Identifikasi Masalah Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600-1732.
11
mengenai Sambas. Namun, secara keseluruhan beberapa buku tersebut hanya menceritakan gambaran umum perkembangan Islam di Kalimantan Barat,
khususnya mengenai masuknya agama Islam di Sambas. Buku tersebut antara lain Kabupaten Sambas - Sejarah Kesultanan dan
Pemerintah Daerah yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata PEMDA Kabupaten Sambas dan disusun oleh Drs. Ansar Rahman, dkk. Dalam buku ini pada bagian
pertama berbicara mengenai Kesultanan Sambas. Bagian pertama ini dibagi dalam empat Bab, di mana Bab I dan II membahas mengenai sejarah purba negeri
Sambas yang menjalin hubungan dengan Brunei, Serawak, dan Sukadana. Sedangkan Bab III dan IV membahas mengenai masa kejayaan Kesultanan
Sambas yang dimulai dari Sultan pertama hingga Sultan ke-15. Pada bagian kedua berbicara mengenai perjuangan rakyat Sambas melawan penjajah. Bagian kedua
buku ini dibagi dalam dua Bab, di mana Bab V dan VI membahas mengenai perjuangan rakyat Sambas dalam menghadapi masa penjajahan Belanda, masa
pendudukan Jepang hingga mempertahankan kemerdekaan sewaktu melawan Belanda atau NICA pada tahun 1945-1950. Pada bagian ketiga berbicara
mengenai Pemerintahan Daerah Kesultanan Sambas. Bagian ketiga buku ini dibagi dalam tiga Bab, di mana pada Bab VII, VIII, dan IX membahas mengenai
pertumbuhan dan perkembangan Pemerintah Kabupaten Sambas dari tahun 1950- 2001.
Dalam buku ini data-data yang tersedia hanya sebatas pada ungkapan sejarah dalam perkembangan kerajaan, Kesultanan, dan pemerintah daerah.
Banyak tulisan yang telah diterbitkan mengenai Sambas, namun masih dirasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tidak begitu lengkap untuk menjelaskan dengan lebih rinci mengenai sejarah Sambas. Selain itu, masih banyak dokumen dan catatan mengenai sejarah Sambas
tidak bisa dicantumkan semua dan tidak lengkap di dalam buku ini. Meskipun demikian terdapat juga data-data yang cukup membantu dalam penulisan
mengenai Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732. Buku lain yang digunakan ialah Borneo Bagian Barat - Geografis, Statistis,
Historis 1856 jilid 2 yang ditulis oleh P. J. Veth. Buku ini dibagi dalam tiga bagian buku. Bagian pertama adalah buku IV yang membahas mengenai
pemulihan dan organisasi kekuasaan Belanda yang terjadi pada tahun 1818-1823. Bagian kedua adalah buku V yang berbicara mengenai orang-orang Dayak dan
hubungan-hubungan kekuasaan Belanda dengan daerah-daerah hulu negara- negara hulu. Pada bagian ini banyak membahas mengenai agama, kebiasaan
orang Dayak dan hubungan mereka dengan Melayu. Setelah itu terdapat kekuasaan-kekuasaan Belanda di tanah hulu Kapuas dalam mengembangkan
organisasi dan pengetahuan mengenai Borneo. Pada bagian buku VI berbicara mengenai kurun waktu kelalaian. Dalam bagian ini membahas mengenai Matan
dan Sukadana, Mempawah, Tayan, Sambas, Brunei, Landak, Kubu, dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga pengaruh Singapura dan Serawak, kesulitan menghadapi
orang-orang Cina, kedatangan Komisaris Perancis dan pendeta-pendeta Amerika di Pantai Barat Borneo.
Dalam buku ini tidak terlalu membahas mengenai sejarah masuknya agama Islam di Sambas dengan rinci. Selain itu, bahasa yang digunakan cukup sulit
dipahami karena hasil terjemahan yang kurang baik. Meskipun demikian, buku ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
cukup membantu dalam memperoleh penambahan data yang berhubungan dengan Kesultanan Sambas.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil keputusan bahwa penelitian karya ilmiah Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat 1600 - 1732 berbeda
dengan karya ilmiah lainnya. Dalam penulisan ini ingin menjelaskan bagaimana proses Islamisasi bisa terjadi melalui teori integrasi yang kemudian menghasilkan
proses akulturasi budaya lokal dengan budaya asing. Melalui penelitian ini bisa diketahui bahwa proses masuknya Islam di Sambas berlangsung cukup lama.