18
H. Metode Penelitian
Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732, merupakan gambaran umum yang ingin dijelaskan dalam tulisan karya ilmiah ini. Sejauh ini
belum diketahui secara pasti apa yang melatarbelakangi peran dan perkembangan agama Islam di Sambas. Berdasarkan hal inilah penelitian dilakukan agar
diketahui secara pasti apa yang menyebabkan berkembang dan memiliki peranan yang besar di Sambas.
Penelitian ini dilakukan di Kesultanan Sambas. Selain itu, penelitian ini memiliki nilai orisinalitas tersendiri, dikarenakan penelitian difokuskan pada
sejarah peran dan perkembangan Islam di Sambas. Penelitian ini hanya akan membatasi ruang lingkup Sambas saja, dengan harapan agar hasil karya ini
menjadi lebih tajam dalam penjelasannya. Masuk dan berkembangnya Islam di Sambas memiliki peranan yang tinggi terhadap penyebaran agama dan memiliki
nilai historis yang tinggi. Berikut ini metode penelitian yang digunakan untuk mempermudah proses tulisan, di antaranya adalah sebagai berikut:
Metode Historis
Metode historis merupakan salah satu dari jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif
dengan mengumpulkan, menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, seringkali
dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis, seorang ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai
19
peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan.
Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa
lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber- sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut
14
.
Metode Deskriptif
Metode deskriptid merupakan salah satu jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi actual secara rinci
yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi
dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang. Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk
melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan
hanya menjabarkan analitis, akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasisfikasi, tetapi juga organisasi. Metode penelitian deskriptif pada
14
http:www.pengertianpakar.com ”Pengertian Metode Penelitian, Jenis dan Contohnya” dalam M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Penerbit Ghalia: Jakarta. DMCA.com. Diunduh pada tanggal 14 September 2016.
20
hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah
15
.
• Pengumpulan Data
Dalam setiap penulisan karya ilmiah, seorang sejarawan tidak bisa lepas dari yang namanya data dan fakta sejarah. Perlu adanya sebuah penelitian agar proses
pengumpulan data baik berupa data primer ataupun sekunder. Beberapa metode yang sering dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan data, di
antaranya adalah dengan menggunakan studi wawancara dan studi pustaka. Wawancara dilakukan terhadap nara sumber yang mengerti mengenai proses
masuk dan berkembangnya Islam di Kesultanan Sambas, seperti keluarga Kesultanan yang hingga kini masih berdomisili di Sambas dan menjadi penjaga
Istana Kesultanan Sambas. Studi ini dilakukan dengan harapan bisa mendapatkan data-data primer.
Studi Pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat
memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Untuk melakukan studi pustaka, perpustakaan merupakan suatu
tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan
15
Ibid.
21
untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan
16
. Metode lain yang dapat menunjang penulisan adalah dengan adanya data dokumentasi berupa
foto, naskah, arsip akan digunakan untuk menyelesaikan penulisan.
I. Sistematika Penulisan
Dalam mempermudah pemahaman mengenai hasil penelitian skripsi ini, maka akan dijelaskan beberapa bagian sub-sub bab yang isinya sebagai berikut:
Bab I akan menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, landasan
teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II pada bagian ini akan menjelaskan mengenai Sambas Sebelum Islam
Masuk. Bab III pada bagian ini akan menjelaskan mengenai Sambas Sesudah Islam
Masuk. Bab IV merupakan penutup dari bagian skripsi ini. Bab ini akan
menjelaskan mengenai kesimpulan dari semua pertanyaan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya.
16
https:april04thiem.wordpress.com20101112Studi-Kepustakaan. Diunduh pada tanggal 1 Juni 2015.
22
BAB II SAMBAS SEBELUM ISLAM MASUK
A. Gambaran Umum
Daerah Sambas sudah sejak lama dikenal seperti sekarang. Hal ini terbukti dengan disebutkannya nama Sambas pada masa kekuasaan Kerajaan Majapahit
dibawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada di dalam buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365. Di
dalam Pupuh XII di sebutkan bahwa: Lwas dengan Samudra serta Lamuri Batam, Lampung dan juga Barus
itulah terutama negara Melayu yang t’lah tunduk. Negara-negara dipulau Tanjungpura: Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin,
Sambas, dan Lawai
17
. Selain itu, dalam catatan Kerajaan Majapahit dan kronik-kronik Cina tertulis
mengenai sejarah purba Sambas, disebutkan juga bahwa Sambas sudah ada sejajar dengan kerajaan-kerajaan di Kalimantan, Jawa, Sumatera, Malaka, Brunei dan
Kekaisaran Cina pada abad ke-13 M dan ke-14 M
18
. Meskipun demikian dalam catatan Negara Kertagama, Pupuh XIII, disebutkan bahwa pada masa kejayaan
Kerajaan Majapahit telah menguasai seluruh wilayah Nusantara, termasuk Kerajaan Sambas di pulau Kalimantan. Selain menguasai kerajaan-kerajaan yang
telah ditaklukkan, Kerajaan Majapahit juga mengirimkan keturunan dan keluarga raja beserta prajuritnya sambil mengembangkan agama dan kebudayaan Hindu-
17
Ansar Rahman, dkk, Kabupaten Sambas – Sejarah Kesultanan dan Pemerintah Daerah.
Pontianak: Taurus-Semar Karya, 2001, h. 9.
18
Ibid., h.12.
23
Budha. Namun, tidak banyak ditemukan peninggalan-peninggalan para raja zaman itu karena memang sulit untuk dibuat dan mudah hancur oleh air dan
lumpur. Arca yang ditemukan di Sambas terbuat dari emas, dengan memiliki 9 arca agama Hindu-Budha yang tersimpan di British Museum London
19
. Pada masa kekuasaan Majapahit, para prajurit dan keturunan raja hidup
membaur dengan masyarakat asli yang kemudian membentuk sebuah kerajaan yang kuat dengan ratunya berasal dari hasil perkawinan dengan masyarakat asli
tersebut. Setelah berkuasa cukup lama, ratu kerajaan meninggal dunia yang kemudian di gantikan oleh Tang Nunggal dengan berhasil menyingkirkan putra
mahkota. Dengan memerintah kerajaan dengan kekuasaan yang kejam, bengis, dan tidak berperikemanusiaan. Bahkan anak-anaknya, Bujang Nadi dan Dare
Nandung dikubur hidup-hidup di bukit Sebedang karena berniat kawin
20
. Hukum karma berlaku pada kekuasaannya, Tang Nunggal akhirnya meninggal dalam
keadaan yang mengenaskan. Setelah meninggalnya raja Tang Nunggal, kini Putera Mahkota yang tersingkir muncul dan mengambil alih kendali
pemerintahan. Dari raja inilah kemudian yang menurunkan raja-raja Sambas berikutnya sampai kepad
a
Ratu Sepudak
21
. Jauh sebelum Tang Nunggal sampai ke Ratu Sepudak berkuasa, pada tahun
1364 di bawah kekuasaan Raja Cananegara datang menggunakan kapal yang berisi prajurit Majapahit dalam jumlah besar dibawa ke Sambas dan mendarat di
19
Ibid., h.13.
20
Kisah Bujang Nadi dan Dare Nandung menjadi kisah sastra rakyat Sambas.
21
Ansar Rahman, dkk, op. cit., h. 14.