Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB

tidak menyebabkan peningkatan pada aktivitas serum AST dan dapat digunakan sebagai data pendukung. Tabel XII. Perbandingan aktivitas serum AST tanpa perlakuan jam-0 dengan perlakuan kontrol negatif jam-24 AST Jam 0 Jam 24 Jam 0 BTB Jam 24 BTB Keterangan : BB : Berbeda bermakna p0,05 BTB : Berbeda tidak bermakna p0,05 Gambar 13. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mLkgBB pada jam ke-0 dan 24 Data pengukuran aktivitas serum ALT dan AST menunjukkan bahwa pemberian olive oil dosis 2 mLkgBB tidak memberikan peningkatan terhadap aktivitas serum ALT dan AST sehingga akan dijadikan sebagai nilai normal aktivitas serum ALT dan AST penelitian selanjutnya.

2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB

Tujuan pengujian kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida kelompok I adalah untuk melihat pengaruh induksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB pada kerusakan sel hati tikus yang ditunjukan melalui peningkatan aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-24 serta digunakan sebagai pembanding dalam menganalisis efek hepatoprotektif fraksi air ekstrak etanolik herba Sonchus arvensis L. Tabel VII menunjukkan purata aktivitas serum ALT sebesar 198,4 ± 23,7 UL. Jika dibandingkan dengan nilai normal yang diperoleh dari kontrol negatif olive oil 41,6 ± 2,3 UL, terjadi peningkatan aktivitas serum ALT hingga 4 kali lipat. Secara statistik peningkatan aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil dengan p=0,009 p0,05, yang artinya terjadi peningkatan aktivitas serum ALT secara signifikan pada kontrol hepatotoksin jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Purata aktivitas serum AST sebagai parameter pendukung terjadinya kerusakan hati tabel VII adalah sebesar 461,2 ± 46,3 UL. Jika dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil sebagai dasar nilai normal 99,2 ± 8,9 UL, terjadi peningkatan aktivitas serum AST hingga 4,6 kali lipat. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna p0,05 terhadap kelompok kontrol negatif olive oil dengan p=0,000, yang berarti terjadi peningkatan aktivitas serum AST secara signifikan pada kontrol hepatotoksin jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Kadar alanine aminotrasferase ALT paling tinggi terdapat di dalam hati, sehingga aktivitas serum ALT menjadi indikator utama terjadinya kerusakan hati. Enzim alanine aminotrasferase ALT akan dilepaskan ke dalam darah dengan jumlah yang banyak ketika terjadi kerusakan pada membran sel hati Pratt and Kaplan, 2000. Menurut Zimmerman 1999, peningkatan nilai serum ALT sebanyak tiga kali lipat dan serum AST hingga empat kali lipat pada tikus menandakan adanya kerusakan hati ringan berupa perlemakan hati steatosis. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas serum ALT dan AST setelah pemejanan karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB memberikan efek hepatotoksik pada tikus secara akut. Hasil kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida pada penelitian ini juga dapat dijadikan dasar perhitungan efek hepatoprotektif yang dimiliki fraksi air ekstrak etanolik herba Sonchus arvensis L.

3. Kontrol perlakuan fraksi air ekstrak etanolik herba Sonchus arvensis L.

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tertraklorida.

1 1 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekok herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 99

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 4 113

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang dekokta Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

3 7 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 70% Herba Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 110

Pengaruh waktu pemberian infusa herba Bidens pilosa L. jangka pendek sebagai hepatoprotektif terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

3 13 115

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang infusa herba Bidens pilosa L. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus betina terinduksi karbon tetraklorida.

1 1 94

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak Etanol 50% HERBA Sonchus arvensis Linn. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus putih jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 6 112

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap aktivitas AST-ALT pada tikus jantan Galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 5 100

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155