63
pendewasaan akan nilai-nilai yang sudah ada. bdk. PP. No. 19 tahun 2005 tentang standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3.3 Fokus Penelitian
Sesuai latar belakang di atas, maka fokus permasalahan dalam penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk melihat “Bagaimana nilai-nilai pendidikan
karakter dikembangkan dalam diri peserta didik melalui pembelajaran matematika di SD Marsudirini Yogyakarta”. Fokus permasalahan ini kemudian dirinci menjadi tiga
subfokus penelitian, yaitu:
1. Bagaimana penanaman dan pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada perencanaan pembelajaran matematika?
2. Bagaimana penanaman dan pengembangan nilai-nilai pendidikan katakter pada selama pelaksanaan pembelajaran matematika?
3. Bagaimana penanaman dan pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada evaluasi pembelajaran matematika?
3.4 Analisis Data Yang Dikumpulkan Melalui Pengamatan dan Wawancara
3.4.1 Analisis Data Hasil Wawancara Dengan Guru Matematika
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara terhadap guru matematika yang proses pembelajaran matematikanya di kelas telah diamati. Dalam
rangka itu, penulis memandu wawancara dengan beberapa pertanyaan penuntun yang telah disiapkan, terlampir. Untuk semua data yang terkumpul melalui wawancara
tersebut, transkrip wawancara dan analisis atasnya secara lengkap ada dalam lampiran
51
64
3.4.2 Analisis Data Hasil Pengamatan Terhadap Proses Pembelajaran Matematika Di Kelas
a. Penanaman dan Pengembangan Nilai
– Nilai Pendidikan Karakter Pada Perencanaan Pembelajaran Matematika
Perlu diingat bahwa perencanaan pembelajaran adalah langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam visi dan misi
sekolah, dan berdasarkan kebutuhan, yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Dalam proses penyusunan perencanaan pembelajaran itu,
apakah disampaikan secara eksplisit tentang muatan pembentukan karakter melalui pembelajaran matematika dengan pokok bahasan tertentu? Bagaimana guru
penyusun RPP mengemas muatan pembentukan karakter melalui pembelajaran matematika yang disajikan dengan jelas dalam tahapan-tahapan selama suatu proses
pembelajaran berlangsung? Dari RPP yang dipersiapkan dan dibawakan dalam proses pembelajaran, dan
pengamatan langsung atas proses pembelajaran serta wawancara dengan guru yang bersangkutan, diketahui bahwa memang dari awal, terutama dengan berhembusnya
wacana tentang pentingnya pembentukan karakter melalaui pendidikan sebagaimana termaktub dalam Kurikulum 2013, dan bahwa semua mata pelajaran mesti memberi
kontribusi pada upaya membentuk dan mengembangkan karakter pada diri peserta didik, penulis melihat bahwa memang ada kesadaran yang kuat akan hal itu.
Kesadaran itu kemudian dituangkan secara sistematis dalam RPP. RPP terlampir.
52
65
b. Penanaman Dan Pengembangan Nilai
– Nilai Pendidikan Karakter Selama Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Disadari bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Berpedoman pada RPP dan hasil pengamatan yang dilakukan penulis selama proses pembelajaran, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1 Kegiatan pendahuluan.
