Pembelajaran Sains Berbasis Budaya

3.Fase Restrukturisasi, memberikan kesempatan bersama-sama bagi siswa dan guru untuk membahas perbedaan-perbedaan dan keharmonisan antara konsep budaya masyarakat ethnoscience dengan konsep sains baru. 4.Fase Aplikasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah direstrukturisasi melalui pemberian permasalahan atau penyesuaian suatu masalah melalui pemberian soal-soal latihan. 5.Fase review, guru mereview kembali semua fase-fase yang telah dilaksanakan. Pembelajaran yang berbasis budaya lokal merupakan suatu proses yang melibatkan sekolah dengan budaya masyarakat setempat. Bentuk pembelajaran ini yaitu dengan menghubungkan pengalaman nyata yang dimiliki siswa dengan konsep yang dipelajari. Pemahaman yang terjadi pada siswa dikembangkan melalui perubahan konsep yang terjadi pada setiap siswa sebagai akibat dari proses pembelajaran yang didasarkan pada konsep pengetahuan,kepercayaan,adat-istiadat serta kebiasaan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Dengan menyusun model pembelajaran budaya yang dapat di integrasikan ke pembelajaran sains, siswa diharapkan dapat mengerti bahwa belajar sains juga bisa dilakukan melalui pengalaman nyata keseharian di dalam lingkungannya sendiri.Melalui pembelajaran seperti ini nantinya diharapkan dicapai suatu keharmonisan atau kesetaraan antara pengetahuan sains modern yang di adopsi dari barat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada dan berkembang di masyarakat.Oleh karena itu lingkungan sosial-budaya siswa perlu mendapat perhatian dari guru sebagai tenaga pendidik dari sains seharusnya peka terhadap lingkungan siswa, apalagi lingkungan yang masih tradisional. Guru diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran sains yang berbasis budaya lokal di sekolah karena dalam budaya lokal dapat pula ditemukan berbagai konsep sains yang dapat berguna bagi guru maupun siswa dalam penguasaan bidang sains Suastra, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan menggunakan data wawancara dan Tes tertulis. Adapun wawancara dilakukan kepada masyarakat di sekitar Desa Eheng dan tes tertulis dikerjakan oleh siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, tahap – tahap penelitian ini dapat dilihat dibawah ini : Pengumpulan Informasi Tentang Budaya Dayak Memilih Informasi yang Relevan Dengan Pembelajaran Sains Merancang PBM Proses Belajar Mengajar Implementasi di Kelas Tabel :3.1. Tahapan Penelitian Adapun penjelasan tahap – tahap pada penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Informasi tentang Budaya Dayak

Untuk mengetahui informasi tentang budaya dayak di daerah yang akan diteliti, peneliti mencari literatur yang menggambarkan tentang budaya dayak. Selain mencari literatur peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat yang mengenal budaya setempat untuk melengkapi informasi yang terdokumentasi. Peneliti memilih warga di sekitar yang dapat menjadi partisipasi dan dapat memberikan informasi yang tepat tentang aspek budaya lokal yang ada di masyarakat serta kaitannya dengan pengetahuan lokal.Wawancara dengan warga dilakukan guna mendapatkan data tentang pengetahuan lokal yang ada dan terdapat di lingkungan masyarakat tersebut.

2. Memilih Informasi Yang Relevan

Setelah mendapatkan data dari masyarakat maka peneliti mengolah data hasil wawancara, guna mengetahui pengetahuan lokal yang ada di masyarakat.Selanjutnya peneliti memilih data yang relevan untuk di integrasikan ke dalam pembelajaran sains.

3. Merancang Desain Pembelajaran

Setelah mendapatkan data dari masyarakat yang relevan dengan sains maka pada tahap ini peneliti merancang pembelajaran yang akan di lakukan di kelas. Rancangan pembelajaran difokuskan pada integrasi budaya dan pengetahuan lokal yang ada di masyarakat tersebut dengan pembelajaran sains di sekolah.Pada tahap ini juga di eksplorasi hubungan antara aspek budaya dari pengetahuan lokal terhadap konsep sains di tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP.Setelah mengetahui hubungan pengetahuan lokal dengan sains, maka peneliti merancang desain pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan pembelajaran sains yang di selenggarakan di SMP.

