mengarahkan emosi ke saluran yang konstruktif, “sabar terhadap kekecewaan” dimana kekecewaan tidak melumpuhkan diri.
Menurut Esthy dan Sugoto 1998 orang yang dapat menerima diri sendiri akan memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah.
Individu tidak perlu merasa cemas akan keterbatasannya karena ia mengetahui bagaimana menghadapi keterbatasan tersebut. Kritikan
dari orang lain merupakan suatu alarm untuk semakin mengenali diri. Kritikan tersebut tidak membuat diri merasa semakin kecil dan tak
berdaya sehingga individu tidak perlu merasa cemas. Jadi, jika seorang individu memiliki penerimaan diri yang
positif, individu tersebut juga akan lebih memiliki penyesuaian diri dan sosial yang baik pula. Selain itu, individu tersebut juga akan lebih
memiliki konsep diri yang positif dan mampu mengelola emosi secara tepat.
B. Usia Lanjut
1. Definisi
Laslett dalam Suardiman, 2011 menyatakan bahwa usia lanjut old age adalah istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan. Hurlock
1990 menyebut lansia sebagai usia tua yaitu periode penutup dalam rentang hidup seseorang dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Menurut Papalia, D. E., et al 2009 lansia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Lansia muda usia 65-74 tahun
b. Lansia tua usia 75-84 tahun
c. Lansia tertua usia 85 tahun ke atas
Pada lansia muda biasanya dinilai masih aktif, sehat, dan masih kuat. Sedangkan, lansia tertua lebih mungkin untuk menjadi rapuh dan
renta serta mengalami kesulitan untuk mengatur kehidupan sehari-hari. Menurut Santrock 2002 terdapat dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Menurut pandangan orang barat, yang
tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke atas, dimana usia ini akan membedakan
seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun.
Lebih dari 60 tahun karena pada umumnya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah salah satu tahap dalam suatu perkembangan individu yang ditandai dengan
beberapa perubahan dalam segi kehidupannya dan biasanya mengalami beberapa penurunan. Dalam penelitian ini, peneliti
melibatkan lansia yang berusia 60 tahun ke atas sebagai standar lansia di Indonesia.
2. Masalah yang Dihadapi Usia Lanjut
Menurut Suardiman 2011, masalah yang pada umumnya dihadapi oleh lansia dapat dikelompokkan ke dalam:
a. Masalah Ekonomi
Lansia biasanya ditandai dengan menurunnya produktivitas kerja, memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama.
Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan yang kemudian terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Terkadang,
karena kondisi mereka tidak memungkinkan untuk produktif lagi, sehingga penghasilan mereka menjadi berkurang atau bahkan tidak
memiliki penghasilan sama sekali. Padahal di sisi lain, di usia mereka yang tergolong lansia tersebut, banyak hal yang harus
diperhatikan seperti kebutuhan makanan yang bergizi, perawatan kesehatan, dsb. Penghasilan lansia pada umumnya berasal dari
pensiun, tabungan, bantuan dari anak atau anggota keluarga yang lain.
b. Masalah Sosial
Memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga, anggota masyarakat maupun
teman kerja sebagai akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun. Selain itu juga adanya kecenderungan meluasnya keluarga
inti daripada keluarga luas sehingga akan mengurangi kontak sosial usia lanjut. Kurangnya kontak sosial ini juga menyebabkan lansia
menjadi kurang terperhatikan, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Hal tersebut seringkali menyebabkan perasaan
kesepian, murung pada lansia. c.
Masalah Kesehatan Pada lansia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan
yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif.
Masa tua juga ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai penyakit.
d. Masalah Psikologis
Masalah psikologis yang dihadapi oleh lansia pada umumnya meliputi: kesepian, terasing dari lingkungan, kurang
percaya diri, ketergantungan, keterlantaran terutama bagi usia lanjut yang miskin, post power syndrome, dsb. Kebutuhan
psikologis merupakan kebutuhan akan rasa aman; kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan rasa kasih sayang; kebutuhan
akan aktualisasi diri.
3. Tugas Perkembangan Usia Lanjut
Setiap tahap perkembangan pasti ditandai dengan tugas perkembangannya masing-masing, termasuk pada tahap usia lanjut.
Hurlock 1990
mengatakan bahwa
sebagian besar
tugas perkembangan lansia lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi
seseorang daripada kehidupan orang lain. Orang tua diharapkan untuk