Anatomi dan fisiologi hati

sehingga dapat digunakan untuk mengatasi asam urat. Mineral kalium yang tekandung dalam tempuyung juga berfungsi sebagai diuretik ringan Sustrani, Alam, and Hadibroto, 2007.

B. Hepar

1. Anatomi dan fisiologi hati

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh dengan berat 1500 g atau 1,5 kg, yang terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi oleh iga-iga. Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma; permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk-keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati. Selanjutnya, hati dibagi lagi dalam empat belahan kanan, kiri, kaudata dan kwadrata Pearce, 1979. Gambar 3. Struktur mikroskopik hati Baradero, 2005 Setiap lobus dari hepar dibagi dalam struktur-struktur yang disebut lobulus. Lobulus ini adalah mikroskopik yang merupakan unit fungsional dari hepar yang bersegi enam atau heksagonal. Di dalam lobulus terdapat sel-sel hepar hepatosit yang tersusun seperti lapisan-lapisan plat dan memiliki bentuk sinar serta mengelilingi hepatikum. Setiap segi pada lobulus terdapat cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan kanalikuli empedu gambar 4 Baradero, 2005. Diantara deretan sel-sel hepar yang terbentuk seperti seperti sinar, terdapat sinusoid yang membawa darah dari cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika ke vena hepatika. Pada dinding sinusoid terdapat sel-sel fagosit yang disebut sel Kupffer gambar 3. Sel-sel Kupffer menelan eritosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, serta benda-benda asing yang masuk ke dalam hepar. Sel- sel hepar menghasilkan empedu yang kemudian dialirkan lewat kanalikuli gambar 3. Kanalikuli saluran-saluran yang halus bergabung dan menjadi saluran yang besar, yaitu duktus hepatikus kiri dan kanan Baradero, 2005. Hati memiliki dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika dan yang melalui vena porta. Saluran-saluran hepar adalah sebagai berikut : 1. Arteria hepatikum. Merupakan salah satu cabang dari arteria seliaka dan aorta. Arteria ini menyuplai darah ke hepar gambar 4. 2. Vena porta hepatika. Membawa darah vena dari seluruh traktus gastrointestinal ke hepar. Darah ini mengandung zat-zat makanan yang telah diserap oleh vili usus halus. 3. Vena hepatika. Membawa darah vena dari hepar ke vena inferior gambar 4. 4. Saluran-saluran biler disebut juga kanalikuli empedu. Dibentuk oleh kapiler-kapiler empedu yang menyatu dan menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hepar Baradero, 2005. Gambar 4. Pembuluh darah pada hati Pearce, 1979. Fungsi hati berkaitan dengan metabolisme tubuh gambar 5, khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah. Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh dan berfungsi mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, guna dibuat sesuai untuk pemakaiannya di dalam jaringan Pearce, 1979. Hati juga mempunyai kemampuan menetralkan atau mendetoksifikasi za-zat kimia Sari, 2008. Tabel I. Fungsi hati Corwin, 2008 Fungsi Hati Tipe Terapi Metabolik Masa absortif Masa pasca-absortif Mengubah glukosa menjadi glikogen dari trigliserida; menyimpan glikogen. Mengubah asam amino menjadi asam lemak atau simpanan asam amino. Membuat lipoprotein dari trigliserida dan kolesterol. Menghasilkan glukosa dari glikogen dan asam lemak serta asam amino. Imunologik Menyerap darah yang disaring Perubahan Metabolik Detoksifikasi atau menyatukan produk sisa, hormon, obat-obatan. Fungsi Pembekuan Menghasilkan beberapa faktor pembekuan esensial. Protein Plasma Mensintesis albumin dan protein plasma lain enzim. Fungsi Eksokrin Mensintesis garam empedu. Fungsi Endokrin Terlibat dalam aktivasi vitamin D menghasilkan angiotensin. Mensekresi faktor pertumbuhan seperti insulin.

2. Kerusakan hati

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155