Keterkaitan antara budaya lokal masyarakat dengan konsepsains

Tabel 4.3: gambar kenampakan bulan dalam setiap fase – fase nya Fase bulan berdasarkan pengetahuan sains Gambar kenampakan bulan Fase bulan berdasarkan pengetahuan Dayak Bulan baru Tidak mempunyai nama Sabit Dotuq doyakng Perbani awal Bokaq bo’oq Gibbus awal Utaq biakng Bulan purnama Sulat,gantukng dan liatn Gibbus akhir Sajakng Perbani akhir Lesoq Sabit akhir Sirapm mulutn Dari uraian diatas dapat menjadi pemahaman positif bagi guru dalam mengimplementasikan proses belajar. Juga untuk pemahaman guru terhadap konsep sains dan kaitannya dengan budaya lokal.Selain untuk pemahaman juga membantu guru dalam memfasilitasi belajar siswa.maka peneliti menyusun sebuah tema pembelajaran yang mengintegrasikan tentang khasanah budaya. Dengan topik tentang fase bulan dalam PBM proses belajar mengajar bumi antariksa di SMP kelas VIII semester genap. Rencana proses belajar mengajar seperti di paparkan pada hasil rancangan pembelajaran yang telah dibuat.

b. Rancangan Pembelajaran berdasarkan budaya lokal masyarakat

terhadap pembelajaran sains dikelas terlampir Dari hasil yang ditemukan seperti wawancara dan sumber –sumber lainnya seperti buku pelajaran dan internet maka dapat di jelaskan mengenai keterkaitan antara pembelajaran berdasarkan pengetahuan lokal terhadap pembelajaran sains.Kemudian dari bahan –bahan yang telah diperoleh, peneliti menyusun sebuah rancangan pembelajaran dengan topik tentang fase –fase bulan.

3. Pelaksanaan PBM di Kelas

a. Hari Pertama Proses Belajar Mengajar di kelas

Pada saat peneliti melakukan penelitian dikelas VIII, pada hari pertama anak –anak sangat antusias belajar akan tetapi didalam kelas juga agak gaduh dengan suara siswa –siswi. Pada hari pertama peneliti mencobakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat dengan materi fase –fase bulan.Pada saat peneliti menanyakan siapa yang suka belajar sains yaitu IPA, sangat sedikit dari siswa-siswi yang menyukai IPA.Dan salah satu murid perempuan mengatakan “kami ini bandel bu, walaupun gurunya baik tapi kami tidak mau belajar serius”. Dan ada juga yang mengatakan “ saya suka bu belajar IPA, tapi pelajaran IPA kadang sangat sulit dimengerti’. Walaupun dikatakan oleh tenaga pendidik di SMP N 32 Sendawar mengatakan bahwa siswa –siswi kelas VIII sangat nakal. Tetapi pada saat peneliti melakukan proses pengajaran anak- anak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh peneliti. Pada hari pertama peneliti mengajak siswa untuk berpikir, bagaimana menemukan sesuatu yang sebenarnya ada dilingkungan budaya siswa itu sendiri. Saat ditanya tentang apa itu fase bulan, ada yang mengatakan perubahan, tahap, proses . Kemudian peneliti menanyakan apakah siswa mengetahui bagaimana fase –fase bulan menurut pengetahuan suku dayakbenuaq dan mereka hanya tahu bulan purnama dalam bahasa dayak adalah liatn. Kemudian peneliti menggali pemahaman siswa apakah mereka mengetahui bagaimana fase –fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat disekitar lingkungannya tersebut, akan tetapi siswa tidak tahu tentang fase bulan berdasarkan pengetahuan suku dayak benuaq, padahal yang berada didalam kelas tersebut adalah mayoritas siswa –siswinya adalah suku dayak Benuaq. Pada hari pertama melakukan proses belajar mengajar siswa yang hadir sekitar 19 orang dari jumlah aslinya adalah 28 orang. Peneliti kemudian membentuk kelompok dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan wawancara sederhana dengan bertanya tentang fase- fase bulan dan bagaimana manfaatnya dalam sistem pertanian suku dayak khususnya dayak Benuaq . Peneliti juga menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datangmembahas apa yang ditemukan oleh siswa di lingkungan budayanya sendiri. Dan setiap kelompok akan melaporkan hasil dari wawancara dan apa yang mereka hasilkan dari bertanya di lingkungan sekitar mereka.Peneliti membagi menjadi 5 kelompok yang tiap kelompok sekitar 3 –4 orang.

b. Hari kedua Proses Belajar Mengajar Di Kelas

Pada hari kedua peneliti menanyakan hasil wawancara tentang fase- fase bulan kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk menuliskan hasil wawancaranya di papan tulis.Adapun kelompok terdiri dari 5 kelompok yang beranggotakan 3 –4 orang. Dan yang hadir pada hari itu ada sekitar 19 orang siswa –siswi .Akan tetapi pada hari kedua ada beberapa siswa dari hasil pembentukan kelompok pada hari pertama tidak hadir dan kemudian ada yang baru masuk pada hari kedua.Jadi siswa yang tidak hadir pada saat pembentukan kelompok pada hari pertama menggantikan yang tidak hadir. Perwakilan dari kelompok menuliskan hasil yang telah mereka dapatkan. Pada saat giliran kelompok 3 untuk maju menuliskan hasil wawancaranya, mereka saling menyuruh satu sama lain di dalam kelompok mereka untuk maju dan tidak mau maju. Salah satu mengatakan kamu saja yang maju tetapi mengatakan dalam bahasa dayak. Peneliti melihat adanya keraguan pada kelompok tiga untuk menuliskan hasil yang mereka dapatkan sehingga mereka saling menunjuk satu sama lain. Mereka takut hasil dari wawancara yang mereka lakukan tidak benar jawabannya sehingga mereka tidak mau maju kedepan untuk menuliskan hasil yang mereka dapatkan. Akhirnya karena melihat keadaan tersebut, peneliti kemudian memberikan kesempatan kepada kelompok yang lainnya untuk maju. Setelah semua kelompok selesai menuliskan hasil wawancara yang mereka dapatkan, peneliti kembali mengatakan ”ayo kelompok tiga silahkan perwakilan dari kelompoknya untuk menuliskan hasil wawancara yang telah kalian dapatkan” . Dan beberapa teman dari kelompok lain juga mengatakan “ayo maju, ibunya suruh maju nulis kedepan”. Memerlukan waktu yang cukup lama kemudian salah satu dari perwakilan kelompok tiga maju kedepan menuliskan hasil wawancaranya. Padasaat itu keadaan kelas sangat ramai karena kelompok yang lainnya memprotes kepada kelompok 3, karena sangat susah maju kedepan untuk menuliskan hasil wawancaranya. Berikut adalah nama –nama kelompok dan hasil yang mereka dapatkan dari wawancara sederhana: Tabel 4.4 : hasil data wawancara sederhana siswa kepada tokoh masyarakat Nama Kelompok Nama Siswa Hasil wawancara Kelompok 1 1. Yansen 2. Kepin 3. Kanel 4. Suan  Sulat  Liatn  Purnama Kelompok 2 1. Yustika 2. Ribka 3. Siska 4. Selvi  Sulat  Gantukng  Liatn  Purnama Kelompok 3 1. Maksi 2. Deli 3. Marpilus  Liatn  Lesoq Kelompok 4 1. Iman 2. Anastasia 3. Ester 4. Monica  Purnama  Sulat  Utaq biakng  Liatn Kelompok 5 1. Hendra 2. Kiki 3. Wahyu  Sulat  Gantukng  Sajakng  Dotuq doyakng