b. Kerugian
1. Lebih mahal daripada tinggal di rumah sendiri.
2. Seperti halnya makanan di semua lembaga, biasanya kurang
menarik daripada masakan rumah sendiri. 3.
Pilihan makanan terbatas dan seringkali diulang-ulang. 4.
Berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang tidak menyenangkan.
5. Letaknya seringkali jauh dari tempat pertokoan, hiburan, dan
organisasi masyarakat. 6.
Tempat tinggalnya cenderung lebih kecil daripada rumah sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
panti wreda adalah suatu tempat atau wadah yang disediakan bagi kaum usia lanjut dengan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh para lansia, agar
pada masa tuanya para lansia memiliki tempat yang nyaman demi kesejahteraannya.
D. Keputusan untuk Tinggal di Panti Wreda
1. Tinggal di Panti Wreda Berdasarkan Keputusan Sendiri
Meskipun banyak kasus yang menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di panti wreda bukan berdasarkan
keputusannya sendiri, namun masih ada pula lansia yang tinggal di panti wreda berdasarkan keputusannya sendiri. Keputusan untuk
tinggal di pani wreda tentu berhubungan dengan keinginan, kebutuhan dan motivasi seorang individu.
Terry dalam Moekijat, 2002 mengatakan bahwa motivasi adalah keinginan di dalam diri individu yang mendorong untuk
bertindak. Prihanto 1993 mengungkapkan bahwa untuk berbicara tentang motivasi, tentu harus berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan.
Setiap individu tentunya memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya sehingga memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya.
Sejalan dengan Sunaryo 2004 menjelaskan bahwa motivasi itu sendiri berasal dari keinginan dan kebutuhan dalam diri individu.
Hal ini juga berlaku bagi lansia yang memutuskan untuk tinggal di panti wreda berdasarkan keputusannya sendiri. Lansia memiliki
keinginan dan kebutuhan dalam hidupnya yang memotivasi dirinya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Hurlock 1990 menyatakan bahwa salah satu kondisi yang membuat seorang usia lanjut berhasil menyesuaikan diri dalam suatu
lembaga adalah ketika seorang pria atau wanita tersebut masuk ke dalam suatu lembaga secara sukarela. Ketika mereka memutuskan
untuk masuk secara sukarela dalam suatu lembaga tanpa adanya paksaan dari kondisi lingkungan mereka, mereka akan merasa bahagia
dan mempunyai motivasi yang kuat untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan yang mendadak yang diakibatkan oleh lembaga
tersebut.