8
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Tinjauan Teoritis
1. Sikap wirausaha
a. Pengertian Sikap
Definisi sikap, menurut Fishbein dalam Ali 2005:141, adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten
terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan, dan mempengaruhi perilaku. Sikap tidak identik dengan
respon dalam bentuk perilaku, tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi perilaku yang diamati.
Menurut Horocks dalam Ali 2005: 141 secara operasional, sikap dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang
merupakan respon reaksi dari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa, atau situasi.
Menurut Chaplin dalam Ali 2005: 141, mendefinisikan sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan
berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku dan bereaksi dengan cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga, atau persoalan
tertentu. Pengertian sikap menurut Ali 2005:142, adalah salah satu aspek psikologi individu yang sangat penting karena sikap merupakan
kecenderungan untuk berperilaku sehingga akan banyak mewarnai perilaku seseorang.
Definisi sikap menurut Spencer dalam Ali 2005:143 adalah status mental seseorang, sikap dapat diekspresikan dengan berbagai cara,
dengan kata-kata yang berbeda dan tingkat intensitas yang berbeda.
b. Menurut Ali 2005:144, komponen dalam sikap dapat dijabarkan lagi sebagai berikut:
1 Komponen kognitif, berhubungan dengan: belief kepercayaan atau
keyakinan, ide, dan konsep. 2
Komponen afektif, yang berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang.
3 Komponen konatif, yang merupakan kecenderungan bertingkah
laku.
c. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan, menurut Peter F. Drucker dalam Suryana 2006:14, adalah memampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi tercapainya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun non
pengusaha meraih sukses karena memiliki kemampuan berfikir kreatif dan inovatif. Kreatif adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-
cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang, sedangkan inovatif adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang. Menurut Thomas W. Zimmerer dalam Suryana 2006:10,
kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapi. Kewirausahaan, Menurut Suryana 2006:13, adalah proses
penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik , resiko,
dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Menurut Soeharto wirakusumo dalam Suryana 2006:13, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha atau proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan, menurut Soeparman Soemahamidjaja dalam
Suryana 2006:14, berasal dari istilah entrepreneur yang artinya suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
d. Pengertian