Saat guru memasuki ruang kelas dan memberi salam, semua peserta didik berdiri teratur menyambut guru dan mengucapkan salam balik kepada guru. Itu
sesuatu yang membanggakan bahwa anak-anak sudah dibiasakan untuk menyambut tamu yang datang ke rumahruang kelas mereka dengan sikap
santun dan ucapan penerimaan. Sudah menjadi kebiasaan di sekolah tersebut bahwa setiap memulai suatu
pembelajaran selalu diawali dengan doa yang dilakukan dengan tata cara Kristiani. Penulis amat berkesan sebab saat doa pembuka kegiatan
pembelajaran, ternyata yang memimpin bukan guru, tetapi seorang peserta didik yang sebelumnya telah secara spontan mengunjukkan tangan sebagai
tanda meminta untuk diberi kesempatan memimpin doa pembuka tersebut. Pendoa tidak mengucapkan doa yang telah disiapkan, tetapi menyampaikannya
secara spontan. Tentu, itu sebuah karakter yang baik; bersedia berbagi imannya kepada sesamanya melalui doa. Nilai karakter positif lainnya adalah adanya
kesadaran bahwa Tuhan yang diyakini sebagai sumber kekuatan, berkat dan rahmat, selalu dimintai penerangan, pencerahan dan berkatNya agar kegiatan
pembelajaran dapat terselenggara dengan sukses dan optimal. 53
66
Guru melakukan apersepsi dengan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang terakhir atau materi sebelumnya yang berhubungan
dengan materi yang akan diajarkan saat itu. Hal itu dimaksud untuk menyadarkan peserta didik tentang sifat hirarkis pembelajaran matematika,
artinya penguasaan yang baik akan materi prasyarat itu amat penting untuk mempelajari materi selanjutnya. Dengan sendirinya, peserta didik dilatih untuk
belajar berpikir holistik. Guru membangkitkan motivasi peserta didik untuk aktif, fokus dan penuh
semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk menunjukkan kepada peserta
didik apa yang akan dipelajari pada hari itu dan apa yang diharapkan dari peserta didik melalui pembelajaran tersebut. Juga dimaksud untuk
mengarahkan peserta didik agar mereka memberi perhatian dan dengan sendirinya terajak untuk mengingat materi-materi yang berhubungan dengan
materi yang akan diajarkan tersebut. 2
Kegiatan inti Saat guru memberi penjelasan dan eksplorasi, para peserta didik tampak
antusias dan penuh perhatian. Dengan bantuan teknologi komputer dan pembelajaran berbasis internet, memang penyajian bahan ajar menjadi lebih
menarik dan hidup. Bila ada peserta didik yang kurang memberi perhatian, guru dengan cara yang santun penuh keibuankebapakan selalu mengingatkan
mereka untuk tetap memberi perhatian pada penjelasan guru. Dengan cara ini, peserta didik dilatih untuk menjadi pendengar yang baik, menghormati orang
54
67
lain dan bertanggung jawab, itu nilai karakter yang dengan sengaja dikembangkan pada diri peserta didik.
Saat ada tugas yang dikerjakan bersama, misalnya dengan teman sebangku, peserta didik menunjukkan semangat dan daya juang yang tinggi untuk
memberi kontribusi maksimal pada penyelesaian tugas kelompok tersebut. Peserta didik dilatih untuk berpikir dan bekerja keras, bertanggung jawab dan
bersedia berbagi dengan temannya serta saling menghargai keberbedaan. Atas nama dan demi kepentingan kelompok serta menjunjung tinggi kebenaran,
maka ada yang mesti mengalah. Di sini, karakter jiwa besar untuk mengakui kekurangan dan kelemahan serta keunggulan diri sendiri maupun teman
ditanamkan, maka egoisme dengan sendirinya disingkirkan. Kemampuan untuk berpikir kritis juga dikembangkan..
Saat ada presentasi tugas, guru memberi pujian yang tulus untuk semakin memacu semangat dan daya juang serta demi memancing persaingan yang
sehat di antara para peserta didik. Guru juga langsung memberi perbaikan bila ada jawaban yang kurang tepat dan menambahkan bila belum maksimal. Inilah
upaya menanamkan nilai penghargaan dan pujian terhadap hal yang baik dan perbaikan untuk yang salah; sebuah kejujuran untuk mengapresiasi.
3 Kegiatan penutup
Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberi penguatan sebagai pegangan bagi para peserta didik serta
memberikan pekerjaan rumah berupa soal-soal latihan untuk semakin mendalami materi tersebut. Dengan strategi ini, guru berkeinginan agar peserta
55
68
didik dilatih untuk tetap fokus pada pembelajaran meskipun menjelang akhir, berani berpendapat, menghormati orang lain serta bertanggung jawab.
Guru mengajak peserta didik agar mempersiapkan diri untuk pembelajaran selanjutnya, dengan demikian peserta didik diajak untuk mempunyai
kedisiplinan diri dalam mengatur waktu. Dari hasil pengamatan dan wawancara, penulis berkesimpulan bahwa melalui
proses pembelajaran tersebut, profesionalitas dan kompetensi guru sungguh ditampilkan bdk. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 -tentang kompetensi guru,
yang meliputi: 1.
Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai guru, sekaligus yang membedakan guru dengan profesi lainnya. Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta didik. Seorang guru menyadari bahwa kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus-menerus dan sistematis, yang
didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan. Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru
terdapat tujuh aspek dan empat puluh lima indikator yang berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogik, yaitu:
a
Menguasai karakteristik peserta didik.
Guru harus mengetahui dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajarannya. Maka upaya membangun
komunikasi yang intens dengan orang tuawali serta para pihak yang mengetahui
56
69
keadaan peserta didik adalah hal yang sungguh dianjurkan. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang
sosial budaya:
Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, Maka jumlah peserta didik yang terlalu banyak tidak akan membuat
pembelajaran menjadi efektif dan optimal. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,
Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk menolongnya sejauh dapat dan mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan dirinya sendiri serta peserta didik lainnya, Guru membantu secara maksimal pengembangan potensi setiap peserta didik
dan bila menemukan kekurangan, berusaha memfasilitasi agar kekurangan tersebut teratasi dengan baik dan segera,
Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak
termarjinalkan tersisihkan, diolok ‐olok, minder, dsb..
Dari pengamatan di kelas, jumlah peserta didik berkisar antara 30 – 32 orang,
suatu jumlah yang masih ideal. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa guru memang menguasai karakteristik peserta didik dengan baik, baik dari aspek fisik,
57
70
moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Hal itu tercermin selama proses pembelajaran, dimana tampak guru mengenal para peserta didik dengan sangat
baik. Kesan ini diperkuat saat wawancara dengan guru yang bersangkutan, dimana dikatakan bahwa para murid sangat dekat dengan guru. Juga para orang tua selalu
berkomunikasi dengan guru tentang anak mereka kekhususannya, bakat-bakat, kelemahannya, dll., dengan harapan dapat diperhatikan secara maksimal selama
proses pembelajaran di sekolah. Guru menyadari sungguh bahwa peran dan tanggung jawab mereka amat besar, bahkan melihat tugas keguruan sebagai
sebuah “panggilan” untuk mengabdi dan menjadi “orang tua kedua” bagi peserta didik; anak-anak mereka.
b Menguasasi teori belajar dan prinsip
‐prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran yang bervariasi. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
58
71
Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan
pembelajaran, Guru memakai berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta
didik, Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
Guru memperhatikan respon peserta didik yang belumkurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan, tampak bahwa selama proses pembelajaran,
suasana yang diciptakan sungguh menyenangkan dan kondusif. Partisipasi aktif dari peserta didik sangat maksimal. Menurut penulis, hal tersebut
mengindikasikan penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran yang baik oleh guru tersebut. Bahkan dalam kelas yang diteliti, ada seperangkat alat band
yang tertata rapi di bagian belakang tempat duduk peserta didik. Menurut guru yang mengampu kelas tersebut, alat band itu dimainkan sesekali untuk memberi
variasi dan kegembiraan bagi peserta didik, terutama ketika pembelajaran tampak mulai membosankan dan kurang optimal lagi. Yang memainkan alat-alat musik
band itu adalah warga kelas tersebut. c
Pengembangan kurikulum.
59
72
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkupan pembelajaran. Guru
memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik:
Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, Guru merancang RPP yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar
tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan, Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran, Guru memilih materi pembelajaran yang: sesuai dengan tujuan pembelajaran,
tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dapat dilaksanakan di kelas dan sesuai dengan konteks kehidupan sehari
‐ hari peserta didik.
RPP sebagai panduan kegiatan pembelajaran telah dibuat dengan berpedomankan silabus serta kompetensi yang hendak dicapai. Guru juga mengembangkannya
dengan sangat kreatif terutama menyangkut model dan strategi pembelajaran yang efektif, demi mencapai tingkat keberhasilanketuntasan yang maksimal dari
peserta didik. d
Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun
dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai
60
73
dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran: Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
disusun secara lengkap. Guru melaksanakan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan,
Guru mengkomunikasikan informasi baru misalnya materi tambahan sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik dengan bijak, Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari ‐hari peserta didik,
Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai demi mempertahankan perhatian peserta didik,
Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi sehingga semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif dan optimal,
Guru mampu menggunakan ternologi audio‐visual untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik.
61
74
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik adalah perhatian utama seorang guru. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pembelajaran yang membuat peserta
didik menikmati proses pembelajaran, aktif mencari, memecahkan masalah dan mampu merumuskan sesuatu. Guru bertindak sebagai fasilitator, pendamping
yang meluruskan jalan dan membantu mencerahkan permasalahan. Peserta didik tidak dididik untuk bergantung sepenuhnya pada guru tetapi mereka dilatih dan
dibimbing untuk mandiri. Selama proses pembelajaran yang diamati dan wawancara dengan guru yang bersangkutan, kesan tentang hal di atas sangat kuat.
Peserta didik diberi ruang seluas-luasnya untuk mengeksplorasi diri dan kemampuan mereka. Guru mencerahkan dan mengarahkan serta meluruskan.
Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran juga menjadi hal yang menonjol dalam proses pembelajaran di SD Marsudirini. Komputerinternt
diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif-konstruktif antara guru, peserta didik, dan bahan belajar
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan atas proses pembelajaran di dua kelas itu menunjukkan
bahwa bila pembelajaran dilakukan dengan dukungan media komputer dan internet yang dikemas dengan baik dan bijak, akan membuat pembelajaran menjadi sangat
menyenangkan dan optimal. Di sini memang dituntut kemampuan guru untuk menggunakan media tersebut dengan bijak, agar tujuan pembelajaran dapat berhasil
dengan maksimal dan hal-hal negatf yang sering tersertakan dalam media tersebut dapat disaring dan disingkirkan.
e
Pengembangan potensi peserta didik.
62
75
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangannya melalui program pembelajaran yang
mendukung mereka mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan
potensi mereka: Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap
setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing
‐masing.
Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola serta cara
belajarnya masing ‐masing, dan mengidentifikasi dengan benar tentang bakat,
minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.
Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
Guru berperan memfasilitasi pengembangan seluruh potensi peserta didik melalui proses pembelajaran yang terjadi. Menurut penulis, suatu konsep pendidikan yang
keliru adalah ketika guru melihat peserta didik sebagai kertas putih bersih tak bertulis, dan melalui pendidikanpembelajaran, guru menulis pada kertas itu.
Maka yang terjadi adalah guru aktif dan menjadi satu-satunya sumber
63
76
pengetahuan, sedangkan para peserta didik pasif, hanya sebagai penerima pengetahuan. Kesadaran baru telah muncul, terutama dengan begitu kuatnya
pengaruh filsafat konstruktivisme dalam dunia pendidikan, yaitu bahwa dalam proses pembelajaran guru sebagai pendamping dan fasilitator pengembangan
seluruh potensi peserta didik. Hasil pengamatan dan wawancara, tampak bahwa hal di atas telah
diperhatikan dengan baik. Anak-anak diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, guru mengarahkan, mencerahkan,
meneguhkan dan meluruskan.
f Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang
lengkap dan relevan ketika berhadapan dengan komentar atau pertanyaan peserta didik:
Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka sendiri.
Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi pertanyaantanggapan tersebut.
64
77
Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan
pada peserta didik Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik, lalu meluruskan dan melengkapi bila perlu.
Dari pengamatan dan wawancara, semua berkesadaran bahwa berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada peserta didik sangat dituntut dari seorang
guru. Kesadaran bahwa guru sebagai figur yang diteladani dan mengemban tanggung jawab sebagai “orangtua kedua” bagi peserta didik, dengan sendirinya telah
mendorong guru untuk dapat berkomunikasi dengan baik, selalu dapat mengontrol diri terutama bila sedang dirundung masalah agar tidak berdampak buruk bagi proses
pembelajaran.
g Penilaian dan Evaluasi.
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil
belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Beberapa hal penting yang menunjukkan
bahwa guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya, yaitu:
65
78
Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat
pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topikkompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing ‐masing
peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. Guru menggunakan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. Guru memanfatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, dan materi tambahan.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan, tampak bahwa guru selalu memantau perkembangan dan tingkat ketuntasan pembelajaran para
peserta didik. Untuk maksud itu, guru secara teratur melakukan evaluasi. 2.
