Wawancara Tes Tertulis Pengumpulan Data Dan Instrument Penelitian

 Untuk kelompok bawah Untuk kelompok bawah ditetapkan skor minimal untuk kualifikasi kurang adalah 50 sehingga kualifikasi kurang menempati interval skor 50 – 59 dan kualifikasi sangat kurang menempati interval skor 1 – 49 Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 : kualifikasi dan interval skor Interval skor Kualifikasi 88 – 100 Sangat baik 74 – 87 Baik 60 – 73 Cukup 50 – 59 Kurang 1 – 49 Sangat kurang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 32 SENDAWAR, yang terletak didesa Eheng Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat yang dilakukan pada tanggal 7 –19 Mei. Wawancara kepada masyarakat dan 8 –9 Juni 2012 praktek mengajar di sekolah . Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Wawancara kepada masyarakat yaitu tokoh-tokoh masyarakat dayakbenuaq seperti kepala adat dan tokoh masyarakat yang mengetahui budaya dayak. Setelah peneliti selesai mengadakan wawancara kepada masyarakat, kemudian peneliti mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran sains disekolah berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat disekitar.Selesai mendesain pembelajaran peneliti mempraktekkan desain pembelajaran tersebut disekolah.Setelah selesai mempraktekkan desain pembelajaran peneliti meminta siswa untuk mengisi tes tertulis yang telah disediakan dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan desain pembelajaran berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat terhadap pembelajaran sains dikelas.

B. Gambaran masyarakat Dayak secara Umum

1. Masyarakat Dayak Secara Umum

Istilah dayaksecara kolektif menunjuk kepada orang-orang non- Muslim atau non-Melayu yang merupakan penduduk asli Kalimantan pada umumnya Maunati, 2004:59. Masyarakat dayak adalah sebutan suku yang mendiami pulau Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan. Literatur antropologi klasik cenderung memotret dayak sebagai kelompok yang eksotik dan unik, yang bercirikan kebiasaan berburu kepala, tinggal dirumah panjang, animisme dan gaya hidup nomadik, sehingga gambaran tentang dayak seperti sebuah identitas’ lain’ other yang terasing Maunati, 2004:61. Akan tetapi tidak semua dayak yang mempunyai kebiasaan berburu kepala. Ada sejumlah kesamaan di antara orang-orang dayak, kecuali suku Punan yang memang lebih nomadik, dalam hal-hal yang terkait dengan fakta bahwa mereka tinggal dirumah-rumah panjang, menggunakan parang Mandau dan sumpit tulup, memproduksi keranjang-keranjang rotan, menggunakan manik-manik dalam ritual mereka, melakukan pertanian dengan sistem ladang berpindah dan dalam hal pertunjukan tari-tarian dalam ritual-ritual mereka. Maunati, 2004:61. Pada penelitian ini, peneliti hanya meneliti didaerah suku dayakBenuaq, walaupun di pulau Kalimantan sangat banyak suku dayak dan beragam pula bahasa dan budayanya. Di Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai Barat banyak terdapat suku dayak, seperti dayak kenyah, dayak bahau, dayak tunjung, dayak benuaq, dayak bentian, dayak penihing dan masih