Keputusan untuk Tinggal di Panti Wreda
keinginannya sendiri tapi juga tak sedikit dari mereka yang tinggal di panti wreda bukan berdasarkan keputusan sendiri, entah itu berdasarkan
kehendak anak maupun sanak saudara yang lain. Lansia merupakan kaum yang rentan terhadap beberapa
permasalahan, diantaranya adalah permasalahan sosial dan psikologis. Karena perubahan zaman, seperti perubahan tipe keluarga yang semula
keluarga besar menjadi keluarga kecil dan peranan istri yang semula mengurus rumah tangga, tetapi sekarang juga ikut bekerja seperti suami,
maka kehidupan keluarga pun berubah, dimana dahulu keluarga anak bertanggung jawab terhadap kehidupan orang tuanya yang sudah lansia
sekarang berubah, mereka tidak terperhatikan, kesepian, bahkan merasa menjadi hambatan dalam keluarga.
Melihat kondisi yang seperti ini, terkadang lansia memutuskan untuk hidup di panti wreda agar tidak merepotkan anggota keluarga dan
juga tetap mendapatkan perhatian serta pelayanan dari peran profesional. Lansia memilih untuk tinggal di panti wreda karena merasa lebih nyaman
hidup dengan sesama teman lansia dan dapat melakukan aktivitas yang disukainya tanpa gangguan. Akan tetapi, ada pula kebutuhan lain dalam
diri lansia yang memotivasinya untuk memutuskan tinggal di panti wreda. Dengan begitu, kebutuhan dalam diri lansia dapat terpenuhi. Seperti yang
dikatakan Hurlock 1990 bahwa lansia memiliki kebutuhan untuk mandiri dan memiliki privasi dalam hidupnya. Namun, banyak pula lansia yang
lebih memilih tinggal di tengah-tengah keluarga. Seperti yang telah
dijelaskan bahwa hidup di tengah-tengah keluarga merupakan suatu kebutuhan tersendiri bagi lansia karena mereka akan tetap merasa aman
dan merasa dicintai. Lansia yang memutuskan sendiri untuk tinggal di panti wreda juga
lebih memiliki kesiapan menghadapi segala macam situasi yang mungkin terjadi di dalam panti. Kesiapan tersebut juga dikarenakan pertimbangan-
pertimbangan yang dilakukan oleh lansia sebelum memutuskan untuk tinggal di panti wreda. Berbeda dengan lansia yang tinggal di panti wreda
bukan berdasarkan keputusannya sendiri. Lansia ini mungkin saja belum memiliki persiapan untuk menghadapi lingkungan baru di dalam panti dan
tak jarang hal tersebut akan menyebabkan pengalaman yang menyedihkan di masa tua.
Dari penjelasan di atas peneliti melihat bahwa ada kemungkinan perbedaan penerimaan diri antara lansia yang tinggal di panti wreda
berdasarkan keputusannya sendiri dengan yang bukan berdasarkan keputusannya sendiri. Lansia yang tinggal di panti wreda berdasarkan
keputusannya sendiri memiliki kebutuhan yang memotivasi dirinya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dengan tinggal di panti wreda. Lansia
dapat lebih memiliki persiapan akan hal-hal yang mungkin terjadi di panti wreda dan dapat menerima keadaannya serta lingkungannya. Sedangkan
bagi lansia yang tinggal di panti wreda bukan berdasarkan keputusannya sendiri, lebih mungkin timbul perasaan-perasaan negatif yang dapat
membuat lansia kurang menerima dirinya.