terlebih dahulu. 2.
Tempat untuk penelitian yang jauh sehingga peneliti hanya memantau lewat media social atau jejaring sosial, serta waktu untuk penelitian yang
terbatas dengan alasan kelas XII mulai memasuki masa Try Out. 3.
Sulitnya mencari sampel siswa karena beberapa sekolah tidak mau meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dengan alasan fokus ujian.
C. Saran
Berikut ini dikemukakan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait sesuai dengan hasil penelitian
1. Pihak SekolahGuru Pembimbing
Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa masih ada beberapa siswa yang memiliki kematangan karier yang rendah meski
semua aspek berada dalam kategori tinggi, serta ditemukan item yang memiliki nilai paling rendah. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pihak
sekolah diantaranya: a.
Alangkah baiknya sekolah memiliki guru bimbingan dan konseling, supaya peserta didik mendapatkan layanan dan bimbingan sesuai
dengan kebutuhan siswa di sekolah. b.
Apabila tidak memiliki guru pembimbing di sekolah, setidaknya wali kelas dibekali kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan,
sehingga mampu mengatasi permasalahan siswa yang terjadi di sekolah.
2. Siswa SMK 1 Linggang Bigung
Untuk siswa SMK 1 Linggang Bigung maupun siswa pada sekolah lainnya,alangkah baiknya para siswa lebih terbuka dalam mengisi
kuesioner, karena penelitian yang dilakukan juga bermanfaat bagi siswa dan sekolah sebagai koreksi ataupun masukan agar pelayanan bimbingan
dapat berjalan lebih baik lagi. 3.
Peneliti lain a.
Meninjau kuesioner dengan teliti terutama dalam penggunaan bahasa sehingga mudah untuk dipahami.
b. Melakukan triangulasi dengan menggunakan teknik observasi serta
wawancara untuk menguatkan hasil penelitian. c.
Menentukan tempat dan waktu penelitian secara tepat, agar tidak memakan waktu yang lama dan mudah dijangkau.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
. Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furchan, Arief H. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Gonzalez, Manuel Alvarez 2008. Career Maturity: A Priority for Secondary Education.Electronic Journal of Research in
Educational Psychologi No. 16 Vol. 6 3. 2008.p. 749-772.
Manrihu, Mohamad Thayeb. 1988. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir
. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Powel, Darrell F and Luzzo, Darell Anthony. 1998. Evaluating Factors
Associated with the Career Maturity of High School Student. The Career Development Qarterly
Vol. 47 Iss. 2 Desember 1998.p. 145
Prayitno Amti, Erman.2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Smedley, et. al. 2003. Differences in Career Maturity among Adjudicated and Nonadjudicated Male Student with and without
Disabilities. Journal of Employment Counceling September 01, 2003.p. 110.
Student Counseling Services, Illinois State University. 2005 An equal OpportunityAffirmative
Action University
Encouraging Diversity.
DiaksesHttp.www.counseling.ilstu.educareerdecison handout.shtml. pada tanggal 30 mei 2016.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R D . Bandung: CV. Alfabeta
Suwi Wahyu, Utami. 2012. Peningkatan Kematangan Karier Melalui Konseling Kelompok pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK
Muhammadiyah 1 Yogyakarta . S1 thesis, Universitas Negeri
Yogyakarta. Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan konseling di
Institusi Pendidikan . Yogyakarta: Media Abadi
Zunker, Vernon G. 1986.Career Conseling, Aplied Concept of Live Planning Second Edition
. Belmont: California PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I
Surat Ijin Penelitian