Kompetensi Kepribadian Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kemampuan kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, bijaksana, berwibawa,
berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mampu mengevaluasi kinerja sendiri, dan selalu mengembangkan diri secara berkelanjutan.
66
79
Hal ini dipertegas ladi dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru, sebagai berikut:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional,
dan menghargai peserta didik tanpa membedakan latar belakangnya. b.
Menampilkan diri dan berperi laku sebagai pribadi yang jujur, tegas, manusiawi, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa. d.
Menunjukkan etos kerja, bertanggung jawab, bangga menjadi guru, percaya diri, dapat bekerja secara mandiri dan profesional serta menjunjung tinggi kode etik
profesi guru.
Kompetensi kepribadian guru adalah hal yang mesti diperhatikan, meskipun kenyataanya, upaya pengembangan profesi guru yang berkaitan dengan penguatan
kompetensi kepribadian masih terbatas, dan cenderung lebih mengutamakan pengembangan kompetensi pedagogik dan akademik.
Mengenai kompetensi kepribadian ini, pihak manajemen SD Marsudirini, sudah dari tapap perekrutan tenaga pendidik, mempunyai kebijakan yang
berpedomankan pada regulasi kompetensi kepribadian dan juga nilai-nilai kemarsudirinian sebagai kekhasan lembaga pendidikan tersebut. Selanjutnya para
pendidik dan semua yang terlibat dalam proses pendidikan di lembaga pendidikan tersebut selalu ada kegiatan rutin, yang melaluinya diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas kepribadian mereka, misalnya kegiatan rekoleksi, ret-ret, ziarah dan camping
rohani.
67
80
3. Kompetensi Sosial
. Kompetensi sosial guru berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
berkomunikasi dengan masyarakat di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal guru. Dalam bermasyarakat, peran dan cara berkomunikasi seorang
guru tentulah memiliki perbedaan dengan orang lain yang bukan guru. Seorang guru adalah tokoh yang mengemban tugas untuk membina dan membimbing masyarakat
agar memiliki norma yang baik. Itulah sebabnya misi yang diemban guru sebenarnya adalah misi kemanusiaan. Satori 2009:215 mengemukakan bahwa kompetensi
sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Seorang guru selalu terkait dengan situasi sosial di masyarakat yang bersifat kompleks. Peran dan fungsi guru di masyarakat,
sbb.: 1.
Sebagai motivator dan inovator. Dalam pembangunan pendidikan untuk
mencerdaskan masyarakat, guru senantiasa memberi motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan ikut serta menyukseskan program wajib
belajar. 2.
Pionir pendidikan. Guru merupakan perintis dan pelopor pendidikan dan yang senantiasa aktif dalam memajukan pendidikan.
3.
Penelitian dan pengkaji ilmu pengetahuan. Guru dituntut untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pendidikan dan berusaha mencari
solusinya.
68
81
4.
Pengabdian sosial. Guru perlu melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
yang sesuai dengan dunia pendidikan terutama dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara serta informasi dari kepala sekolah bahwa guru-guru yang mengabdi di SD Marsudirini Yogyakarta adalah
guru-guru yang memiliki kompetensi sosial yang baik, bahkan di atas rata-rata. Sebagian besar dari mereka adalah pengurus gereja yang aktif, dan dalam masyarakat
mereka juga memegang tanggung jawab tertentu. 4.
Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran dengan baik, selalu meng-up date, dan menguasai materi pelajaran.
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek Kompetensi Professional adalah sebagai berikut : a. dalam menyampaikan pembelajaran guru
menjadi salah satu sumber materi yang tidak pernah kering. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh peserta didik sebagai suatu seni pengelolaan proses
pembelajaran. Hal tersebut diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tinggi, b. keaktifan peserta didik harus selalu diciptakan dan
berkelanjutan dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong peserta didik untuk bertanya,
mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar, c. guru harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sesuai ilmu
69
82
keguruan, misalnya bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan prinsip-prinsip lainnya.
Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakannya sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir soal secara benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi
peserta didik untuk terus belajar. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, dapat dikatakan bahwa guru
telah menampilkan kompetensi professional selama pembelajaran dengan baik dan maksimal.
c. Penanaman Dan Pengembangan Nilai