8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang terkait dengan analisa kinerja keuangan pemerintah daerah pada era otonomi daerah juga telah banyak dilakukan.
Beberapa penelitian tersebut meskipun dengan permasalahantema yang hampir sama, tetapi hasilnya relatif berbeda.
1. Widodo 2001
Dengan judul: “Analisis Ratio Keuangan pada APBD Kabupaten Boyolali”
Permasalahan yang diteliti apakah ada keterbatasan penyajian laporan keuangan pada lembaga Pemda yang cakupannya berbeda dengan
lembaga komersial serta bagaimana menelii rasio keuangan APBD apabila APBD disusun berdasarkan pendekatan kinerja pada Kabupaten
Boyolali. Metode yang digunakan yaitu menggunakan analis ratio keuangan pada
APBD dengan cara membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sedangkan data yang digunakan diperoleh dari APBD Kabupaten Boyolali.
9
2. Bambang Hariyadi 2002, Simposium Nasional Akuntansi V
Judul: “Analisis Pengaruh Fiscal Stress terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah KabupatenKota dalam menghadapi Pelaksanaan Otonomi
Daerah suatu kajian empiris di Provinsi Jawa Timur. Permasalahan yang muncul adalah:
a. Apakah dengan adanya fiscal stress tersebut akan secara langsung
mempengaruhi kinerja keuangan Pemerintah KabupatenKota dalam menghadapi pelaksanaan Otonomi Daerah?
b. Apakah dengan adanya fiscall stress tingkat kesiapan pemerintah
KabupatenKota dalam menghadapi pelaksanaan Otonomi Daerah semakin rendah dibandingkan periode anggaran sebelum terjadinya
fiscal stress? Hipotesis :
a. Pada periode sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia ternyata
tingkat kemampuan pembiayaan daerah dan melanda anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD relative lebih besar
dibandingkan sesudah krisis b.
Dengan terjadinya krisis pemerintah KabupatenKota ternyata mampu meningkatkan mobilitasi pembiyaannya.
c. Krisis ekonomi tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat motivasi
untuk terus meningkatkan pendapatan asli daerahnya PAD dan tidak terlalu tergantung pada pemerintah pusat.
10
d. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda, terbukti
berpengaruh terhadap tingkat desentralisasi fiscal yang dimiliki oleh pemerintah KabupatenKota bias dibuktikan dari nilai desentralisasi
fiscalnya yang semakin menurun setelah krisis ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kewenangan dan tanggung jawab yang
diberikan pemerintah KabupatenKota untuk melaksanakan pembangunan tingkatannya semakin menurun.
Kesimpulan: a.
Fiscal stress yang disebabkan karena pengaruh krisis ekonomi yang melanda Indonesia khususnya telah membawa pengaruh
yang besar terhadap kinerja keuangan KabupatenKota di daerah provinsi Jawa Timur. Pengaruh fiscal stress berupa ketidak
stabilan kinerja keuangan yang dimiliki oleh seluruh pemerintah KabupatenKota selama sebelum sampai sesudah terjadinya
fiscal stresstersebut b.
Ketidakstabilan kinerja keuangan ini berdampak tehadap kesiapan pemerintah KabupatenKota dalam menghadapi
pelaksanaan ekonomi daerah yang menuntut kemampuan kinerja keuangan pemerintahan KabupatenKota untuk lebih mandiri.
Bila kinerja keuangan relative tidak stabil, maka diperlukan kesiapan pemerintah kabupatenKota dalam melaksanakan
otonomi daerah akan terganggu.
11
3. Nur Indrawati 2003