Metode Pengujian Hepatotoksin PENELAAHAN PUSTAKA

C. Metode Pengujian

Pemeriksaan fungsi hati sering kali dilakukan untuk mengevaluasi terjadinya kerusakan hati. Sebagian dari pemeriksaan hati yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut. 1 Pengukuran bilirubin total serta pengukuran terpisah kadar bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi. Kadar bilirubin meningkat pada berbagai penyakit hati Corwin, 2008. 2 Pengukuran enzim-enzim hati, termasuk serum glutamat piruvat transaminase SGPT, serum glutamat oksaloasetat transaminase SGOT, dan alkaline fosfatase. Penentuan SGPT dan SGOT adalah cara paling umum untuk mendeteksi kerusakan hati, enzim akan mengalami peningkatan bila terjadi penyakitkerusakan pada hati Corwin, 2008. 3 Pengukuran konsentrasi protein plasma. Kadar protein plasma akan meningkat pada penyakit hati Corwin, 2008. 4 Pengukuran masa protrombin pemeriksaan koagulasi. Karena koagulasi bergantung pada pembentukan faktor koagulasi di hati yang adekuat, masa protrombin meningkat pada penyakit hati Corwin, 2008. 5 Ultrasound, scan computed tomography CT, dan magnetic resonance imaging MRI dapat menunjukan cacat struktural atau batu dalam duktus biliaris atau kantong empedu Corwin, 2008.

D. Hepatotoksin

Obat dan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai dapat teramalkan dengan kejadian tinggi atau tidak dapat teramalkan dengan kejadian rendah. Hepatotoksin teramalkan. Dapat diartikan sebagai senyawa yang memiliki efek hepatotoksik hampir pada seluruh populasi yang terpejankan senyawa tersebut dan efek yang timbulkan bergantung pada dosis pemberian. Contohnya adalah asetaminofen, karbon tetraklorida, dan alkohol Forrest, 2006. Hepatotoksin tidak teramalkan. Dapat diartikan sebagai senyawa yang memiliki efek hepatotoksik pada sebagian kecil populasi yang terpejankan senyawa tersebut. Frekuensi kejadiannya sangat jarang dan beberapa efek yang ditimbulkan bergantung pada dosis pemberian. Contohnya adalah isoniazid, sulfonamid, valproate, dan fenitoin Forrest, 2006. Kerusakan hati dapat diakibatkan toksisitas langsung oleh obat atau metabolitnya, atau mungkin sebagai tanggapan idiosinkrasi pada orang yang mempunyai gen khusus yang mempengaruhinya. Masa laten antara mulai terapi dan permulaan penyakit hati membantu mencari etiologinya Forrest, 2006.

E. Karbon tetraklorida

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155