38
tabi yang berwarna hitam atau putih, seta zouri yang digunakan dengan hanao hitam atau putih, nagajuban yang dikenakan mempunyai kerah dengan warna
hitam atau abu-abu, haori-himo dengan warna hitam atau putih, pemakaian hakama berwarna hitam atau garis-garis putih atau bisa juga dengan keseluruhan
berwarna hitam. Dan yang terakhir obi yang digunakan dapat berbagai warna seperti warna hitam atau putih.
Pria yang tidak begitu dekat dengan orang yang meninggal, dapat mengenakan kimono iromuji dengan warna apapun dan dilengkapi dengan tiga
lambang keluarga dengan haori yang sama. Haori yang digunakan dapat berwarna apa saja. Sebuah kaku obi dengan berbagai warna, tabi yang berwarna hitam atau
putih, hanao berwarna hitam atau putih pada seta zouri, dan dapat memilih untuk tidak mengenakan hakama.
c. Yukata 浴衣
Yukata adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilalui angin, yukata dipakai agar badan
menjadi sejuk di sore hari atau berendam dengan air panas. Menurut tingkat formalitas, yukata adalah kimono tidak formal yang
dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri ennichi, atau menari pada
perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.
Universitas Sumatera Utara
39
Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau
pesta kembang api.
3.2. Aksesoris Kimono
Pada penggunaan kimono biasanya disertai dengan adanya beberapa aksesoris yang menjadi pelengkap pada pakaian tersebut. Aksesoris ini juga
digunakan sesuai dengan jenis keadaan dan bentuk kimono itu sendiri.
3.2.1. Hakama
Hakama adalah istilah umum untuk pakaian yang menyerupai rok berlipat dan digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Ada dua kategori luas dari
hakama dibagi atas umanori 馬乗り atau hakama “menunggang kuda” dan andon hakama 行灯袴 secara harafiah berarti hakama lentera dimana bentuknya
seperti rok yang lebar. Kedua hakama ini mempunyai penampilan yang sama ketika dikenakan. Hakama diikat di pinggang dengan menggunakan empat buah
himo dan panjang hingga menyentuh mata kaki. Pada umanoribakama, kedua belah tungkai dibungkus sama seperti
menggunakan celana panjang karena adanya jahitan yang dimulai dari bagian selangkangan hingga pergelangan kaki. Pada bagian bawah dibuat melebar
sehingga mudah dipakai bergerak. Jenis ini sering digunakan dikalangan bela diri tradisional.
Untuk andonbakama, dikenakan seperti mengenakan rok. Andonbakama tidak membelah kedua belah tungkai pemakainya. Dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
40
umanoribakama, pada andonbakama pemakainya memiliki ruang gerak yang lebih terbatas. Andonbakama juga dipakai sebagai pakaian resmi. Para mahasiswi
mengenakan andonbakama sewaktu diwisuda. Hakama sebenarnya adalah satu bagian dari luaran yang disebut
kamishimo 上下 atau 裃, secara harafiah artinya atasan dan bawahan. Dikenakan oleh laki-laki kelas atas, hakama dipadukan dengan jaket tanpa lengan yang
disebut kataginu 肩衣 Hakama dikenakan oleh laki-laki pada seluruh jenis kimono kecuali yukata.
Secara umum, mengenakan hakama membuat peningkatan formalitas pada sebuah pakaian. Dan biasanya laki-laki mengenakan hakama untuk acara yang sangat
formal termasuk acara upacara minum teh, upacara atau pesta pernikahan dan pada upacara pemakaman. Sedangkan perempuan mengenakan hakama lebih
jarang dibanding laki-laki dan sangat khusus pada upcara kelulusan. Perempuan yang mengunjungi kuil juga mengenakan hakama. Baik laki-laki maupun
perempuan mengenakan hakama untuk seni bela diri Jepang tertentu, termasuk memanah dan aikido.
