47
pada acara formal, seperti acara pernikahan dan acara sosial penting lainnya. Kimono yang mempunyai tingkat yang lebih tinggi dapat memiliki lapisan alas
yang lebih untuk menyamakan penampilan hiyoku yang dikenakan di bawah.
3.2.5. Juban
Juban adalah istilah yang merujuk pada beberapa jenis dari pakaian dalam tradisional yang dikenakan oleh pria dan wanita dibalik kimono atau pakaian
tradisional Jepang lainnya. Adapun juban terbagi atas 3 macam:
a. Nagajuban
Nagajuban atau juban yang panjang adalah jubah bagian dalam yang berbentuk seperti kimono. Karena bentuk yang mirip seperti kimono, sebuah
lapisan nagajuban dikenakan tepat dibalik kimono. Nagajuban kira-kira memiliki panjang hingga pergelangan kaki dan mempunyai lengan seperti kimono. Bagian
kerah dan lengan dari nagajuban dapat terlihat ketika mengenakan kimono, dan karena itu harus sesuai dengan musim, acara, dan jenis kimono yang dikenakan.
b. Hadajuban
Disebut hadajuban karena bahannya langsung menyentuh ke kulit. Hadajuban dikenakan dibalik nagajuban untuk mencegah pakaian lapisan ini dari
sentuhan langsung ke kulit dan menjadi rusak dan kotor karena kontak langsung dengan kulit. Karena hadujuban dikenakan mengenai langsung ke kulit, biasanya
dibuat dengan menggunakan kain yang mudah menyerap keringat. Hadajuban sering memiliki lengan yang sempit dibandingkan lengan seperti kimono. Kerah
dan lengan dari hadajuban tidak terlihat ketika mengenakan kimono.
Universitas Sumatera Utara
48
c. Hanjuban
Hanjuban bentuknya lebih pendek dari nagajuban, biasanya sedikit lebih panjang dari panjang pinggang. Hanjuban lebih sering dikenakan pada musim
penghangat dibandingkan nagajuban. Pada kerah dan lengan dari hanjuban dapat terlihat ketika mengenakan kimono.
3.2.6. Tabi
Tabi adalah kaus kaki tradisional yang berukuran setinggi mata kaki yang membelah jari. Maksud dari membelah jari adalah celah antara ibu jari dan jari
kedua setelahnya. Dikenakan oleh pria juga wanita dengan zori, geta, dan alas kaki yang lainnya. Tabi adalah bagian dari perlengkapan kimono. Tabi juga
dikenakan tanpa alas kaki yang lainnya pada upacara minum teh dan beberapa seni bela diri. Tidak ada perbedaan pada tabi wanita dan pria.
Tabi tradisional terbuat dari katun dan mempunyai dua, tiga, atau empat kaitan yang disebut dengan kohaze pada bagian belakang. Tabi yang berwarna
putih digunakan pada keadaan formal, seperti pada upacara minum teh dan seni bela diri. Pria terkadang memakai tabi berwarna biru atau hitam untuk liburan.
Tabi yang berpola dan berwarna biasanya dikenakan kebanyakan oleh wanita untuk memperoleh popularitas dari para pria. Ada tiga jenis tabi yang dikenal
masyarakat Jepang; Jika-tabi 地下足袋 tabi yang berhubungan langsung dengan tanah atau lantai tabi ini digunakan oleh buruh, petani dan para pekerja. Tabi ini
menyerupai sepatu boots dengan tapak sepatu dari karet atau kulit. Kemudian ada Himo tabi 紐足袋 adalah tabi yang tidak terbuka pada bagian belakang di dekat
tumit, namun mempunyai celah pada bagian depan dan menutupnya dengan cara diikat. Himo tabi juga terkadang disebut dengan Ebisu tabi. Himo berarti
Universitas Sumatera Utara
49
mengikat. Tabi jenis ini telah digunakan sebelum digunakannya kohaze. Sedangkan pada jenis ketiga, Stretch tabi atau tabi yang dapat merenggang. Tabi
biasanya berwarna putih dengan bahan spandeks dan nilon. Tabi ini mempunyai persamaan bentuk pada tabi yang tidak renggang, tapi tidak dengan struktur
kekuatan tabi tersebut. Tabi ini dapat digunakan sendiri tanpa alas kaki, dibawah tabi yang tidak renggang atau terkadang digunakan diluar tabi yang tidak
renggang ketika berpergian ke acara formal untuk menjaga agar tabi tetap bersih. Tabi yang renggang ini terkadang dapat menjadi sedikit licin dan lembut pada
zouri. Tabi berwarna putih dengan kohaze adalah tabi yang paling formal untuk
pria dan wanita dan wajib dikenakan jika memakai mofuku. Tabi yang renggang tidak termasuk dalam tabi yang formal, tapi kadang-kadang tidak dapat digunakan
jika pemakai tidak mempunyai akses untuk tabi yang dibuat sendiri atau tabi dengan ukuran yang sangat besar. Tabi yang berenda atau mempunyai tali adalah
tabi yang tidak formal. Biasanya digunakan ketika memakai yukata atau kimono yang lebih santai lainnya dan geta.
