74
Tabel 4.8 :
Data Rasio Pertumbuhan Sesudah Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja
NO TAHUN RASIO
RASIO RASIO
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN BLJ
PENDAPATAN BELANJA RUTIN PEMBANGUNAN 1 2002
- -
- 2 2003
17.8220 28.5822
5.0709 3 2004
4.9719 -3.5135
31.2155
Sumber : Data Diolah Lampiran 1 Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan pendapatan
dan rasio pertumbuhan belanja rutin tertinggi terjadi pada periode tahun 2003 sedangkan rasio pertumbuhan belanja pembangunan tertinggi terjadi
pada tahun 2004.
4.3. Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov. Berikut ini langkah-
langkah uji Kolmogorov Smirnov : a.
Hipotesis : H
: Data berdistribusi normal H
1
: Data tidak berdistribusi normal
75
b. Kriteria penolakan H :
Kriteria apakah sebuah data mengikuti distribusi normal adalah : 1 Jika tingkat signifikan p-value
≤ 5, maka distribusi data adalah tidak normal. 2 Jika tingkat signifikan p-value 5, maka distribusi data
adalah normal Ghozali, 2002 : 36. c.
Nilai Kolmogorov Smirnov Z Berikut ini hasil uji normalitas pada rasio kemandirian, rasio
aktivitas rasio belanja rutin dan rasio belanja pembangunan serta rasio pertumbuhan :
Tabel 4.9 : Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov
Tingkat signifikan
Keterangan Rasio kemandirian
Rasio belanja rutin Rasio belanja pembangunan
Rasio pertumbuhan 0,664
0,743 0,743
0,653 0,770
0,639 0,639
0,788 Normal
Normal Normal
Normal
Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel di atas data rasio kemandirian, rasio aktivitas
rasio belanja rutin dan rasio belanja pembangunan serta rasio pertumbuhan telah mengikuti distribusi normal, dilihat dari tingkat
signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5.
4.3.2. Analisis Paired Sample t Test Uji Beda Rata-Rata Untuk Dua Sampel
Berpasangan
Sampel berpasangan paired sample adalah sebuah sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang
berbeda.
76
4.3.2.1. Perbedaan Rasio Kemandirian Sebelum dan Sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja
Berikut ini
langkah-langkah pengujian dan hasil Paired Sample t Test untuk rasio kemandirian :
a. Hipotesis
: Ho
:
1
=
2
Tidak ada perbedaan rasio kemandirian sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis
kinerja Ho
:
1
≠
2
, Ada perbedaan rasio kemandirian sebelum dan
sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja b. Tingkat signifikansi
= 5 c. Nilai t
hitung
yang dihasilkan sebesar 1,560 dengan tingkat signifikan sebesar 0,259 Lampiran 4.
d. Kriteria pengujian Karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5 maka
H diterima dan H
1
ditolak yang artinya rasio kemandirian sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama dengan rasio
kemandirian sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja atau tidak ada perbedaan rasio kemandirian sebelum dan sesudah
pemberlakuan anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil uji tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ke-1 ”Terdapat perbedaan kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung dalam bentuk kemandirian keuangan
77
daerah antara sebelum dan sesudah diberlakukannya anggaran berbasis kinerja” tidak teruji kebenarannya.
4.3.2.2. Perbedaan Rasio Aktivitas Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja
Berikut ini
langkah-langkah pengujian dan hasil Paired Sample t Test untuk rasio aktivitas :
Rasio Belanja Rutin
a. Hipotesis
: Ho
:
3
=
4
Tidak ada perbedaan rasio belanja rutin sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis
kinerja Ho
:
3
≠
4
, Ada perbedaan rasio belanja rutin sebelum dan
sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja b. Tingkat signifikansi
= 5 c. Nilai t
hitung
yang dihasilkan sebesar 3,374 dengan tingkat signifikan sebesar 0,078 Lampiran 5.
d. Kriteria pengujian Karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5 maka
H diterima dan H
1
ditolak yang artinya rasio rasio belanja rutin sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama dengan rasio
belanja rutin sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja atau
78
tidak ada perbedaan rasio belanja rutin sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja
Rasio Belanja Pembangunan
a. Hipotesis
: Ho
:
5
=
6
Tidak ada perbedaan rasio belanja pembangunan sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran
berbasis kinerja Ho
:
5
≠
6
, Ada perbedaan rasio belanja pembangunan
sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja
b. Tingkat signifikansi = 5 dan n = 3
c. Nilai t
hitung
yang dihasilkan sebesar -3,374 dengan tingkat signifikan sebesar 0,078 Lampiran 5.
d. Kriteria pengujian Karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5 maka
H diterima dan H
1
ditolak yang artinya rasio rasio belanja pembangunan sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama
dengan rasio belanja pembangunan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja atau tidak ada perbedaan rasio belanja pembangunan
sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja
79
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas diukur melalui rasio belanja rutin dan rasio belanja pembangunan. Berikut ini hasil analisis kedua rasio tersebut :
Tabel 4.10 : Hasil Uji t Rasio Belanja Rutin Dan Rasio Belanja
Pembangunan Rasio t
hitung
Kesimpulan Rasio Belanja Rutin
3,374 Tidak ada perbedaan
Rasio Belanja Pembangunan -3,374
Tidak ada perbedaan
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa rasio belanja rutin sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama dengan rasio belanja rutin
sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja dan rasio belanja pembangunan sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama
dengan rasio belanja pembangunan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas
sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama dengan rasio aktivitas sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja atau tidak ada
perbedaan rasio aktivitas sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja.
Berdasarkan hasil uji tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke-2 ”Terdapat perbedaan kinerja keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Tulungagung dalam bentuk aktifitas pemerintah daerah antara sebelum dan sesudah diberlakukannya anggaran berbasis kinerja”
tidak teruji kebenarannya.
80
4.3.2.3. Perbedaan Rasio Pertumbuhan Sebelum dan Sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja
Berikut ini
langkah-langkah pengujian dan hasil Paired Sample t Test untuk rasio pertumbuhan :
a. Hipotesis
: Ho
:
7
=
8
Tidak ada perbedaan rasio pertumbuhan sebelum dan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis
kinerja Ho
:
7
≠
8
, Ada perbedaan rasio pertumbuhan sebelum dan
sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja b. Tingkat signifikansi
= 5 c. Nilai t
hitung
yang dihasilkan sebesar 0,780 dengan tingkat signifikan sebesar 0,578 Lampiran 7.
d. Kriteria pengujian Karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5 maka
H diterima dan H
1
ditolak yang artinya rasio pertumbuhan sebelum pemberlakuan anggaran berbasis kinerja sama dengan rasio
pertumbuhan sesudah pemberlakuan anggaran berbasis kinerja atau tidak ada perbedaan rasio pertumbuhan sebelum dan sesudah
pemberlakuan anggaran berbasis kinerja. Berdasarkan hasil uji tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ke-3 ” Terdapat perbedaan kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung dalam bentuk pertumbuhan antara
81
sebelum dan sesudah diberlakukannya anggaran berbasis kinerja” tidak teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian