Metode Ekstraksi Metode Fraksinasi

mengosongkan tempat penyimpanan gluthation pada hati. Selain itu, peningkatan konsentrasi kalsium pada mitokondria hati disertai dengan perubahan dalam distribusi elektrolit menyebabkan pembengkakkan sel hati dan penipisan glikogen hati. Paparan CCl 4 secara kronis dapat menyebabkan terjadinya fibrosis atau sirosis ATSDR, 2005.

F. Metode Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekatpadat yang dihasilkan dengan cara mengekstraksi zat aktif yang berasal dari simplisia hewani maupun nabati dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Semua atau hampir semua pelarut yang digunakan diuapkan dan serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan RI, 1995. Metode ekstraksi dapat dibedakan menjadi infundasi, maserasi, perlokasi, dan penyarian berkesinambungan. Cairan penyari yang dapat digunakan adalah air, eter atau campuran etanol dan air Departemen Kesehatan RI, 1979. Metode maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada suhu kamar dan terlindungan dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak mengandung benzoin, stiraks, dan lilin Sudarmaji, Haryono, dan Suhardi, 1989.

G. Metode Fraksinasi

Fraksinasi adalah proses pemisahan suatu zat atau kuantitas tertentu dari campuran padat, cair, terlarut, suspensi atau isotop dan dibagi dalam beberapa jumlah kecil fraksi. Pemisahan yang dilakukan di dasarkan pada bobot tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedangkan fraksi yang paling ringan akan berada paling atas Adijuwana and Nur, 1989. Pada umumnya, teknik yang digunakan dalam fraksinasi atau pemisahan antara lain sebagai berikut : 1 Ekstraksi cair-cair Ekstraksi cair-cair merupakan metode pemisahan solute dari cairan pembawa diluen menggunkan solven cair. Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara praperlakuan sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari komponen-komponen matriks yang mungkin mengganggu pada saat kuantifikasi atau deteksi analit. Alat ekstrasi cair-cair yang biasa digunakan adalah corong pisah. Kebanyakan prosedur ekstraksi cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke dalam pelarut organik yang bersifat non polar atau agak polar seperti heksana, metilbenzena, atau diklorometana Gandjar dan Rohman, 2012. 2 Kromatografi Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahaan yang menggunakan fase diam stationary phase dan fase gerak mobile phase. Teknik kromatografi telah berkembang dan telah digunkan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai macam komponen yang kompleks, baik komponen organik maupun komponen non organik. Pemisahan menggunakan kromatografi didasarkan pada sifat fisika-kimia umum dari molekul seperti : kecenderungan molekul untuk larut dalam cairan, kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus adsorbsi, dan kecenderungan molekul untuk menguap berubah ke keadaan uap Gandjar dan Rohman, 2012.

H. Alanin Aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase AST

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155