Letak Wilayah Kesultanan Sambas

35 masyarakat yang sudah memeluk Islam jauh sebelum Sultan dan keluarga Kesultanan memeluk Islam. Masyarakat ini kebanyakan memeluk Islam karena sudah menikah dan hidup berbaur dengan para pedagang dari Arab, Gujarat, Brunei, dan Banjar. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa rakyat yang menolak masuknya Islam. Adanya aksi penolakan ini dikarenakan terdapat aturan Islam yang mereka anggap bertentangan dengan tradisi yang telah dijalani jauh sebelum agama-agama luar mulai masuk dan berkembang di daerah Sambas. Berkembangnya Islam di daerah Sambas sangat mempengaruhi perkembangan Islam di daerah lainnya. Saat Islam mulai masuk di daerah Sambas, Kerajaan Hindu masih berkuasa dan masih di perintah oleh seorang Ratu dengan gelar Ratu Sepudak. Ratu Sepudak merupakan keturunan Majapahit terakhir yang berkuasa sebelum menyerahkan kerajaan kepada Raja Tengah. Raja Tengah merupakan anak dari Sultan Brunei, Sultan Muhammad Hasan 1582- 1598 yang dikeluarkan dari negeri Brunei oleh abangnya Sultan Abdul Jalilul Akbar karena perebutan kekuasaan ke daerah Serawak dengan ditemani seribu orang Sakai hulubalang, prajurit yang berasal dari suku Kedayan dan pulau Bunut. Selain para Sakai, Raja Tengah juga ditemani oleh orang-orang pembesar dan pemuda-pemuda yang akan menjadi pejabat penting, serta yang sudah menikah berangkat beserta keluarga mereka 37 . Para pengikut Raja Tengah ini kemudian menjadi cikal bakal dari orang Melayu di Serawak dan membaur dengan orang Melayu dari keturunan Abang Gulam 38 . 37 Ibid., h. 28-29. 38 Abang Gulam adalah seorang pedagang Melayu dari Minangkabau, Sumatera Barat yang bermukim di Kampung Beladin, Saribas, ibid., h. 29. 36 Setelah sampai di daerah Serawak, hal yang pertama dibangun adalah istana, lapau balai pertemuan, bangunan pemerintahan dan rumah-rumah pengikutnya di luar istana. Kemudian Raja Tengah melantik para pengiringnya menjadi pembesar negara untuk menjalankan roda pemerintahan hingga tahun 1841. Beranjak dari sinilah, petualangan Raja Tengah berlanjut ke daerah Johor hingga ke daerah Matan Sukadana. Di Sukadana, di bawah kekuasaan Panembahan Giri Mustika yang kemudian bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin, Raja Tengah banyak belajar dan memperdalam pengetahuan ilmu Islam kepada Syech Syamsuddin dan telah memeluk Islam. Oleh karena memiliki perilaku yang baik dan disukai oleh rakyatnya, Sultan Muhammad Syafiuddin menikahkan adiknya Ratu Surya Kesuma dengan Raja Tengah. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai lima orang anak dengan nama Raden Sulaiman, Raden Badaruddin, Raden Abdulwahab, Raden Rasymi Putri dan Raden Ratnawati 39 . Berada cukup lama di Sukadana, Raja Tengah bersama istrinya meminta izin untuk tinggal di daerah Sambas. Jauh sebelum tinggal di Sukadana, Raja Tengah sering mendengar jika Sambas dengan rajanya Ratu Sepudak merupakan negeri yang kaya akan emas dan Kota Lama merupakan bandar yang ramai dikunjungi para pedagang. Atas izin dari Sultan Muhammad Syafiuddin, rombongan Raja Tengah menggunakan 40 buah kapal yang telah dipersenjatai berlayar menyusuri pantai utara yang kemudian masuk ke sungai Sambas Besar dan berhenti di suatu tempat yang bernama Kota Bangun. Tidak lama setelah Raja Tengah tiba di Sambas, 39 Ibid., h. 30-32. 37 Ratu Sepudak wafat. Di Kota Bangun inilah mereka membangun sebuah perkampungan karena tidak jauh dengan ibukota Kerajaan Sambas, Kota Lama. Selain itu, di Kota Bangun juga dijadikan tempat untuk mengembangkan Islam yang kemudian banyak menarik rakyat untuk menganut Islam dalam waktu singkat. Oleh karena memiliki hubungan yang baik dan menetap sudah cukup lama, Raja Tengah kemudian meminangkan anaknya Raden Sulaiman dengan Puteri Mas Ayu Bungsu, anak kedua Ratu Sepudak yang dikabulkan oleh Ratu Anom Kesuma Yuda. Setelah disetujui, maka digelarlah pernikahan yang menggunakan istiadat raja-raja. Selesai melangsungkan acara pernikahan anaknya, sambil beristirahat Raja Tengah ada keinginan untuk pergi berlayar ke Serawak 40 . Dengan meninggalnya Ratu Sepudak, berdasarkan wasiatnya Pangeran Prabu Kencana dinobatkan menjadi Ratu dengan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda. Hal ini terjadi dikarenakan Ratu Sepudak mempunyai dua orang anak yang sulung bernama Putri Mas Ayu Anom yang dinikahkan dengan keponakannya yang bernama Pangeran Prabu Kencana yang ditetapkan sebagai pewaris tahta. Putri Ratu Sepudak lainnya, Puteri Mas Ayu Bungsu dinikahkan dengan Raden Sulaiman 41 . Setelah satu tahun pernikahan, Raden Sulaiman dikaruniai seorang anak laki-laki dengan nama Raden Bima. Oleh karena rasa kepercayaan terhadap adik 40 Ibid., h. 32-33. 41 Ibid., h. 34.