Panti Wreda LANDASAN TEORI
tinggal di pani wreda tentu berhubungan dengan keinginan, kebutuhan dan motivasi seorang individu.
Terry dalam Moekijat, 2002 mengatakan bahwa motivasi adalah keinginan di dalam diri individu yang mendorong untuk
bertindak. Prihanto 1993 mengungkapkan bahwa untuk berbicara tentang motivasi, tentu harus berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan.
Setiap individu tentunya memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya sehingga memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya.
Sejalan dengan Sunaryo 2004 menjelaskan bahwa motivasi itu sendiri berasal dari keinginan dan kebutuhan dalam diri individu.
Hal ini juga berlaku bagi lansia yang memutuskan untuk tinggal di panti wreda berdasarkan keputusannya sendiri. Lansia memiliki
keinginan dan kebutuhan dalam hidupnya yang memotivasi dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hurlock 1990 menyatakan bahwa salah satu kondisi yang membuat seorang usia lanjut berhasil menyesuaikan diri dalam suatu
lembaga adalah ketika seorang pria atau wanita tersebut masuk ke dalam suatu lembaga secara sukarela. Ketika mereka memutuskan
untuk masuk secara sukarela dalam suatu lembaga tanpa adanya paksaan dari kondisi lingkungan mereka, mereka akan merasa bahagia
dan mempunyai motivasi yang kuat untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan yang mendadak yang diakibatkan oleh lembaga
tersebut.
Darmadi 1987 juga menyebutkan bahwa para lansia yang masuk atas inisiatif sendiri ke dalam panti sosial tresna wreda akan
merasa senang karena mendapatkan teman sebaya dan dapat melakukan aktivitas sesuai dengan hobi tanpa diganggu oleh anak cucu
mereka. Karena mereka tinggal bersama lansia lain maka mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan baik kondisi sosialnya
bersama sesama lansia maupun terhadap fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pihak panti sosial tresna wreda tersebut.
2. Tinggal di Panti Wreda Bukan Berdasarkan Keputusan Sendiri
Kebanyakan dari kasus penitipan lansia, anak-anak tidak meminta persetujuan lansia terlebih dahulu, lansia dipaksa untuk
tinggal di panti. Ketika lansia diantarkan oleh keluarga ke panti wreda, maka lansia akan merasa tidak berguna dan tidak diinginkan sehingga
membuat banyak kaum usia lanjut akan mengembangkan perasaan rendah diri dan marah terhadap diri sendiri, orang lain dan juga
lingkungan. Perasaan rendah diri tidak akan membantu penyesuaian sosial dan menjadi pribadi yang lebih baik Andini Supriyadi, 2013.
Hutapea dalam Andini Supriyadi, 2013 juga mengatakan bahwa sangat banyak lansia yang dirawat di berbagai panti wreda
dengan alasan anak-anak tidak mampu lagi mengurus lansia. Oleh karena itu, seringkali lansia yang tinggal di panti wreda dengan
keadaan seperti ini memiliki anggapan bahwa jika mereka masih
tinggal bersama anak-anaknya, akan menyusahkan serta menghambat masa depan anak-anak.