Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

mana siswa memahami tentang pengetahuan lokal sebagai bagian dalam pembelajaran sains dengan materi fase –fase bulan. Materi fase – fase bulan sebenarnya diajarkan di kelas IX akan tetapi karena siswa kelas IX telah melaksanakan UAN maka peneliti mengambil subyeknya adalah siswa kelas VIII. Berdasarkan hasil tes tertulis yang dikerjakan oleh siswa, hanya 1 orang yang mendapat nilai sangat baik, 5 orang mendapat nilai baik, 7 orang mendapat nilai cukup, 1 orang mendapat nilai kurang dan 5 orang mendapat nilai sangat kurang. Ini berarti masih ada siswa yang belum mengerti tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan topik pengetahuan lokal sebagai bagian dalam pembelajaran sains dengan materi fase – fase bulan .Walaupun pada saat proses pembelajaran para siswa sangat serius mengikuti proses jalannya pembelajaran. Berdasarkan landasan teori yaitu menurut Costa cara siswa belajar sains dapat dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu potensial sains, other smart kid, I Don’t Know student, outsider dan inside outsider . Dari 5 kategori tersebut terdapat kecendrungan bahwa siswa berada pada kelompok I Don’t Know Student dan Outsider . Peneliti menemukan bahwa pada saat proses belajar siswa menghadapi masalah yang serius ketika proses belajar. Akan tetapi siswa biarpun menghadapi masalah yang serius, mereka mau belajar dan mendengarkan apa yang guru jelaskan didepan. Karena menghadapi masalah yang serius maka siswa cenderung terasing selama proses belajar berlangsung. Selain itu dalam pembelajaran ini guru juga belum optimal berperan sebagai pelintas budaya terlihat upaya dalam proses pembelajaran dikelas ada beberapa hal yang belum bisa disampaikan oleh guru. Pada saat melakukan proses pembelajaran di kelas guru hanya menjelaskan tentang pengelompokan dan fase –fase bulan baik secara pengetahuan lokal maupun sains. Proses pembelajaran sains yang berbasis budaya lokal dengan materi fase – fase bulan dilihat dari hasil tes tertulis siswa sangat rendah karena ada 6 orang yang mendapat nilai dibawah standar cukup, mungkin siswa sangat kesulitan menerima model pembelajaran yang ada kaitannya dengan pengetahuan lokal sehingga hasil tes siswa ada yang dibawah standar nilai cukup. Adapun kesulitan yang mungkin dialami oleh siswa adalah :  Metode yang digunakan baru sehingga sulit untuk dimengerti oleh siswa karena siswa sendiri belum tahu tentang konsep – konsep awal, jadi harus dijelaskan dari awal  Bahan yang dipelajari belum pernah diajarkan oleh guru sehingga pada awal pembelajaran siswa semuanya tidak bisa menjawab tentang fase – fase bulan.  Siswa yang bukan berasal dari budaya yang sama akan sulit menerima model pembelajaran ini Kelemahan pada saat melakukan proses pembelajaran :  Siswa tidak tahu tentang fase–fase bulan berdasarkan pengetahuan lokal  Seharusnya peneliti tidak cukup selama 2 kali mengajar saja untuk mempraktekkan metode pembelajaran ini. Karena pada pembelajaran ini, tidak cukup hanya dilakukan 2 kali pertemuan saja, mungkin akan cukup jika dilakukan selama 4 – 5 kali pertemuan akan tetapi pada saat itu waktunya tidak memungkinkan untuk melakukan proses pembelajaran sebanyak itu. Keterbatasan penelitian yang dijumpai peneliti :  Penelitian ini tidak melibatkan wawancara, kuisioner minat sehingga tidak dapat mengungkapkan maksud minat siswa tentang pembelajaran yang berbasis budaya lokal pada materi fase – fase bulan. Pada proses pembelajaran ini ditekankan siswa yang lebih aktif dan guru sebagai fasilitator, siswa yang mencari dan menemukan jawaban itu sendiri. Yang nantinya guru bersama –sama dengan siswa membahas antara perbedaan- perbedaan antara konsep budaya masyarakat dengan konsep sains.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil wawancara kepada tokoh masyarakat dan hasil tes tertulis yang telah di bahas di BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Khasanah budaya yang terkait, berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu:  Penelitian tentang budaya dayak menunjukkan bahwa di budaya dayak khususnys dayak Benuaqmemiliki banyak konsep tentang sains yang layak diintegrasikanke dalam pembelajaran  Berdasarkan data wawancara dari tokoh masyarakat bahwa khasanah budaya banyak yang terkait dengan fenomena yang ada dan beberapa masih ada relevansinya dengan pengetahuan sains. contohnyafenomena – fenomena alam seperti mitos tentang pelangi yang dapat kita pelajari dalam materi pembiasan cahaya, suara – suara binatang seperti suara jangkrik yang berkaitan dengan bunyi dan alat –alat musik tradisional seperti sapeq alat musik tradisional menyerupai gitar, gong dan gendang juga berkaitan dengan materi tentang bunyi.  Dengan di ketahui adanya relevansi antara budaya lokal dayak dengan pengetahuan sains maka khasanah budaya tersebut dapat diintegrasikan dalam proses belajar sains  Dalam konteks proses pembelajaran terhadap budaya dayak dapat melihat siswa dayak dan guru dapat menjadi pemandu jalannya proses belajar - mengajar di dalam kelas 2. Merancang desain pembelajaran dengan melibatkan beberapa unsur yaitu:  Memilih unsur budaya yang ada keterkaitannya dengan sains  Guru mengeksplorasi keterkaitan antara budaya lokal dan sains  Guru merancang proses belajar – mengajar dengan melibatkan siswa 3. Hasil test siswa  Hasil test tertulis menunjukkan bahwa masih belum memuaskan, akan tetapi ada indikasi bahwa siswa senang dengan pembelajaran yang mengintegrasikan budaya lokal ke pengetahuan sains.  Asumsi bahwa dengan pengajaran yang mengintegrasikan budaya lokal ke pengetahuan sains menjadi lebih baik dengan alasan guru dan siswa mengenal budaya dan mengenal sains  Karena budaya dan sains arif maka asumsi guru dan siswa semakin menghargai kearifan lokal

B. Saran

 Peneliti dan siswa seharusnya mengenal terlebih dahulu budaya yang ada di sekitar sehingga dapat mempermudah untuk mengintegrasikan ke dalam proses pembelajaran sains di dalam kelas  Seharusnya sains sekolah harmonis dengan kehidupan sehari – hari siswa, maka proses pengajaran sains akan memperkuat pandangan siswa tentang alam semesta. Jika keduanya harmonis maka akan semakin menghargai budaya lokal  Penelitian ini tidak melibatkan wawancara, motivasi, kuisioner minat terhadap belajar sains sehingga tidak dapat mengungkapkan maksud minat siswa tentang pembelajaran yang berbasis budaya lokal pada materi fase – fase bulan  Untuk penelitian selanjutnya diharapkan ada penelitian yang sama yang dapat melibatkan wawancara kepada siswa, kuisioner minat dan sikap, pre test dan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang pembelajaran sains yang berbasis budaya lokal DAFTAR PUSTAKA Aikenhead, G.S. Cobern, W.W. 1998.Cultural Aspects of Learning Science in B.J Frayer and K.G Tolon eds.. International Handbook of Science Education 39-52; KluwrAkademic Publisher. Aikenhead, G.S. Jegede, O.J. 1999.Cross Cultural Science Education; A Cognitive Explanation of a Cultural Science Phenomenon . Journal of Research of Science Teaching, 36 3, 269 – 287. Djulia,E 2005. PeranBudayaLokalDalamPembentukanSains . http:repository.upi.eduoperatoruploadd_ipa__009823_ch apter2.pdf Diunduh 2202012. Foster, Bob. 2004. Eksplorasi SAINS FISIKA Uuntuk SMP Kelas VII. Jakarta. Erlangga. Hardoyo, F. 2007.TinjauanAspekBudayaPadaPembelajaran IPA: PentingnyaPengembanganKurikulum IPA Berbasis KebudayaanLokal . http:insaniaku.files.wordpress.com2009021-tinjauan- aspek-budaya-pada-pembelajaran-ipa-fajar- hardoyono.pdfDiunduh 12162011. Koentjaraningrat. 1990. PengantarilmuAntropologi.Jakarta :PT RinekaCipta. Maunati, Y. 2004. IdentitasDayak :KomodifikasidanPolitikKebudayaan. Yogyakarta :LKiS. Prasodjo, Budi. 2006. Teori Dan AplikasiFisika SMP Kelas IX. Jakarta. Yudistira. Sapardi 2008.PengantarAntropologi. Surakarta. LPP UNS dan UNS Press. Sarjiyo 2005.Pembelajaranberbasisbudaya: Model InovasiPembelajaran Dan ImplementasiKurikulumBerbasisKompetensi .Tersedia, http:lppm.ut.ac.idjp62sept05sardjiyo.pdfDiunduh 12102011 Suastra , I.W 2010. Model PembelajaranSainsBerbasisBudayaLokalUntukMengembang kanKompetensiDasarSainsdanNilaiKearifanLokal di SMP .http:isjd.pdii.lipi.go.idadminjurnal43110816_0215- 8205.pdfDiunduh1682011 Setiawan, S.Y.E. 2008.PengetahuanLokalSebagaibagiandalamPengembangan DesainPembelajaranSains di SD Bungkus, Parangtritis, Kretek . Skripsi :UniversitasSanata Dharma.