33
diapauze menjadi aktif kembali Kristiana, 2005. Setelah direndam selama satu jam, siste disaring dan ditiriskan selama satu jam untuk mengurangi sisa-sisa
aquadest. Kemudian telur dimasukkan ke dalam bak penetasan bagian kompartemen gelap berisi 500 ml air laut buatan yang telah diaerasi selama
kurang lebih dua jam dengan aerator. Tujuan aerasi ini adalah untuk memberikan oksigen yang cukup bagi kelangsungan hidup larva artemia.
Dalam waktu 24-36 jam siste artemia akan menetas dan berkembang menjadi larva. Larva yang baru menetas instar I berwarna kemerah- merahan
karena masih banyak mengandung cadangan makanan. Oleh karena itu, larva artemia masih belum membutuhkan makanan. Setelah larva berumur 24 jam, larva
berubah menjadi instar II dan mulai mempunyai mulut, saluran pencernaan, dan dubur. Bersamaan dengan itu, cadangan makanan larva habis sehingga perlu
diberi makanan berupa suspensi ragi dengan konsentrasi 1,5 mg dalam 5 ml air laut buatan.
E. Uji Toksisitas dengan BST
Metode BST dikerjakan sebagai skrining awal untuk mengetahui tingkat ketoksikan suatu senyawa dalam tanaman terhadap larva artemia. Tingkat
toksisitas itu dilihat pada harga LC
50
, yaitu konsentrasi senyawa uji yang mampu mengakibatkan terbunuhnya 50 jumlah hewan uji. Jika nilai LC
50
yang lebih kecil dari 1000 µgml dikatakan toksik; sebaliknya nilai LC
50
yang lebih besar dari 1000 µgml dikatakan tidak toksik. Tingkat ketoksikan tersebut memberikan
makna terhadap potensi aktivitasnya Meyer et al., 1982.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Uji toksisitas ini menggunakan artemia yang berumur 48 jam karena pada umur 48 jam tersebut artemia telah mencapai instar 2 dan 3 di mana
memiliki sensitivitas yang besar terhadap senyawa yang diuji Carballo, Hernandez-Inda, Perez, Garcia-Gravalos, 2002.
Toksisitas diperoleh dengan menghitung jumlah larva artemia yang mati setelah 24 jam perlakuan dan untuk
setiap konsentrasi uji dilakukan replikasi lima kali. Berdasarkan jumlah larva yang mati, dapat ditentukan persentase kematiannya menggunakan rumus Abbot
tabel III. Adapun cara perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6. Kemud ian harga LC
50
dihitung dengan analisis probit. Nilai probit didapat dengan mengubah prosentase kematian berdasarkan tabel probit, kemudian dibuat kurva
antara log konsentrasi versus nilai probit.
Tabel III. Data kematian larva artemia karena pengaruh ekstrak kloroform daun tembelekan setelah 24 jam
Kontrol Perlakuan
Konsentrasi µgml
replikasi
50 100
200 400
800 50
100 200
400 800
1 1
1 3
4 6
6 8
2 1
1 3
3 5
7 6
3 1
1 1
3 5
6 7
7 4
1 1
1 3
4 5
5 9
5 1
1 1
1 4
4 5
8 Persentase kematian
22,92 36,17 48,94 59,18 73,91
Dari data persentase kematian kemudian dihitung harga LC
50
dengan metode analisis probit dengan menggunakan program komputer SPSS10.0.
Analisis probit dapat digunakan dalam penentuan LC
50
karena dapat memberikan nilai regresi yang menghasilkan garis linear. Berdasarkan analisis probit, maka
diperoleh persamaan garis lurus: y = 1,10880x – 2,60102 seperti yang terlihat pada gambar 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Probit Transformed Responses
Log of KONS
3,0 2,8
2,6 2,4
2,2 2,0
1,8 1,6
Probit
, 8 , 6
, 4 , 2
0,0 -,2
-,4 -,6
-,8 Rsq = 0,9954
Gambar 8. Kurva hubungan nilai probit versus log konsentrasi ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan
Dari gambar di atas didapatkan nilai Rsq yang merupakan koefisien determinasi yang mengukur tingkat ketepatan dari regresi linier sederhana, yaitu
merupakan persentase sumbangan X terhadap variasi naik atau turunnya Y. Dari analisis didapatkan nilai Rsq sebesar 0,9954 yang berarti bahwa persentase
sumbangan X konsentrasi ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan terhadap variasi Y jumlah kematian artemia sebesar 99,54.
Dari nilai Rsq juga dapat dihitung nilai r yaitu akar dari Rsq. Dari penelitian ini didapatkan nilai r sebesar 0,9977. Nilai r merupakan koefisien
korelasi dalam hubungan dua variabel X dan Y yang mengukur kuatnya hubungan antara X dan Y. Berdasarkan tabel nilai r denga n taraf kepercayaan 95 dan
derajat bebas 3 diketahui nilai r sebesar 0,878. Nilai r hasil penelitian lebih besar daripada nilai r tabel. Hal ini menunjukkan hubungan korelasi yang linier antara
konsentrasi dengan nilai probit dimana meningkatnya konsentrasi diikuti dengan meningkatnya respon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Hasil analisis probit menunjukkan nilai LC
50
ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan sebesar 221,7 µgml. Nilai LC
50
ini lebih besar dari nilai LC
50
ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan hasil penelitian Sugianti 2007, yaitu 60,4 µ gml. Dengan demikian ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan
dikatakan bersifat toksik terhadap larva artemia, tetapi lebih kurang toksik jika dibandingkan dengan ekstrak etanol daun tumbuhan tembelekan.
F. Hasil Uji Kualitatif Kandungan Senyawa Aktif