a. Hakama Pria
Pria menggunakan hakama sebagai bagian dari pakaian sehari-hari, namun tradisi ini berakhir pada zaman Edo dimana pria pada kelas tertentu, seperti dokter,
telah mulai meninggalkan hakama. Pria mengenakan umanori dan andon-bakama dengan kimono. Untuk
digunakan dengan kimono, hakama pria sering sekali hanya mempunyai satu warna biasanya berwarna lembut atau mempunyai garis-garis menurun berwarna
Universitas Sumatera Utara
41
gelap dan terang. Hakama yang yang paling formal adalah kain sutera bergaris, tetapi hakama dapat terbuat dari katun, polister, rami, dan kain lainnya.
b. Hakama Wanita
Hakama pada wanita yang digunakan dengan kimono berbeda dengan laki- laki di setiap bagian. Wanita secara khusus menggunakan gaya andon-bakama
yang tidak terpisah pada bagian tengah dari pemakaian hakama. Hakama wanita biasanya mempunyai koshi-ita yang terletak dibagian kain belakang hakama yang
berbentuk trapesium dari papan atau kain keras yang dilapisi kain yang karakteristiknya tidak kaku seperti koshi-ita laki-laki. Dan biasanya hakama pada
wanita lebih mudah berkibar dibandingkan laki-laki. Tambahan, untuk hakama wanita biasanya tidak bergaris, tapi mungkin dapat berwarna lebih dari satu warna
yang mana dapat lebih cerah dari yang dikenakan oleh pria dan dapat juga seperti penggabungan warna, tenunan, atau desain bordir. Wanita secara khusus mengikat
hakama mereka lebih tinggi dari laki-laki. Cara mengikatnya pun juga berbeda, wanita menggunakannya secara longgar dan lebih banyak hiasan pada simpulnya.
3.2.2. Haneri
Haneri adalah potongan pakaian yang dikenakan diatas kerah juban untuk memberikan gaya atau warna pada sebuah pakaian. Juga ditambahkan untuk
melindungi kerah juban dan mudah dilepaskan untuk dicuci. Haneri sering dibordir dengan motif bunga atau geometris. Biasanya bahan untuk haneri adalah
polister yang mudah untuk dicuci. Dapat juga terbuat dari bahan satin, kain sutera yang tipis atau dari bahan linen.
Universitas Sumatera Utara
42
Jika dibordir, bagian yang dibordir biasanya mempunyai panjang sekitar 25cm. Terletak pada 20cm diatas dari ujung kain. Adanya beberapa haneri yang
tidak biasa dimana desain bordirnya pada setiap sisi berbeda. Menambahkan haneri pada sebuah juban terkadang memberikan tempat
untuk menambahkan sebuah eri-shin atau perlengkapan kimono untuk membuat kerah juban menjadi kaku jika pada juban tidak memiliki tempat.
Sebuah haneri dikenakan untuk melapisi kerah juban. Pelurusan pada pertengahan dari haneri dengan bagian tengah belakang kerah dan menandainya
untuk menghindari kesalahan ketika dijahit. Saat ini, penambahan untuk pakaian yang menggunakan pin atau yang dijahit menggunakan jahitan jelujur. Jahitan
jelujur yang dijahit dengan tangan dapat membuat jahitan beberapa senti lebih besar per jahitan.
Haneri dapat digunakan dengan berbagai jenis dari kimono, kecuali mofuku. Haneri dengan banyak warna atau berwarna dasar gelap umumnya tidak
formal dibandingkan dengan warna putih atau yang mempunyai dasar warna putih dan sering terlihat digunakan dengan kimono komon. Haneri yang berwarna
digunakan dengan furisode. Ketika mengenakan haneri dengan kurotomesode, yang harus sangat diperhatikan adalah ketika memilih warna. Aturan formalitas
menunjukkan bahwa warna putih pada haneri dengan bordir yang berwarna terang, termasuk warna metalik yang mana jenis ini dapat digunakan pada kimono
kurotomesode. Beberapa haneri sepenuhnya manik-manik. Haneri dengan bordir lebih
formal dari yang tidak memiliki bordir apapun.
