripsi sikap wirausaha menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa dikategorikan memiliki sikap wirausaha yang positif 91 mahasiswa atau 58,71. Sikap di sini sebagai predisposisi atau
kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku dan bereaksi dengan cara tertentu terhadap bidang
kewirausahaan. Deskripsi minat menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
dikategorikan memiliki minat berwirausaha yang tinggi 63 mahasiswa atau 40,65. Minat di sini diartikan sebagai kecenderungan yang agak
menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik atau merasa senang berkecimpung di bidang kewirausahaan.
Deskripsi data mengenai tingkat pendidikan orang tua menunjukkan sebagian besar orang tua mahasiswa baik bapak maupun ibu
berpendidikan cukup 140 orang tua atau 45,16. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua mahasiswa berpendidikan
cukup. Hasil penelitian tidak sejalan dengan pendapat Seomanto 2006:36-
37 yang menyatakan setiap perlakuan orang tua terhadap anak-anak berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain: latar belakang
pendidikan orang tua, latar belakang sosial-ekonomi orang tua, dan pandangan orang tua mengenai pendidikan anak. Orang tua atau keluarga
merupakan peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak. Agar orang tua atau keluarga dapat memainkan peranan sebagai peletak dasar persiapan
manusia-manusia pekerja yang efektif, maka salah satu persyaratan yang hendaknya dimiliki orang tua adalah berpendidikan tinggi dan memiliki
sikap wirausaha. Dengan dimilikinya kualifikasi itu, diharapkan orang tua akan dapat memberikan andil dalam usaha membelajarkan anak-anak
untuk berwirausaha. Hasil penelitian yang bertentangan dengan bukti empiris dan
tinjauan teoritis ini tentulah perlu digali. Tingkat pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap hubungan antara sikap wirausaha dengan
minat berwirausaha. Oleh karena itu di duga ada faktor lain yang lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dominan mempengaruhi minat berwirausaha. Menurut Saiman 2009:26 faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berminat menjadi wirausaha
adalah laba, kebebasan, impian personal, dan kemandirian. Selain itu, Saiman 2009:22 juga berpendapat bahwa dunia kewirausahaan perlu
diperkenalkan sedini mungkin. Mata pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan dapat diajarkan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas atau kejuruan, maupun perguruan tinggi. Tujuannya adalah setelah lulus sekolah, kuliah, ataupun putus sekolah
dapat termotivasi untuk berminat menjadi seorang wirausaha. Sedangkan Soemanto 2006:37 berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha pada anak yaitu pola-pola kehidupan masyarakat, perubahan dunia kerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kodisi
tersebut adalah: 1 orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan bagi dirinya selain menjadi wirausaha tension
modalities dan 2 seseorang yang memang mempersiapkan diri menjadi wirausahawan emotion modalities. Hal ini dipertegas dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mu’minah 2001 atas 8 orang pengusaha paling sukses di Pangandaran menunjukkan bahwa semua pengusaha tersebut
memulai usahanya karena keterpaksaan. Pada kondisi yang kedua emotion modalities merupakan pengusaha yang umumnya memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi. Orang yang masuk dalam kategori ini memang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempersiapkan diri untuk menjadi seorang wirausaha, dengan banyak mempelajari keilmuan akademik yang berkaitan dengan dunia usaha
www.tumoutou.net702_05123tjahja_m.htm. Menurut Kasmir 2009:33 beberapa penyebab seseorang untuk
berminat dan memulai usaha diantaranya adalah: 1 sengaja terjun menjadi pengusaha yaitu seseorang yang sengaja mendirikan usaha. Hal
ini dimulai dari hobi atau belajar dari kesuksesan orang lain. Kesuksesan dan kegagalan orang lain menjadi panutan dan pedoman dalam
menjalankan usahanya. 2 kerja sampingan atau iseng yaitu usaha yang dilakukan di luar pekerjaan pokok untuk mencari pendapatan tambahan.
Biasanya sekedar untuk mengisi waktu luang. 3 coba-coba, umumnya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pengalaman. Tetapi tidak
sedikit orang yang memulai usaha dengan coba-coba akhirnya mencapai sukses yang besar. dan 4 terpaksa, cara ini dilakukan oleh seseorang
yang lama menganggur, mulai dari lulus sekolah atau kuliah dan melamar pekerjaan tetapi tidak satupun yang mau menerimanya. Ada beberapa
wirausaha yang sukses karena keterpaksaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Tidak ada pengaruh positif jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.
Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi
ρ = 0,833 lebih besar dari α = 0,05. Artinya jenis pekerjaan orang tua tidak memperkuat hubungan antara sikap wirausaha dengan minat
berwirausaha. 2.
Tidak ada pengaruh positif tingkat pendapatan orang tua terhadap hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.
Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi
ρ = 0,152 lebih besar dari α = 0,05. Artinya tingkat pendapatan orang tua tidak memperkuat hubungan antara sikap wirausaha dengan
minat berwirausaha. 3.
Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara sikap wirausaha dengan minat berwirausaha.
Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi
ρ = 0,535 lebih besar dari α = 0,05. Artinya tingkat pendidikan orang tua tidak memperkuat hubungan antara sikap wirausaha dengan
minat berwirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI