Kerusakan hati Perlemakan Hati

Tabel I. Fungsi hati Corwin, 2008 Fungsi Hati Tipe Terapi Metabolik Masa absortif Masa pasca-absortif Mengubah glukosa menjadi glikogen dari trigliserida; menyimpan glikogen. Mengubah asam amino menjadi asam lemak atau simpanan asam amino. Membuat lipoprotein dari trigliserida dan kolesterol. Menghasilkan glukosa dari glikogen dan asam lemak serta asam amino. Imunologik Menyerap darah yang disaring Perubahan Metabolik Detoksifikasi atau menyatukan produk sisa, hormon, obat-obatan. Fungsi Pembekuan Menghasilkan beberapa faktor pembekuan esensial. Protein Plasma Mensintesis albumin dan protein plasma lain enzim. Fungsi Eksokrin Mensintesis garam empedu. Fungsi Endokrin Terlibat dalam aktivasi vitamin D menghasilkan angiotensin. Mensekresi faktor pertumbuhan seperti insulin.

2. Kerusakan hati

Sel hepatosit mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat baik, walaupun mereka merupakan sel stabil dan membelah dengan lambat. Tetapi arsitektur hati tidak dapat dibentuk kembali secara maksimal apabila mengalami kerusakan yang berat. Apabila terjadi kerusakan sel hati yang disertai kerusakan arsitekturnya, penyembuhan terjadi dengan pembentukan jaringan parut dan regenerasi noduler sel-sel hati, sehingga terjadi sirosis gambar 5 Sarjadi, 1994. Gambar 5. Proses terbentuknya sirosis Corwin, 2008 Berdasarkan manifestasi klinik dan pola spesifik pada histopatologi, kerusakan hati terbagi sebagai berikut. a. Nekrosis sentrilobular Terjadi akibat adanya induksi oleh obat-obat yang bersifat hepatotoksik dan efek yang terjadi bergantung pada dosis pemberian, seperti acetaminofen. Nekrosis sentrilobular biasanya terjadi akibat adanya metabolit beracun yang dihasilkan suatu senyawa. Kerusakan yang terjadi menyebar hingga keluar mulai dari tengah lobus hati DiPiro, 2008. b. Steatonecrosis Merupakan salah satu dari akut nekrosis yang terjadi akibat adanya akumulasi lemak dalam sel hepatosit. Obat atau metabolit dapat mempengaruhi oksidasi asam lemak dalam mitokondria sel hepatosit sehingga menyebabkan terjadinya Steatonecrosis DiPiro, 2008. c. Phospholipidosis Merupakan akumulasi dari fosfolipid sebagai pengganti asam lemak. Pada phospolipidosis, fosfolipid biasanya memakanmenelan banyak tubuh lisosom dari sel hepatosit dan adanya amiodaron sering dikaitkan dengan reaksi ini DiPiro, 2008. d. Nekrosis hepatoselular tergeneralisasi Nekrosis hepatoselular tergeneralisasi merupakan perubahan terkait dengan virus hepatitis yang lebih umum. Gejala yang timbul biasanya terjadi setelah seminggu atau lebih setelah adanya paparan dari zat beracun DiPiro, 2008.

3. Perlemakan Hati

Perlemakan hati Steatosis adalah akumulasi dari lemak pada sel hepatosit akibat kelebihan suplai asam lemak dari jaringan adiposa yang menunjukkan terjadinya kerusakan hati pada banyak kasus penyakit hati. Steatosis dikategorikan menjadi dua, yaitu steatosis makrovesikular dan steatosis mikrovaskular. Steatosis makrovesikular terjadi ketika satu atau beberapa droplet lemak hampir mengisi hepatosit sedangkan mikrovaskular terjadi ketika ditemukannya sejumlah droplet kecil yang membuat hepatosit tampak berbusa. Steatosis dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan pada sintesis protein atau pada konjugasi trigliserida dan protein, penurunan sintesis fosfolipid, gangguan pada transfer VLDL melalui membran sel Hodgson, 2010.

C. Metode Pengujian

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155