Universitas Sumatera Utara
43
3.2.3. Jaket Kimono a. Haori
Haori adalah jaket yang panjangnya sepinggang atau berukuran panjang hingga betis yang dikenakan baik oleh laki-laki maupun perempuan dengan
kimono. Mereka mengenakannya untuk menghangatkan tubuh juga sebagai penambah formalitas dari keadaan santai menjadi sangat resmi. Haori telah
digunakan di Jepang sejak jaman Muromachi. Walaupun pada penggunaan kanji haori berarti “bulu” dan “tenunan”.
Haori hampir mirip dengan bagian atas dari kimono, tetapi kerahnya dikenakan dengan dilipat pada bagian belakang, dan bagian depannya tidak
melintang melainkan ditahan bersama dengan haori-himo yaitu tali tenun yang berumbai yang digunakan untuk mengikat haori dengan warna paling formal
adalah warna putih. Haori-himo mempunyai banyak jenis dan dapat dipisah menjadi tiga grup utama; haori-himo yang dijahit pada haori dan yang dibuat dari
kain yang sama seperti kain utama; yang ditambahkan di haori pada putaran atau simpulan kain; dan yang ditambahkan pada haori dengan kaitan berbentuk S.
Dengan tiga grup utama tersebut, ada banyak jenis bagian grup, termasuk himo modern dengan manik-manik; himo anyaman; dan himo yang mengeliling. Haori
dibuat sama dengan jenis dan pola dari kain seperti kimono, dan pembentukan tersebut tergantung dari musim. Lengan dari haori pria ditambahkan penuh pada
tubuh; pria juga mengenakan haori tanpa lengan yang kasual pada bulan-bulan musim panas. Lengan pada haori wanita terbuka pada bagian sisi tubuh seperti
lengan pada kimono wanita.
Universitas Sumatera Utara
44
Haori pria kebanyakan selalu mempunyai hanya satu warna atau warna dasar pada bagian luar. Pada lapisan, bagaimanapun sering sangat berwarna-warni
atau mempunyai desain dan ganbar yang rumit. Pada masa sekarang mereka dapat mengenakannya dengan semua jenis dan formalitas dari kimono kecuali yukata.
Pada haori wanita, dapat hanya satu warna atau mempunyai keseluruhan atau hanya sebagian dari desain. Pada saat ini para wanita mengenakan haori
dengan segala jenis dan formalitas kimono kecuali pada yukata, kimono pernikahan, dan furisode. Sampai hari ini, haori biasanya tidak dianggap pakaian
formal untuk wanita dengan pengecualian montsuki haori hitam. Kuromontsuki haori atau montsuki haori hitam sangat populer diantara
wanita yang sudah menikah. Ada dua jenis kuromontsuki haori; hitam polos dan warna hitam dengan desain atau pola e-haori, keduanya mempunyai sebuah mon
yang diwarnai pada bagian belakang. Ada juga e-haori yang tidak mempunyai dasar hitam dan tidak mempunyai mon. Kuromontsuki sangat populer karena
menambah formalitas untuk setiap kimono. Sampai pada periode sekarang, e- haori hitam sangat umum dikenakan oleh para ibu yang menghadiri upacara tahun
ajaran baru dan upacara kelulusan.
b. Michiyuki
Pada gaya ini dengan bentuk leher persegi dan kancing yang dikatupkan atau yang ditutup, juga dikenakan diatas kimono sebagai penghangat dan
pelindung. Michi artinya “street” dan yuki yang berarti “pergi keluar”. Banyak dari michiyuki mempunyai saku rahasia di bawah dibagian depan rangkaiannya,
dapat diakses dengan menggunakan tangan kanan. Walaupun banyak jenis untuk pria, kebanyakan michiyuki walaupun berwarna gelap dan polos berwarna gelap
Universitas Sumatera Utara
45
dibuat untuk wanita. Tidak ada standar panjang untuk michiyuki, dan beberapa dapat sepanjang hingga berada dibawah panjang kimono, dimana kebanyakan
model dari michiyuki dibuat sebagai pakaian untuk musim hujan. Michiyuki yang jarang dan masih dikoleksi adalah michiyuki dengan bahan beludru yang dibuat
setelah perang dunia ke II dan menjadi populer di Jepang pada tahun 1950-an.
c. Dochugi