etanolik herba Sonchus arvensis L. yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,375; 0,75; 1,5 gkgBB.
10. Pembuatan larutan karbon tetraklorida konsentrasi 50
Pembuatan larutan karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50 dengan perbandingan volume pelarut dan karbon tetraklorida 1:1 Janakat and Al-
Merie, 2002. Karbon tetraklorida dilarutkan ke dalam olive oil dengan volume yang sama.
11. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1
Pembuatan suspending agent dibuat dengan mendispersikan lebih kurang 1,0 g CMC-Na yang telah ditimbang sesama dan digerus, kemudian dimasukan
ke dalam labu takar 100 mL dan di add dengan aquadest sampai tanda batas. CMC-Na yang dibuat digunakan untuk melarutkan fraksi air ekstrak etanolik
herba Sonchus arvensis L.
12. Uji pendahuluan
a. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Pemilihan dosis karbon
tetraklorida dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa karbon tetraklorida bisa menyebabkan kerusakan hati tikus yang ditandai dengan
peningkatan aktivitas serum ALT dan AST paling tinggi tetapi tidak menimbulkan kematian. Menurut penelitian Janakat and Al-Merie, 2002,
karbon tetraklorida dengan dosis 2 mlkg BB terbukti dapat meningkatkan aktivitas serum ALT-AST pada tikus jika diberikan secara intraperitoneal.
b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Penetapan waktu cuplikan darah
dilakukan lebih dari satu kali cuplikan dengan tujuan untuk melihat aktivitas
dari serum ALT-AST. Waktu pencuplikan darah diperoleh dengan melakukan orientasi. Pada penelitian ini dilakukan orientasi dengan waktu cuplikan dari
jam 0, 24, dan 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida.
13. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Hewan percobaan yang dibutuhkan sebanyak 30 ekor tikus jantan galur Wistar dibagi secara acak dalam enam kelompok, masing-masing lima ekor tikus.
Kelompok I kontrol hepatotoksin diberi karbon tetraklorida dengan dosis 2 mLkgBB secara intraperitoneal. Kelompok II kontrol negatif diberikan olive oil
dengan dosis 2 mLkgBB secara intraperitoneal. Kelompok III kontrol perlakuan diberikan fraksi air ekstrak etanolik herba Sonchus arvensis L dengan
dosis 1,5 gkgBB secara per oral. Kelompok IV-VI kelompok perlakuan masing- masing diberikan fraksi air ekstrak etanolik herba Sonchus arvensis L. dengan
dosis 0,375; 0,75; 1,5 gkgBB secara per oral, kemudian 6 jam setelah pemberian fraksi air ekstrak etanolik herba Sonchus arvensis L., diberikan karbon
tetraklorida dengan dosis 2 mLkgBB secara intraperitoneal. Pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida, semua kelompok diambil darahnya pada
daerah sinus orbitalis mata tikus untuk diukur aktivitas ALT dan AST serum.
14. Pembuatan serum