3.2.7. Alas Kaki a. Geta
Geta 下駄 adalah alas kaki tradisional Jepang yang mirip dengan sandal bakiak dan sandal jepit. Geta adalah jenis sandal yang dibuat dari kayu yang
ditinggikan dengan tali kulit untuk melindungi kaki dari tanah. Geta dikenakan dengan pakaian tradisional Jepang seperti kimono atau yukata.
Terkadang, geta digunakan pada saat hujan atau salju untuk melindungi kaki agar tetap kering, disamping dengan tingginya dibandingkan dengan alas
Universitas Sumatera Utara
50
kaki lainnya seperti zouri. Geta dibuat mempunyai bunyi yang hampir sama dengan sandal jepit ketika digunakan untuk berjalan. Ketika digunakan pada
genangan air kotor, sandal jepit mungkin dapat kotor dan membuat percikan air pada bagian belakang kaki. Namun ini tidak akan terjadi pada geta Jepang yang
berat. Alasan geta mempunyai tapak yang tinggi bukan sebagai mode atau gaya,
namun untuk alasan yang lebih praktis. Jika seseorang mengenakan kimono yang sangat mahal yang menggantung hingga kaki, mereka menggunakan geta yang
tinggi agar kimono tidak terkena lumpur atau tanah ketika mereka berjalan diluar.
b. Zouri
Zouri 草履 adalah sandal tradisional Jepang yang berbentuk pipih dan bertali kulit yang dibuat dari batang padijerami atau serat tanaman, kayu yang
dipernis, kulit, karet atau bahkan dari bahan sintetis lainnya. Zouri cukup mirip dengan sandal jepit, dimana pada awalnya muncul di Selandia Baru dan Amerika
ketika Perang Dunia ke II. Bentuk tradisional zouri adalah terlihat ketika dikenakan dengan pakaian
tradisional; bentuk modern dapat juga dikenakan, khususnya pada musim panas. Ketika geta dikenakan dengan yukata yang tidak formal, zouri dikenakan dengan
kimono yang lebih formal. Formalitas ditentukan dari pemilihan kimono dan zouri. Zouri wanita yang terbuat dari bahan vinyl atau plastik adalah formal, tapi
tidak sama formalnya dengan zouri yang terbuat dari kain, terkadang bahan brokat menutupi zouri, digunakan pada kimono yang paling formal seperti ke pernikahan
dan upacara pemakaman.
Universitas Sumatera Utara
51
Zouri pria biasanya terbuat dari bahan jerami plastik imitasi, dengan sol busa atau gabus. Tali kulit pada zouri untuk pria biasanya berwarna putih atau
hitam. Zouri wanita juga dapat berbahan jerami imitasi, tetapi untuk hanao atau tali kulit pada sandal biasanya berwarna merah. Sebagai penggunaan untuk acara
formal, semua zouri dengan bahan plastik dan kain untuk wanita disarankan menggunakan kaos kaki tabi berwarna putih. Bagi pria, mereka lebih banyak
ruang gerak, dan dapat menggunakan zouri imitasi yang sama baik informal; tanpa menggunakan tabi, dan pakaian formal dengan menggunakan kaos kaki tabi.
Hanao terpasang dengan simetris, jadi tidak ada perbedaan antara bagian kanan dan bagian kiri. Hanao pada zouri dapat terbuat seperti rajutan,
sebagaimana zouri jerami plastik imitasi. Seperti semua jenis sandal Jepang, zouri mempunyai sirkulasi udara
disekitar kaki. Sol pada zouri terbentuk pada ketebalan dan sudut, jenis seperti ini dapat muncul karena iklim yang terjadi di Jepang. Zouri sangat mudah membuat
tergelincir, dimana kebudayaan penting tentang penggunaan sepatu yang secara cepat dihapus dan dimana mengikat tali sepatu dapat menjadi praktis dalam
penggunaan kimono yang ketat.0
c. Waraji