Zaman Nara Zaman Heian Zaman Kamakura

16

2.1.3. Zaman Nara

Pada periode zaman Nara, setelan pakaian yang berkelas terinspirasi dari dinasti Tang. Wanita modern pada zaman dinasti Tang mengenakan rok yang terikat dengan jubah mereka. Tidak seperti ketika pertama kali Cina berhubungan dengan Jepang, dimana jaket dan baju harus digantungkan dari atas rok. Bahkan sampai di zaman modern, pria dan wanita sama-sama menggunakan celana hakama diatas kimono mereka. Hakama adalah pakaian luar yang dipakai masyarakat Jepang untuk menutupi pinggang sampai mata kaki. Terjadi perubahan cara pemakaian kimono pada zaman Nara. Jika pada sebelumnya kerah bagian kiri harus berada dibawah kerah bagian kanan, dimulai pada periode zaman Nara, kerah bagian kanan harus berada dibawah kerah bagian kerah kiri. Busana dan aksesoris pada periode zaman Nara sendiri juga banyak dipengaruhi budaya Cina yang secara tidak langsung masuk ke Jepang secara perlahan.

2.1.4. Zaman Heian

Pada periode zaman Heian, terjadinya penurunan dalam dinasti Tang. Jepang berhenti mengirimkan utusan kepada dinasti Tang kemudian fokus pada keadaan di dalam Jepang itu sendiri. Berakibat pada terjadinya ledakan arsitektur halus, puisi, novel, dan pengembangan pakaian wanita. Pada periode zaman Heian, pakaian yang paling terkenal adalah juunihitoe 十二単. Adalah kimono yang sangat elegan dan luar biasa rumit yang telah dipakai oleh para wanita dengan tingkat sosial tinggi dari pengadilan kekaisaran. Universitas Sumatera Utara 17 Secara harfiah, Juunihitoe diartikan sebagai “jubah dengan dua belas lapis” Ito, 2011 : 76. Para wanita memakainya paling sedikit dua sampai dua puluh lapis atau lebih dari itu. Tergantung pada musim, kesempatan, pangkat, dan keadaan. Kimono ini adalah pakaian formal tertinggi bagi wanita dan kimono ini bisa menjadi lebih berat 30 sampai 40 pon pada musim dingin.

2.1.5. Zaman Kamakura

Dengan munculnya kelas samurai pada pengadilan kekaisaran, sebuah pergeseran yang menarik terjadi dalam fashion pada zaman ini. Pakaian ekstrim pada pengadilan di zaman Heian menjadi terkendali pada akhir zaman Heian. Pada pemakaian kimono untuk wanita dibatasi hanya sampai lima lapisan untuk acara yang informal. Pria pada kelas samurai, sepanjang hingga Shogun, mengenakan kimono dengan dekorasi brokat yang dikenakan oleh para petani dari zaman Heian. Semakin sedikit lapisan dan lengan yang semakin kecil membuatnya menjadi lebih mudah untuk mengenakan baju besi yang dikenakan diatas kimono mereka. Kelas perempuan pada zaman ini kemudian mengambil versi dari pakaian formal yang sopan dari para pendahulu mereka, sebagai cara untuk menampilkan pendidikan dan perbaikan mereka, tetapi menggunakan lapisan yang lebih sedikit sebagai tanda dari sifat berfikiran praktis. Istri para samurai dan anak-anak perempuan mengenakan kosode berwarna putih dan hakama berwarna merah, sama seperti yang dipakai pada wanita di zaman Heian dan menambahkan lapisan Universitas Sumatera Utara 18 tambahan ketika berpergian dan bertemu dengan para wanita yang lainnya. Wanita dengan kelas sosial tinggi, seperti istri dari Shogun akan memakai lima lapis brokat untuk memperlihatkan kekuatan, kelas sosial mereka, dan untuk menjaga dirinya agar tetap hangat pada udara dingin dari laut dan gunung.

2.1.6. Zaman Muromachi