Dochugi Happi Hanten Nagajuban

45 dibuat untuk wanita. Tidak ada standar panjang untuk michiyuki, dan beberapa dapat sepanjang hingga berada dibawah panjang kimono, dimana kebanyakan model dari michiyuki dibuat sebagai pakaian untuk musim hujan. Michiyuki yang jarang dan masih dikoleksi adalah michiyuki dengan bahan beludru yang dibuat setelah perang dunia ke II dan menjadi populer di Jepang pada tahun 1950-an.

c. Dochugi

Pada jenis jaket kimono ini mempunyai model yang mendekati kimono itu sendiri, dengan model lengan yang sama seperti kimono. Dibanding sebuah obi, kain atau jalinan tali dapat digunakan untuk menutup jaket; pada bagian depan diikat ke dalam sebelah kiri lapisan dan bagian kiri diikat keluar sebelah kanan lapisan. Ikatan dapat disesuaikan dan memberi sedikit ruang ditengah-tengah jika diinginkan.

d. Happi

Haori sering kali disalah artikan sebagai happi karena mempunyai bentuk yang hampir sama, tetapi happi jelas berbeda dengan haori. Mereka tidak pernah membuat happi dari bahan sutera, biasanya bahannya terbuat dari katun dan tidak selalu berarti sebagai luaran kimono. Secara tradisional, happi digunakan sebagai jaket untuk bekerja atau pada festival atau acara di perusahaan untuk mengenali kelompok yang mengikuti acara. Menurut jenisnya, ada sebuah lambang besar yang terdapat dibagian tengah di belakang, pola geometris yang membuat batas sepanjang tepi, dan dibawah kedua sisi dari kerah depan adalah kumpulan dari karakter kanji yang menunjukkan nama dari kelompok, perusahaan, atau yang bertuliskan nama acara untuk Universitas Sumatera Utara 46 menggunakan happi tersebut. Saat ini, happi dapat berupa berbagai warna, tapi jenis vintage biasanya berwarna biru tua dengan desain warna merah dan putih.

e. Hanten

Jaket jenis ini dapat juga mempunyai bagian depan yang lurus yang tidak disilang di depan haori atau disilang menutupi dochugi. Pada kasus lain, hanten dapat dikenali pada lapisannya yang tebal, yang artinya hanten yang dikenakan di rumah berfungsi untuk memberi kehangatan. Jaket hanten ini masih dapat dijumpai pada daerah pedesaan namun kurang populer dikalangan penduduk daerah perkotaan atau rumah-rumah yang sudah memiliki pemanas ruangan.

f. Neneko

Neneko atau terkadang sering diucapkan nenneko adalah jenis jaket yang mempunyai panjang hingga mata kaki, lapisan yang yang tebal, dan cukup besar sekalipun diukur dengan tubuh orang Barat. Ukuran besar pada neneko disengaja untuk seorang ibu yang membawa anaknya dipunggung, dibalik jaket tersebut. Walaupun berat, kebanyakan jenis lapisan yang tipis dapat juga digunakan. neneko yang sebenarnya adalah sebuah selimut. Dalam bahasa Jepang, nene adalah ucapan bayi yang artinya nemu yaitu tidur. Dan neneko menjaga agar mendekap anak secara hangat ketika seorang ibu ingin pergi ke kota.

3.2.4. Hiyoku

Hiyoku belakangan ini sering diartikan sebagai dua lapis alas pada sebuah kimono, biasanya pada kerah tepi bagian dalam dan pada lapisan yang lebih rendah dari kimono. Aslinya, hiyoku adalah jenis dari bagian dalam kimono, dikenakan untuk menambahkan nagajuban dibagian dalam kimono oleh wanita, dibalik dari luaran kimono. Sekarang, banyak orang mengenakan hiyoku hanya Universitas Sumatera Utara 47 pada acara formal, seperti acara pernikahan dan acara sosial penting lainnya. Kimono yang mempunyai tingkat yang lebih tinggi dapat memiliki lapisan alas yang lebih untuk menyamakan penampilan hiyoku yang dikenakan di bawah.

3.2.5. Juban

Juban adalah istilah yang merujuk pada beberapa jenis dari pakaian dalam tradisional yang dikenakan oleh pria dan wanita dibalik kimono atau pakaian tradisional Jepang lainnya. Adapun juban terbagi atas 3 macam:

a. Nagajuban

Nagajuban atau juban yang panjang adalah jubah bagian dalam yang berbentuk seperti kimono. Karena bentuk yang mirip seperti kimono, sebuah lapisan nagajuban dikenakan tepat dibalik kimono. Nagajuban kira-kira memiliki panjang hingga pergelangan kaki dan mempunyai lengan seperti kimono. Bagian kerah dan lengan dari nagajuban dapat terlihat ketika mengenakan kimono, dan karena itu harus sesuai dengan musim, acara, dan jenis kimono yang dikenakan.

b. Hadajuban