Kimono Khusus a. Kimono pernikahan

33 Digunakan dalam acara pemakaman, pada pertunjukan musik, teater, acara penerimaan penghargaan, dan pakaian formal untuk petarung sumo. Montsuki sudah seharusnya berwarna hitam berbahan sutera dan memiliki lima buah mon atau lambang keluarga. Mon yang diwarnai adalah yang paling formal, sedangkan mon yang disulam adalah yang paling tidak formal. Baik kimono dan haori digunakan harus sesuai musim. Kimono montsuki dan haori digunakan hanya satu warna yaitu hitam selain hitam, montsuki dianggap kurang formal. Pada pemakaian haori untuk montsuki, warnanya harus hitam dan berbahan sutera serta memiliki lima buah mon pula. Seperti montsuki, yang paling formal adalah mon yang diwarnai. Untuk haori himo atau pengikat haori, yang paling formal ialah berwarna putih dan datar. Namun penggunaan bentuk dan warna lainnya dari pengikat haori masih dapat digunakan walaupun mengurangi formalitas. Untuk pengecualian warna abu-abu digunakan untuk upacara pemakaman yang telah dipakai semenjak zaman Meiji.

3.1.3. Kimono Khusus a. Kimono pernikahan

Pada dasarnya ada tiga jenis kimono untuk pernikahan di Jepang. Masing- masing memiliki penggunaan yang berbeda. • Uchikake Uchikake adalah kimono pernikahan yang paling formal yang terkadang dihiasi oleh sulaman dan diwarnai menggunakan tangan dengan pola yang menutupi seluruh permukaan kain. Uchikake Universitas Sumatera Utara 34 berbentuk agak tebal dan tidak berikat seperti penggunaan kimono pada umumnya. Walaupun dikenakan terbuka, namun bagian uchikake ditutupi dengan lapisan yang lain yang disebut kakeshita. Uchikake biasanya dipesan untuk pengambilan foto atau hanya dikenakan saat upacara pernikahan saja. Selama upacara pernikahan, kelebihan dari panjang uchikake diangkat sendiri oleh pengantin wanita hingga sebatas pinggang dengan tangannya atau dijepit. Namun tidak diikat seperti kimono. • Kakeshita Kakeshita adalah kimono pernikahan yang dikenakan di lapisan bawah uchikake. Pola pada kakeshita sedikit rumit, tidak simetris dan termasuk simbol keberuntungan pernikahan seperti pohon pinus yang melambangkan kesabaran dan umur yang panjang atau lambang burung bangau yang melambangkan pasangan hidup. Pola pada kakeshita biasanya menyebar pada pertengahan kimono, sebagaimana dapat ditutupi dengan sebuah obi yang formal. Kain kakeshita hampir sama dengan kimono jenis furisode dan lengannya juga cukup panjang. Kakeshita juga dapat berwarna putih bersih terutama jika dipakai dibawah lapisan shiromuku. Universitas Sumatera Utara 35 • Shiromuku Shiromuku dalam bahasa Jepang, shiro artinya putih dan jenis kimono ini selalu putih diatas putih atau warna krem juga dapat berwarna cangkang telur. Biasanya ada gambar keberuntungan pernikahan pada tenunan kainnya. Pada jenis yang lebih modern terdapat benang yang berkilauan ditenun menjadi desain atau mungkin sedikit aksen warna pada tepi atau kerah. Shiromuku, seperti uchikake juga dikenakan tanpa sebuah obi, dilapis diatas kakeshita dan obi itu sendiri. Warna putih digunakan sebagai simbol kematian, dan pada kasus ini untuk seorang pengantin wanita, warna putih berarti akhir dari kehidupan lamanya dan memulai hidup dengan dirinya yang baru sebagai seorang istri. Shiromuku terkadang dikenakan dengan sebuah penutup kepala yang menyerupai tudung yang disebut tsunokakushi yang berarti “menutupi tanduk”, simbol dari pengantin wanita yang menyembunyikan rasa cemburunya yang mungkin suatu saat terjadi pada keluarga baru si pengantin wanita.

b. Mofuku 喪服