26
4. Pembuatan air laut buatan
Air laut buatan diperoleh dengan cara melarutkan: 5,0 g natrium klorida NaCl; 1,3 g magnesium sulfat MgSO
4
; 1,0 g magnesium klorida MgCl
2
; 0,3 g kalsium klorida CaCl
2
; 0,2 g kalium klorida KCl
2
; dan 2,0 g natrium bikarbonat NaHCO
3
dalam sebagian aquadest dengan menggunakan labu takar 1 liter. Khusus untuk magnesium sulfat dilarutkan dalam aquadest panas, sedangkan
natrium bikarbonat dilarutkan dalam air bebas CO
2
. Bahan-bahan tersebut lalu dicampur dan ditambahkan aquadest sampai volume tepat 1 liter, sehingga
diperoleh air laut buatan dengan kadar garam 5 per mil.
5. Penetasan siste artemia
Siste artemia ditetaskan dengan media air laut buatan berkadar 5 permil dalam bak penetasan artemia yang disekat menjadi 2 bagian, bagian terang dan
bagian gelap, dengan lubang sekat 1 cm. Bagian gelap merupakan tempat siste artemia ditaburkan. Siste menetas setelah kira-kira 24 jam kemudian menjadi
larva. Larva yang aktif akan bergerak menuju tempat yang terang melalui lubang pada sekat. Larva berumur 48 jam yang aktif inilah yang akan digunakan untuk
BST.
6. Penyiapan sampel uji toksisitas
Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan dibuat seri konsentrasi 50, 100, 200, 400, dan 800 µgml. Seri konsentrasi 50, 100, dan 200 µgml dibuat
dari pengenceran larutan ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan berkonsentrasi 10 mgml larutan A, sedangkan seri konsentrasi 400 dan 800
µgml dibuat dari pengenceran larutan ekstrak kloroform daun tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tembelekan berkonsentrasi 1 mgml larutan B. Kelompok ini merupakan kelompok perlakuan. Selain itu dilakukan pengujian terhadap kelompok kontrol,
yaitu larutan kloroform yang tidak mengandung ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan. Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali.
7. Uji toksisitas
Uji dilakukan dengan menggunakan larva artemia yang berumur 48 jam. Sepuluh ekor larva artemia yang berumur 48 jam diambil secara random,
dimasukkan ke dalam flakon yang berisi sampel dengan konsentrasi tertentu dan air laut buatan sebanyak 3 ml yang telah divortex. Kemudian ditambah air laut
buatan sampai 5 ml dan 1 tetes ragi 1,5 mg5 ml sebagai makanan. Setiap pengujian selalu disertai dengan kontrol dan tiap konsentrasi dibuat dalam 5 kali
ulangan. Flakon dijaga agar selalu mendapat penerangan. Selama 24 jam, jumlah larva yang mati dihitung untuk mengetahui nilai probit dan dianalisis untuk
mengetahui harga LC
50
Meyer et al., 1982.
8. Identifikasi kualitatif senyawa aktif dengan KLT
Ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan larutan A ditotolkan pada plat KLT 3 totol. Plat KLT dimasukkan ke dalam bejana yang telah jenuh
dengan fase gerak lalu dielusi sampai jarak rambat 10 cm, kemudian diangkat dan dikeringkan. Untuk memastikan letak dan warna bercak sampel serta
pembandingnya maka dilakukan deteksi dengan menggunakan pereaksi semprot yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. flavonoid 1. Fase diam
: selulosa 2. Fase gerak : n-butanol:asam asetat:air 4:1:5 vv fase atas
3. Standar : rutin
4. Deteksi : visibel, UV 254 nm dan UV 365 nm sebelum dan sesudah diuapi amonia dan dengan pereaksi AlCl
3
b. triterpenoid 1. Fase diam
: silika gel GF 254 MERCK 2. Fase gerak
: toluen:etil asetat 93:7 vv 3. Pembanding
: ekstrak etanol Liquiritiae Radix 4. Deteksi : visibel, UV 254 nm dan UV 365 nm, dan vanillin
asam sulfat pemanasan 100-110 °
C, 10 menit
F. Analisis Data