4. Implementasi Di Dalam Kelas

Setelah desain pembelajaran selesai dirancang, penelitian selanjutnya dilakukan dengan mengambil data di sekolah. Proses pengambilan data di sekolah dengan mencoba rancangan atau desain pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

C. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah individu yang dipilih untuk sumber data dari penelitian Sukardi, 2003.Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat desa Eheng dan siswa –siswi di SMP N 32 Sendawar.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pepas Eheng, kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat dan Di SMP N 32 Sendawar. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Mei – Juni 2012.

E. Pengumpulan Data Dan Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa cara untuk pengumpulan data:

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara digunakan untuk mengetahui kaitan aspek budaya lokal dan pengetahuan lokal yang nantinya dapat di integrasikan ke pembelajaran Sains.Untuk dapat mengetahui budaya lokal dan pengetahuan lokal tentang alam sekitar maka peneliti melakukan wawancara ke beberapa narasumber untuk menemukan informasi mengenai budaya lokal dan pengetahuan lokal yang ada dimasyarakat dan narasumber yang dapat memberikan informasi yang tepat.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas.Peneliti menanyakan kepada narasumber mengenai aspek budaya dan pengetahuan lokal yang ada dan masih digunakan oleh masyarakat disekitar daerah tersebut.Sehingga untuk dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, maka pertanyaan hanya menyangkut aspek budaya yang ada kaitannya dengan pengetahuan lokal dan pertanyaan dapat di kembangkan saat wawancara.

2. Tes Tertulis

Selain wawancara ke masyarakat, peneliti melakukan pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan berupa tes tertulis kepada siswa. Disini peneliti memilih kelas VIII SMP N 32 Sendawar . Bentuk soalnya adalah berupa Essay, agar siswa bisa menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan mereka mengenai pengetahuan mereka tentang lingkungan budaya mereka dan juga pembelajaran sains. Adapun tujuan pengumpulan data dengan uraian tertulis ini adalah: a. Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai alam dan budaya dari materi pelajaran IPA sains

F. Metode Analisis Data

1. Analisis hasil wawancara dari masyarakat untuk mengetahui pengetahuan lokal a. Dianalisis hasil wawancara mengenai pengetahuan lokal tentang alam yang ada di daerah sekitar b. Dari hasil tersebut kemudian diidentifikasi pengetahuan lokal terhadap alam yang berhubungan dengan konteks materi pelajaran fisika di SMP c. Dari hasil identifikasi kemudian dipilih pengetahuan lokal terhadap alam yang berhubungan dengan konteks materi pelajaran fisika di SMP, yang akan digunakan dalam penelitian terhadap siswa di sekolah. 2. Analisis tes tertulis dari siswa untuk mengetahui hubungan pengetahuan lokal terhadap alam dari masyarakat dalam pembelajaran disekolah a. Mengidentifikasi dan memilih pengetahuan lokal terhadap alam apa sajakah dari siswa yang dapat menjadi bagian dalam materi pelajaran sains dengan menyusun tes tertulis berupa essay untuk siswa b. Berdasarkan pengetahuan lokal yang sudah dipilih, kemudian dilihat pengaruh pengetahuan lokal pada siswa dari hasil jawaban siswa pada tes tertulis yang diisi oleh siswa c. Mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang pengetahuan lokal tentang alam dan pembelajaran sains yang berkaitan dengan pengetahuan lokal dilihat dari hasil tes tertulis. 3. Untuk menganalisis jawaban tes tertulis yaitu dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pemahaman siswa setelah selesai mempraktekkan pembelajaran dengan pengetahuan lokal sebagai bagian dalam