Serat Kulit Pohon Katun

22 2.2. Bahan Dasar Kimono 2.2.1. Kain Sutera Jantung budaya Jepang pada kimono adalah kain sutera, yang mana merupakan bahan kuno yang terhubung ke berbagai legenda di Asia. Bahan ini kuat dan berkilau, selain itu sangat mudah untuk diwarnai, dan bahan sutera dapat dibuat menjadi berbagai macam bentuk. Secara turun temurun, seni dari memelihara ulat sutera dan memproduksi kain sutera telah diperkenalkan di Jepang oleh pengrajin dari Cina dan Korea selama abad ke-3. Bahan sutera termasuk bahan yang kuat, serat protein yang berkilau yang terdapat pada sutera dibuat oleh larva atau ulat sutera. Pada saat itu, sebanyak 200 lebih berbagai macam ulat sutera dibudidayakan di Jepang yang menghasilkan serat sutera dengan berbagai macam ketebalan serta warna seperti warna putih seputih salju, kuning, orange, merah muda, hijau dan biru.

2.2.2. Serat Kulit Pohon

Jubah dari Jepang juga dibuat dari bahan pakaian yang terbuat dari serat kulit pohon yang diperoleh dari berbagai macam tanaman. Serat-serat tersebut dikumpulkan dari jaringan batang besar tumbuhan; lapisan jaringan yang terbentuk di bawah kulit dari berbagai macam batang tanaman dikotil pohon, semak belukar, rumput, dan tumbuhan yang menjalar yang mana juga dibudidayakan atau tumbuh secara liar. Universitas Sumatera Utara 23 Pakaian dari serat kulit pohon bahannya kuat dan tahan lama. Sebelumnya, masyarakat Jepang hidup dalam bagian terdingin dari Jepang dan menggunakan beberapa lapis dari pakaian tersebut untuk menambahkan kehangatan pada tubuh mereka. Untuk pembenbentukan serat diperlukan waktu-waktu yang sangat panjang dalam proses pengupasan, kemudian direbus hingga mendidih, lalu dibasahi, dipukul-pukul dan diputar-putar yang selalu dilakukan selama bulan- bulan musim dingin. Pakaian dari serat kulit pohon, bagaimana pun sangat sesuai untuk pakaian musim panas, karena dapat kering dengan mudah dan tidak lengket pada kulit di kelembaban yang tinggi dan panas.

2.2.3. Katun

Kain katun mulai diimpor ke Jepang dari Cina pada abad ke-4. Tapi awal mulanya, katun sangat mahal dan eksklusif. Pemakaian kain katun pertama kali dimulai di Jepang pada abad ke-6, karena bahan jenis ini sensitif terhadap iklim dingin, bahan tersebut hanya dapat digunakan di Kyuushuu, di pulau paling selatan di Jepang. Masyarakat mengetahui bahwa kain katun dapat menjadi lebih lembut dari kain yang terbuat dari serat kulit pohon dan proses produksinya tidak memakan waktu lama serta pengawasan terus menerus. Pada abad ke-7, pendistribusian katun telah meluas di Jepang; pakaian yang terbuat dari katun mulai dipakai oleh masyarakat kelas atas dan juga rakyat jelata. Universitas Sumatera Utara 24

BAB III JENIS-JENIS DAN FUNGSI KIMONO DALAM MASYARAKAT

JEPANG

3.1. Jenis-jenis Kimono