13
cukup membantu dalam memperoleh penambahan data yang berhubungan dengan Kesultanan Sambas.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil keputusan bahwa penelitian karya ilmiah Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732 berbeda
dengan karya ilmiah lainnya. Dalam penulisan ini ingin menjelaskan bagaimana proses Islamisasi bisa terjadi melalui teori integrasi yang kemudian menghasilkan
proses akulturasi budaya lokal dengan budaya asing. Melalui penelitian ini bisa diketahui bahwa proses masuknya Islam di Sambas berlangsung cukup lama.
G. Landasan Teori
Perubahan dalam suatu masyarakat sedikit banyak akan dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan asing. Perubahan merupakan sebuah simbol kehidupan
yang tidak berhenti di dunia sehingga semua yang ada akan terkena hukum perubahan, baik yang bergerak linier terbentuk karena adanya variabel terikat
dengan variabel bebas hubungan maupun yang bergerak secara sirkular terbentuk karena adanya gerakan yang dilakukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi
ini akan memasuki semua ruang kehidupan manusia di dalam segala sisinya, seperti yang berhubungan dengan persoalan ekonomi, politik, sosial, maupun
budaya. Dalam buku yang berjudul
“Integrasi Nasional: Teori, Masalah, dan Strategi” karangan Saafroedin Bahar dan A. B. Tangdililing dijelaskan dengan
gamblang bahwa integrasi merupakan suatu proses sehingga faktor-faktor yang di tekankan bukan hanya fak-faktor yang mempengaruhi proses integrasi saja,
14
melainkan juga bahkan terutama bagaimana faktor-faktor yang ada dalam masyarakat itu menentukan proses tersebut. Tujuan bukanlah unsur yang dilihat
dalam prosesnya, melainkan bagaimana prosesnya berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan itu bisa berada dalam berbagai segi
kehidupan yang dimiliki manusia
7
. Hal ini kemudian diperkuat dalam Islam dan Masalah Integrasi dipaparkan
oleh A. Rahman Zainuddin yang menjelaskan integrasi berasal dari bahasa Latin integer berarti keseluruhan. Integrasi merupakan bagian-bagian, unsur-unsur,
faktor-faktor, atau perincian-perincian yang telah digabungkan dalam bentuk yang demikian intimnya sehingga menimbulkan suatu keseluruhan yang sempurna.
Biasanya menunjukkan adanya suatu pembauran dan penggabungan yang menyeluruh dari hal-hal yang khusus sehingga masing-masing telah kehilangan
jati diri yang khas. Integrasi dapat dikaji dari segi tujuan, konsensus, atau budaya politik. Selain itu, dianggap sebagai suatu proses dan bukan sebagai suatu yang
konstan. Agama dan ideologi hanyalah salah satu aspek saja dari proses integrasi, namun ia dapat menjadi aspek yang kuat dan menentukan
8
. Akulturasi, dalam bahasa Inggris disebut acculturation atau culture contact,
memiliki arti yang cukup banyak di kalangan antropolog. Berdasarkan pemahaman yang cukup banyak itu, dapat disimpulkan bahwa akulturasi
merupakan sebuah konsep mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari
7
Saafroedin Bahar, A. B. Tangdililing, Integrasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996, h. 6.
8
Ibid., h. 97.