3.4.2. Uji Realibilitas
Uji Realibilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner, yang merupakan indikator dari variabel.
Penelitian ini uji reabilitasnya dilakukan melalui pendekatan pengukuran reabilitas konsistensi internal dengan cara Cronbach Alpha
yaitu membandingkan antara koefisien alpha dengan standart alpha. Kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai alpha 0,60 berarti pernyataan reliabel
b. Jika nilai alpha
≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel Nunnaly, 1969 dalam Imam Ghozali, 2001 : 133
3.4.3. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal tidak, untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk dengan menggunakan program
SPPS Sumarsono, 2004 : 40. Menurut Santoso 2000 :214 dasar pengambilan keputusan, yaitu
sebagai berikut : a.
Nilai porbabilitas 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal. b.
Nilai probabilitas 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi normal.
3.5. Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t
tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi bebrapa asumsi dasar klasik, yaitu :
1. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menetukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalaahan pada periode t – 1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka terdapat autokorelasi Ghozali, 2002 : 61, tetapi dalam
penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk uji autokorelasi tidak
dilakukan Gujarati, 1999 : 201.
2. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas.
Perkembangan teori yang baru adalah dengan mengetahui nilai “pembengkakan varians” atau Varians Inflation Factor VIF. VIF dapat
dihitung dengan rumus : VIF =
2
1 1
J
R
Nilai
2
1
J
R
disebut Toleransi Tolerance yang diperoleh dengan meregresikan antar variabel bebas. R adalah nilai koefisien determinasi
persamaan regresi variabel bebas. Banyaknya nilai munculnya VIF
sebanyak jumlah variabel bebas yang ada dalam persamaan regresi. Apabila nilai VIF 10 maka persamaan regresi linier berganda tersebut
tidak terkena multikolinieritas Imam Ghozali, 2001 : 57.
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain Ghozali, 2002 : 69. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya
heteroskedastisitas dapat diuji dengan alat rank spearman yaitu dengan membandingkan antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas.
Menurut Santoso 2000 : 301 deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu sebagai berikut :
a. Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas
b. Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis