Belajar dengan budaya Belajar Melalui Budaya

keyakinan yang dimiliki dan yang berakar pada budayanya yang relevan dengan konsep sains. 2. Menjelaskan kepada siswa contoh-contoh konsep-konsep atau keyakinan yang dimiliki termasuk keganjilan atau keajaiban yang sebenarnya dapat dijelaskan berdasarkan konsep-konsep sains. 3. Mendorong siswa untuk aktif bertanya. 4. Mendorong siswa untuk membuat serangkaian skema-skema tentang konsep yang dikembangkan selama proses pembelajaran. Berdasarkan saran-saran tersebut George dalam Hardoyo, 2007 guru diharapkan memiliki pandangan bahwa pendidikan sebagai tempat untuk memberdayakan potensi siswa dalam usaha menguasai konsep-konsep yang diajarkan yang dalam banyak hal sudah dialami dan diyakini siswa melalui pengalaman kesehariannya. Dengan kata lain bukan dimaksudkan untuk mengenalkan konsep sains yang seolah-oleh baru. Dalam cara demikian pembelajaran diarahkan pada perubahan konsepsi pada siswa. Driver dalam Wahidin, 2006 menyusun model pembelajaran yang disebut dengan model perubahan konsep Conceptual Change Model. Model pembelajaran ini terdiri dari lima fase, yaitu : 1.Fase Orientasi, memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi konsep- konsep sains yang berkembang di dalam budaya masyarakat, kemudian siswa diminta untuk mengeluarkan konsepsi mereka. 2.Fase Elisitas , memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan konsep-konsep awal yang dimiliki siswa. 3.Fase Restrukturisasi, memberikan kesempatan bersama-sama bagi siswa dan guru untuk membahas perbedaan-perbedaan dan keharmonisan antara konsep budaya masyarakat ethnoscience dengan konsep sains baru. 4.Fase Aplikasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah direstrukturisasi melalui pemberian permasalahan atau penyesuaian suatu masalah melalui pemberian soal-soal latihan. 5.Fase review, guru mereview kembali semua fase-fase yang telah dilaksanakan. Pembelajaran yang berbasis budaya lokal merupakan suatu proses yang melibatkan sekolah dengan budaya masyarakat setempat. Bentuk pembelajaran ini yaitu dengan menghubungkan pengalaman nyata yang dimiliki siswa dengan konsep yang dipelajari. Pemahaman yang terjadi pada siswa dikembangkan melalui perubahan konsep yang terjadi pada setiap siswa sebagai akibat dari proses pembelajaran yang didasarkan pada konsep pengetahuan,kepercayaan,adat-istiadat serta kebiasaan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Dengan menyusun model pembelajaran budaya yang dapat di integrasikan ke pembelajaran sains, siswa diharapkan dapat mengerti bahwa belajar sains juga bisa dilakukan melalui pengalaman nyata keseharian di dalam lingkungannya sendiri.Melalui pembelajaran seperti ini nantinya diharapkan dicapai suatu keharmonisan atau kesetaraan antara pengetahuan sains modern yang di adopsi dari barat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada dan berkembang di masyarakat.Oleh karena itu lingkungan sosial-budaya siswa perlu