Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

20

H. Landasan Teori

Tembelekan merupakan salah satu tumbuhan obat yang cukup banyak digunakan masyarakat dan dilaporkan toksik pada binatang yang memakan daunnya. Toksisitas tumbuhan tembelekan ini disebabkan karena kandungan lantadene A yang merupakan triterpenoid pentasiklik dan flavonoid nya. Triterpenoid dan flavonoid yang aglikonnya yang kurang polar diketahui dapat larut dalam pelarut non polar, salah satunya adalah kloroform. Triterpenoid bekerja dengan menghambat kerja enzim topoisomerase I dan II serta menghambat RNA polymerase, dan flavonoid bekerja dengan menginduksi apoptosis sehingga mengakibatkan kematian sel. Toksisitas daun tumbuhan tembelekan diuji menggunakan metode BST yang merupakan pengujian toksisitas tahap awal. Metode ini adalah pengujian bioaktivitas suatu bahan dengan organisme uji berupa larva artemia. Digunakan larva ini karena terdapat kesamaan sistem enzim dengan mamalia, yaitu pada DNA-dependent RNA polymerase dan ouabaine sensitive Na + and K + dependent ATPase . Senyawa dikatakan toksik jika nilai LC 50 kurang dari 1000 µgml. Jika senyawa tersebut berefek toksik terhadap larva artemia, maka senyawa tersebut dapat diuji lebih lanjut untuk mengetahui efeknya sebagai antikanker dengan menggunakan biakan sel kanker.

I. Hipotesis

Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan diduga bersifat toksik terhadap larva artemia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Brine Shrimp Lethality Test BST ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan terhadap larva artemia merupakan jenis penelitian eksperimental murni denga n rancangan Posttest Only Control Group Design. Lokasi penelitian adalah laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas: konsentrasi ekstrak kloroform daun tumb uhan tembelekan, yaitu 50, 100, 200, 400, dan 800 µgml yang diujikan pada larva artemia. b. Variabel tergantung: jumlah larva artemia yang mati akibat pemberian ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dengan berbagai konsentrasi. c. Variabel pengacau terkendali, yaitu: 1. Umur larva artemia, yaitu 48 jam 2. Lingkungan tempat percobaan yang meliputi: pH air laut buatan antara 7-8 dengan kadar garam 5 per mil, cahaya untuk mempercepat penetasan larva artemia dengan menggunakan sinar lampu 5 watt, serta suhu lingkungan yang optimal bagi kelangsungan hidup larva artemia yang berkisar antara 25-30°C. 3. Faktor jenis atau varietas tumbuhan tembelekan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI